Jin × Irene

769 43 15
                                    

🥀Happy Reading🥀

●●●

Matanya menatap lurus ke depan dengan senyum yang tak pernah luput dari wajahnya. Ia mengambil langkah mantap dengan sebucket mawar putih yang berada di genggamannya.

Kedua iris matanya menatap sendu, memori lama yang terkubur kini berputar kembali.

"Kim Seokjin, kau harus tau bahwa aku tak benar-benar mengabaikanmu"

"Halo cantik. Apa kabarmu disana? Aku merindukanmu." Lama ia memandang batu nisan yang terukir nama dari gadis yang ia cintai.

"Dia tidak bisa berbicara sejak lahir dan tak ada seorangpun yang tau kecuali keluarganya dan pembantu yang ada di rumahnya sejak ia masih kecil"

Terdengar bisikan-bisikan kecil seperti orang yang tengah bersautan di telinga Seokjin.

Bisikan itu terus terdengar meski samar hingga akhirnya ia meneteskan air mata. Lengannya terangkat untuk menutupi wajahnya yang basah.

"Maaf karna aku menjadi cengeng seperti ini. Tapi ketahuilah jika aku sangat mencintaimu. Berbicara ataupun tidak, aku akan menerimanya. Kau akan tetap menjadi gadisku, aku tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan tentangmu Bae." Seokjin menghirup napas dalam-dalam, menyeka air matanya yang terus berjatuhan.

"Ahh ya, Aku membawa bunga kesukaanmu, mawar putih. Dan aku juga telah membaca seluruh isi diarymu. Ingat ya seluruh isi dari diarymu." Ujar Seokjin seraya meletakkan sebucket mawar putih itu keatas gundukan tanah yang telah ditumbuhi rumput hijau.

Hembusan angin menerpa wajah tampannya. Mata Seokjin terpejam, mendongakkan kepala keatas sebelum akhirnya terbuka kembali.

"Sekarang aku sadar. Bahwa kau tidak benar-benar mengabaikanku seperti yang ada dalam diarymu." Seokjin menghembuskan nafas berat. Dadanya sesak.

Matahari semakin turun, menampilkan cahaya jingga yang sangat indah. Tetapi Seokjin masih betah untuk berlama-lama disana. Enggan untuk pergi meninggalkan seorang gadis yang amat dicintainya. Selama masa kuliah, hingga ia mejadi CEO di perusahaan Ayahnya.

Matanya hanya fokus menatap gundukan tanah di depannya. Masih dengan tatapan sendu.

Enam tahun sudah Seokjin menunggu gadisnya. Namun, gadis yang dicintainya itu tidak bisa berbicara dan fakta itu baru diketahui Seokjin setelah gadisnya pergi meninggalkan Seokjin untuk selamanya. Gadis yang ternyata juga mempunyai rasa yang sama dengan dirinya. Gadis itu pergi dengan meninggalkan kedua bola matanya untuk Seokjin.

Yahh, Kecelakaan beberapa bulan lalu dimana mobil yang Seokjin kendarai menghantam Truk dari arah yang berlawanan. Bukan mobil Seokjin sebenarnya yang salah.

Si pengemudi truk sedang mabuk saat mengendarai truk dan lagi lampu depan truk itu tidak dinyalakan oleh si pengemudi truk.

Seokjin yang saat itu mendapat kabar dari Joonmyeon, sahabatnya langsung membawa mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata tapi ia masih mencoba untuk berhati-hati.

Ia sangat bahagia setelah mendengar kabar dari Joonmyeon. Kabar jika Joonmyeon telah menemukan gadisnya membuat Seokjin linglung dan tergesa agar ia dapat dengan cepat bertemu dengan gadisnya.

Namun nasib berkata lain, pecahan kaca dari kaca depan mobilnya mengenai kedua bola mata Seokjin yang otomatis mengakibatkan Seokjin kehilangan kedua bola matanya. Hingga kemudian Ia didiagnosa buta total.

•••

"Dia mengidap kanker stadium akhir dan sudah tidak ada harapan lagi." Ujar dokter yang menangani penyakit Joohyun.

Joohyun yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit menetaskan air mata. Menyerah pada takdir.

Lihatlah, dokter bahkan menyerah pada keadaan Joo. Batinnya.

Pintu ruangan terbuka menandakan ada seseorang yang baru masuk. Bae Jinyoung adiknya.

Jinyoung datang dengan kedua mata yang menatap Joohyun dengan sendu dan begitupula sebaliknya.

"Harusnya saat itu Noona terima saja kemoterapinya." Hancur sudah pertahanan yang dibuat oleh Jinyoung, ia menangis melihat Joohyun yang tak berdaya lagi.

"Mengapa nasibmu malang sekali." Hati Joohyun sakit saat melihat orang yang ia cintai bersedih karena dirinya.

Masih dengan menangis Jinyoung bercerita kepadanya. "Noona tau lelaki yang Noona sukai? Tidak, maksudku yang Noona cintai itu? Yang mengejar Noona selama beberapa tahun ini?"

Joohyun menganggukan kepalanya. Tentu saja ia tau.

"Dia kecelakaan dan buta total." Joohyun membulatkan kedua matanya. Menatap Jinyoung tak percaya.

"Kejadiannya 2 hari yang lalu, saat ia mendapat kabar dari Joonmyeon hyung jika ia telah menemukanmu. Mobil yang dikendarainya menghantam truk. Aku tau itu dari Jisoo Noona"

Seokjin? Kim Seokjin? Kecelakaan karna dirinya?

Mata Joohyun memanas. Ia menuliskan sesuatu dikertas. Dan menyerahkannya hingga membuat Jinyoung membulatkan kedua matanya tak percaya.

"Kau tidak sedang bercandakan?" Tanya Jinyoung sembari menatap manik jernih Joohyun. Berusaha mencari kebohongan, namun nihil.

Joohyun hanya tersenyum lembut, menggangukkan kepalanya. Setidaknya setelah ia pergi nanti, masih ada kenang-kenangan yang ditinggalkannya. Jadi semua orang masih bisa mengingat Joohyun.

"Aku tau jika aku tak sempurna, tapi terimalah kedua bola mataku Kim Seokjin. Maafkan diriku ini karena terus mengabaikanmu. Tapi aku ingin kau tau jika gadis bisu ini tak sepenuh hati bersikap begitu. Aku juga ingin kau tau, bahwa usahamu selama ini tidak sia-sia.

Tanpa kau berusaha pun aku akan tertarik padamu. Perasaanku padamu bahkan lebih dari tertarik Seokjin. Perlu kau tau jika aku juga ingin membalas segala usahamu. Namun tak bisa. Aku hanya merasa tidak pantas. Kau sempurna dan aku cacat. Kekurangan ini yang membuatnya begitu. Tidak. Tentu aku tidak menyalahkan kekuranganku. Sejujurnya aku lebih menganggapnya sebagai kelebihanku. Ini adalah garis takdirku, dan aku hanya bisa menerimanya.

Bagaimana bisa lelaki sempurna seperti dirimu disandingkan dengan gadis cacat seperti ku. Konyol bukan? Ahh mungkin itu hanya pikiranku saja, tapi mungkin orang-orang juga akan berpikir demikian. Maaf tak bisa mengungkapkan secara langsung padamu. Maaf. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu hingga akhir hayatku. Selamanya akan terus begitu."

•••

Seokjin terisak, bahunya bergetar hebat. Runtuh sudah pertahan yang dibuatnya agar tidak menangis kembali di depan kuburan Joohyun.

"Aku berjanji untuk menjaga kedua matamu. Tunggulah aku sampai tiba masanya. Hatiku hanya untukmu, dan akan terus begitu. Maafkan aku. Aku mencintaimu Bae."

Bae Joohyun

29 Maret 1991 - 10 februari 2015

END
🥀🥀🥀

Genre : Angst
Author : laxadjfkl

ONESHOOT K-IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang