Tzuyu menarik lengan Jimin, dia mengajak pria itu pergi sebelum Taehyung menemukan keberadaan mereka. "Tzu, apa-apaan jangan seret aku sembarangan!" Protes Jimin sambil menahan malu karena menjadi pusat perhatian orang-orang dikampusnya.
"Bisa kau tutup mulutmu sebentar?" Tegur Tzuyu sambil terus menarik tangan Jimin tak memperdulikan celotehan yang keluar dari mulut pria itu. Mereka berjalan ke area parkir kampus, "Katakan dimana mobilmu!" Perintah Tzuyu membuat Jimin mendesis sebal, sekarang dia sudah seperti seorang budak. "Disana..." pria itu berjalan mendahului Tzuyu menuju Audi R8 berwarna putih miliknya.
"Damn, you're a rich kid!" ucap Tzuyu tak percaya, Jimin hanya memutar bola matanya malas. "What do you think? Aku bisa kuliah disini bukan karena otakku." Ucap Jimin kesal.
"Oh pantas!" Cibir Tzuyu sebelum masuk kedalam mobilnya dengan santai, "Dasar gadis tidak tahu diri." Jimin mengumpat dalam hati.
"Sekarang mau kemana?" Tanya Jimin ketika dia sudah masuk mobil dan duduk dibelakang setir kemudinya, "Jangan bawa aku ke flat mu, ingat aku tahu apa yang ada diotak kecilmu itu."
"Oh, inikah cara orang meminta bantuan dengan benar?" Sindir Jimin dengan ekspresi wajah pura-pura tersakiti, "Cepat bawa aku pergi, aku ingin ke flat milik Mina saja." Kata Tzuyu tanpa memperdulikan tingkah pria yang duduk disampingnya itu.
"Tapi bukankah lebih baik kau tinggal di flat ku saja, kita bisa..." Ucapan Jimin terpotong saat Tzuyu memukul kepalanya dengan buku tebal milik gadis Chou itu. "Stop! Jangan tunjukan otak kotormu itu, you asshole!"
Jimin terkekeh mendengar umpatan Tzuyu, gadis cantik itu begitu lucu sekaligus menyebalkan dalam waktu bersamaan. "Dan jangan beritahu keberadaanku kepada temanmu Taehyung!" Ancam Tzuyu dengan mata melototnya.
"Apa kau sedang takut dia akan membunuhmu?" Goda Jimin dengan senyum mengejek, "Aku tak berjanji untuk tidak memberitahunya, kau tahu bukan kalau laki-laki gay sudah marah itu sangat menyeramkan."
"Aiss! Dasar penghianat!" Umpat Tzuyu lagi, "Lagi pula aku kasih tahu saja percuma kau bersembunyi, karena Taehyung pasti akan menemukanmu." Jimin tertawa mengejek Tzuyu yang terlihat begitu cemas dengan wajah yang sedikit memucat.
Sesampainya di gedung apartemen tempat Mina berada, dia langsung berlari masuk meninggalkan Jimin yang sedang menggerutu di dalam mobilnya karena Tzuyu sama sekali tak mengucapkan terima kasih kepadanya. Padahal dia sudah membantunya pergi.
Sementara itu untung saja saat ditelepon, Mina sedang berada di Flat nya. Buru-buru Tzuyu langsung menaiki elevator, "Aku harap Taehyung tak akan menemukanku disini." Gumamnya.
"Mati aku kalau sampai dia menemukan keberadaanku." Ringis Tzuyu sambil membayangkan Taehyung yang akan menelannya hidup-hidup karena telah mempermalukan dia dan Jin, pria yang disukai Taehyung itu.
"Tidak... Tidak... Dia tidak akan membunuhku kan? Ya Tuhan, lindungi aku... Aku masih ingin menikah dengan pria tampan dan juga kaya." Doa Tzuyu dalam hati sambil menangkupkan kedua tangannya, dia masih sangat berharap Taehyung tak akan menemukannya.
Menurut research yang dia dengar dari Jimin tadi bahwa pria gay saat marah akan jauh lebih menyeramkan dari pada pria normal biasa. "Eh, tapi apa aku bisa mempercayai kata-katanya? Dia kan memiliki otak kecil." Tanyanya pada diri sendiri, "Tapi kadang-kadang apa yang dia katakan juga tak selalu salah bukan?"
....
Di flat nya, Taehyung menatap jarum jam yang terus bergerak memutar. Dia mendengus ketika mengingat bagaimana Tzuyu mempermalukannya dan Jin di kelas tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweis | TAETZU |
FanfictionNormal? Aku tak pernah tahu arti kata normal yang sebenarnya. Tapi, setelah bertemu dia semua berubah. "Aku ingin normal, seperti mereka." "I don't need another woman if there is already you in front of me." "KIM TAEHYUNG MENJAUH DARIKU!!!" 🍁 -280...