Flashback

248 14 0
                                    

"Khm, jadi gini..."

***

"Pagi kak," Sapa Kinan kepada Ozan.

Seperti biasanya, Ozan hanya membalasnya dengan anggukan kecil, tanpa menoleh ke arah Kinan sama sekali.

Kinan sendiri adalah salah satu murid favorit Tuban. Usianya satu tahun dibawah Ozan, tapi ia ditempatkan pada tingkatan yang setara dengan Ozan.

Seharusnya, saat ini Kinan masih duduk di bangku kelas 8. Namun, karena kebijakan guru dan warga sekolah yang lainnya, Kinan ditempatkan di bangku kelas 9.

Itu semua sudah dipertimbangkan sebaik mungkin karena ilmu yang ada di otaknya sudah melebihi rata-rata anak seusianya.

"Cie, yang jadi juara umum lagi,." Goda Ian menghampiri Kinan yang sedang menuju kelasnya.

"Hehehh, iya alhamdulillah kak." Balas Kinan dengan senyuman ramahnya.

"Selamat ya. Mau dikasih apa nih sama gue?" Tawar Ian.

"Nggak usah, ucapan selamat nya aja udah makasih banget." Balasnya lagi.

"Beneran nih?"

"Iya,makasih.."

Kriingg.. Kriiinngg...

"Ya udah kak, Kinan duluan ke kelas ya. Udah bel soalnya." Pamit Kinan.

"Iya, hati-hati." Balas Ian melambaikan tangannya. "Eh, Nan, nanti pulang sekolah bareng sama siapa?" Lanjut Ian berlari menghentikan langkah Kinan.

"Sendiri, emangnya kenapa kak?" Tanya Kinan berbasa basi.

"Pulbar yuk!" Ajak Ian.

"Kan beda arah,"

"Gak apa-apa. Sekalian, gue pengen main."

"Ya udah, nanti Kinan tunggu di deket pagar ya kak."

"Oke siyyaaapppp.." Balas Ian dengan semangat yang membara.

Kini, tatapannya tinggal menatap tas berwarna merah yang terus berjalan menjauh. Lebih tepatnya tas milik Kinan, yang sekarang sedang berjalan menuju kelas.

'Gue pasti bisa dapetin lo. Gimanapun caranya, gue harus bisa menggeser posisi Ozan di hati lo Nan. Harus bisa!'

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Ini adalah saat terindah bagi siswa siswi Tuban.

Jam menunjukan pukul 14.05. Kinan segera menggendong tas nya dan segera menuju ke area gerbang sekolah untuk menepati janjinya dengan Ian.

"Zan, lo nungguin siapa sih? Gak biasanya kayak gini!"

Kinan tak sengaja mendengar ucapan salah seorang lelaki, tatapannya pun mengarah ke arah suara tadi.

"Kalau kalian mau pada duluan, duluan aja." Terlihat oleh mata Kinan, Ozan yang sedang menyenderkan tubuhnya kepada dinding dengan kedua lengannya yang dibiarkan tenggelam di saku jaketnya.

Me and Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang