Doraemon

212 14 0
                                    

.
.
.

Simpan boneka ini
Jika suatu saat kita sudah tidak akan bertemu lagi,
Kau bisa mengenangku melaluinya.

.
.
.

***

Ozan fokus terhadap jalanan. Beberapa genangan air menghiasi jalanan Jakarta. Terlihat begitu licin jika tidak berhati-hati.

Ozan menatap ke arah Nindy. Mata gadis itu terpejam. Mungkin dia letih, apalagi kondisinya yang belum sepenuhnya fit. Ozan membiarkan Nindy tertidur di mobilnya--bukan mobil Ozan, tapi mobil Eldy. Tadi dia minjem dan nyuruh Eldy pakai motornya dulu. Otomatis Eldy hujan-hujanan. Dasar Ozan. Temen lucknut 😂--

Ozan menepikan mobilnya saat sudah tepat berada di halaman rumah Nindy. Ozan sendiri bingung, bagaimana harus membangunkan gadis ini?

"Khm,"

"Nin,"

"Nindy, udah nyampe!"

"Hah? Ya Allah, sorry, tadi kepala gue pusing lagi." Sahut Nindy shock lalu membuka pintu mobil dengan mata yang masih setengah terpejam.

"Tunggu sebentar!" Ozan menarik tangan Nindy, untuk menghentikan gadis itu agar tidak berjalan keluar dari mobil terlebih dahulu.

"Kenapa?" Nindy kembali duduk di tempatnya, "Ucapan makasih? Iya nih, gue bilang, makasih bangettttttt!!!" Sahut Nindy penuh penekanan.

"Khm, bukan. Besok anter gue jalan pulang sekolah. Gak bisa ditolak. Gue tunggu di gerbang. Udah sana istirahat." Ucap Ozan to the point. Tanpa ba-bi-bu segala macam. Lalu tancap gas menuju rumah Eldy.

***

Ozan keluar dari kelasnya. Niatnya menuju kelas Nindy, namun ia urungkan. Ia teringat janjinya akan menemui Nindy di dekat gerbang. Jadi saja ia harus pergi ke dekat gerbang.

"Mau jalan sama Nindy?" Tanya Zakky, saat melihat Ozan berjalan ke arahnya.

Ozan tak berniat menjawabnya sama sekali. Ia tahu, pasti Zakky sudah tahu mengapa ia menunggu di gerbang. Kemungkinannya hanya dua, menunggu teman yang lainnya saat akan berlatih futsal, atau, ada janji dengan seseorang. Kemungkinan pertama tidak mungkin karena tidak ada jadwal untuk berlatih. Dan sudah pasti, kemungkinan yang ke dua.

"Hai Zan," Sapa Citra dan Sesil serempak.

"Gue apa Ozan sih pacar lo tuh? Kenapa segalanya selalu Ozan yang di dahuluin, gue lo anggap apa?" Gerutu Zakky kepada Citra. Ozan hanya menatap jijik ke arah Zakky. Sejak kapan temannya ini yang terkenal cool, cuek, idola banyak wanita, berubah menjadi lelaki yang alay seperti ini.

"Lo pacar gue Zak, udah ayok pulang. Ozan, Sesil, kita duluan."

Ozan masih menatap ke arah taman. Keadaannya sudah mulai menyepi. "Nindy kemana?" Tanya Ozan kepada Sesil yang masih berada di dekatnya.

"Masih di kelas kayaknya, soalnya tadi ada Ian." Jelas Sesil dengan wajah yang gembira. 'Ozan nanya ke gue? Oh ya Tuhan, mimpi apa gue semalem?!'

"Oh, ya udah makasih." Jawab Ozan singkat dan langsung berjalan menuju warung bi Yeti meninggalkan Sesil sendiri. Seperti biasa, teman-temannya pasti sedang berkumpul disana. Itulah kebiasaan mereka saat jam pulang sekolah.

Me and Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang