Chapt 4

1.4K 218 28
                                    

...

"Terima kasih" ucap Taehyung kaku saat Tzuyu baru saja memasuki dapur, gadis itu tertawa kecil.

"Ku tebak, ini pertama kalinya kau tidur satu ranjang dengan seorang wanita." Tebak Tzuyu dengan wajah jahil. Padahal ini juga pertama kalinya untuk Tzuyu tidur satu ranjang dengan lelaki. Heii, kalian tidak lupakan bagaimana over protective-nya sang Ayah. Jadi mana mungkin dia tidur dengan pria asing.

Ini bisa menjadi pengalaman luar biasa untuknya. Dia tidur satu ranjang dengan laki-laki yang berorientasi menyimpang. Bagaimana jika teman-temannya di Korea tahu? Mungkin mereka akan menganggapnya aneh atau justru mentertawakannya. Atau yang lebih buruk, dia disuruh banyak-banyak berdoa.

"Kau tahu sendiri bukan. I'm Gay." Jawab Taehyung. Tzuyu terdiam, bukan karna perkataan Taehyung yang kembali mengatakan dirinya gay. Tapi, otaknya kini sibuk memutar kejadian kemarin. Dimana lelaki itu yang terlihat ketakutan dengan suara petir. Lelaki itu bahkan merancau minta tolong.  Dia juga ingat bagaimana tubuh Taehyung bergetar sambil menangis sedih. Tangisan Taehyung terdengar memilukan, membuat siapapun yang mendengarnya akan tahu bahwa kesedihan itu benar-benar menyakitinya.

"Kim, kau takut petir?" Tanya Tzuyu hati-hati. Dia takut dengan reaksi Taehyung dan benar lelaki itu saat ini tengah duduk terdiam. Terlihat seperti enggan untuk menjawabnya.

"Ya. Aku trauma pada petir." Jawabnya pelan, setelah terdiam cukup lama. Tzuyu mengangguk, itu pasti ada hubungannya dengan masa lalu lelaki itu. Trauma yang dirasakan Taehyung begitu dalam, hatinya tersentuh membayangkan bagaimana menderitanya pria itu selama ini. Pasti tidak mudah menjalani hari dengan trauma dimasa lalu yang bisa datang kapan saja dan menghantui kembali.

"Kau selalu seperti itu saat mendengar suara petir? Menenangkan dirimu dengan obat anticemas? Kau bisa overdosis jika diminum terus menerus tanpa pengawasan dokter."

"Lalu aku harus bagaimana? Hanya obat itu yang bisa membuatku tenang!" Kata Taehyung frustasi. Suaranya bahkan terdengar naik satu oktaf, sesuatu yang jarang terjadi karna biasanya lelaki itu selalu menjawab dengan tenang.

"Kau tidak berusaha pergi ke psikiater??" Tzuyu kembali bertanya, ia masih penasaran dengan fakta yang baru di dengarnya.

"Ak-aku takut." Jawab Taehyung gugup.

"Apa yang perlu ditakutkan Kim Taehyung? Ini demi kebaikanmu sendiri, mereka bisa membantumu mengatasi masalahmu ini. Kau mau sembuh, bukan? Okey, kalo kau masih belum mau pergi ke psikiater. Maka mulai sekarang aku akan  berusaha melakukan segala cara agar kau sembuh. Kau, jangan coba-coba menolak semua caraku." Tegas Tzuyu.

"Tap-"

"Percayalah padaku. Kau akan sembuh! Tapi berjanjilah bahwa kau sendiri akan berusaha untuk sembuh. Tanpa niat dan tekadmu sendiri, semua yang kulakukan nantinya akan sia-sia." Jelas Tzuyu, "Apa kau yakin?"

"Kenapa? Kau tidak yakin? Atau tidak mau sembuh?" Manik mata gadis itu menatap Taehyung dalam, "A-ku tidak tahu." Ucapnya gugup.

"Kau tidak tahu? Taehyung, begini aku jelaskan padamu kesembuhanmu tergantung pada dirimu sendiri. Jika memang kau mau sembuh maka kau harus yakin dengan dirimu sendiri. Belajarlah percaya bahwa kau bisa melewati ini semua."

First step! Batin Tzuyu.

*❄*

Tzuyu memasuki kamar Taehyung. Bau maskulin memenuhi indra penciuman milik gadis itu. Jika kamar milik Tzuyu bernuansa ungu. Maka, milik Taehyung kebalikannya. Abu-hitam. Lelaki sekali bukan?

Edelweis | TAETZU |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang