Rangkaian Kata

331 12 8
                                    

.
.
.

Aku mendekat.
Kamu menjauh.
Aku menjauh.
Apa kamu mau mendekat?
*
Percuma aku mendekat, kamu sudah ada yang punya!

.
.
.

Nindy menginjakan kaki di daerah parkiran. Banyak yang menatapnya. Tatapan itu sulit di mengerti. Tapi Nindy berusaha acuh.

Ia terus berjalan, lalu melirik ke arah sudut parkiran dimana tempat Ozan dan yang lainnya berkumpul sebelum bel. Namun tempat itu sepi.

Nindy tetap acuh. Semakin berjalan memasuki lorong, semakin banyak juga yang menatapnya 'aneh'. 'Ni orang pada kenapa sih?!' gumam Nindy dalam hati.

"Nin!"

Nindy memutar kepalanya, ada Kinan yang sedang berlari menghampirinya. Wajah gadis itu berseri, "Ciee,,,"

Nindy diam. Tak mengerti maksud ucapan Kinan, "Kenapa?"

"Lo jadian kan sama kak Ian? Beritanya langsung nyebar cepet banget! GILAAA!!!" Heboh Kinan tersenyum lebar.

Nindy menundukan kepalanya. Berarti karena itulah banyak tatapan 'aneh' yang di tujukan kepadanya. Ia menggenggam ujung roknya erat. "Maksudnya nyebar?" Nindy mendongakan kepalanya pelan.

"Notabene kan, Ian itu most wanted nya Tuban. Lo bisa naklukin dia, gimana gak hebat coba?" Ujar Kinan kembali heboh.

"Lo dulu juga pernah naklukin dia, kan?"

"Hehee,,, gak usah di bahas!" Kinan berjalan di samping Nindy. "Tadi kak Zakky nanyain kak Nindy,"

Nindy memasukan tangannya ke dalam saku roknya. "Gue takut. Tatapan mereka ke gue nyeremin!"

"Mereka?" Tanya Kinan, "Mereka itu siapa?"

"Itu mereka," Nindy memutar kepalanya ke sekeliling, menjadikan tatapannya sebagai penjelasan kepada Kinan.

Kinan hanya mengangguk mengiyakan, "Kak Ian juga tadi nyari kak Nindy. Nanya ke Kinan. Katanya, kalo ketemu suruh ke kelas 9.4!"

Nindy membalas mengangguk, "Anter sama lo!"

"Ikh, gue gak bisa!" Tolak Kinan mentah-mentah. Namun Nindy menatap Kinan memelas, "NGGAK! Kinan mau ke kelas, oke. Bye!!! "

Nindy menghembuskan nafasnya kasar. Kakinya berjalan gontai menuju kelas 9.4. Takut jika ada Ozan dan teman-temannya disana. Karena rasa kesalnya masih ada untuk Ozan.

Nindy mengalihkan pandangannya. Tatapan tak suka dari para siswi terus menyelimuti dirinya.

"Baru kemarin deket sama Ozan, pacarannya sama Ian!" Celetuk Fisa berdiri di hadapan Nindy.

"Kan, deket sama Ozan juga deket sama Ian. Dia itu kakaknya si Kinan!" Timpal Riri yang berada di samping kanan Nindy.

"Permisi, gue mau lewat!" Ujar Nindy berusaha pergi dari kawanan Fisa dan teman-temannya. Namun, ia kembali di hadang.

Fisa tersenyum sinis, "Pantesnya di sebut apaan ya dia?!"

"Gue mau lewat!" Nindy kembali berusaha pergi, namun tangan kirinya di cekal erat oleh Mela. Menimbulkan sedikit rasa sakit. Nindy menepisnya kasar, "GUE MAU LEWAT! DENGER GAK?!" Bentak Nindy sedikit emosi. Lalu berjalan meninggalkan mereka.

Kakinya terus melangkah menuju kelas 9.4. Lalu menghentikan langkahnya, "Ada Ian?"

"Ada, masuk aja," Jawab seorang lelaki di teras kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me and Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang