Chapter 05. Takdir Kita Terjalin

710 182 55
                                    

🌻Cerita ini hanyalah fiksi tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata para tokoh!

🌻Happy Reading 🍂






🌻🌻🌻

Sekarang hari minggu Seongwu sudah mandi dan membersihkan rumah, serta memasak untuk semua penghuni rumah itu. Sebenarnya kedua anak bibinya sudah lulus kuliah seharusnya mereka pergi mencari pekerjaan atau apa, tapi mereka terlalu malas untuk itu.

Setiap hari dirumah apakah mereka tidak merasa bosan? Oh iya mereka keluar kalau uang bulanan Seongwu datang. Mereka akan bersenang-senang hingga lupa waktu. Ya setidaknya Seongwu bisa beristirahat tenang kalau mereka pergi.

Makanan sudah siap semua dimeja. Lalu bibinya dan anak-anaknya keluar sambil menguap dan langsung duduk untuk makan. Namun bibinya tiba-tiba menyernyit.

"Kenapa ada sup rumput laut?" sindirnya. Lalu kedua anaknya tertawa.

"Hahaa kau pikir istimewa hah? Sampai harus merayakan ulang tahunmu" ledek Jang Nara sambil menyingkirkan sup itu.

"Hahaa siapa yang sudi memakanya gadis tolol" sambar Jang Jisoo.

Seongwu hanya menanggapi dalam diam. Dia tadi lupa harusnya jangan menghidangkan sup itu, hari ini memang benar ulang tahunya.

"Heol, bahkan kau seharusnya sudah tidak ada lagi didunia!" lanjut Nara dengan tawa yg mengejek.

"Kenapa tidak ikut orang tuamu saja sih, dasar merepotkan!" gantian bibinya yg mendecih.

"Aku yakin bahkan orangtuamu pun tidak sudi punya anak sepertimu, lihat mereka malah memilih untuk pergi meninggalkanmu!" kali ini Jisoo yang angkat suara.

Stop! Seongwu sudah tidak tahan lagi. Jangan bawa-bawa orangtuanya, mereka sudah bahagia disana. Seongwu pun keluar sambil menahan isakan. Sebelum benar-benar jauh Seongwu masih mendengar teriakan lantang bibinya.

"Dasar anak tolol, mau kemana kau hah?!"

Tapi Seongwu tidak memperdulikanya, dan memilih untuk mempercepat langkahnya. Seongwu berlari menuju kemakam orangtuanya. Memang sejak dulu ketika ia merasa sedang sedih ataupun rindu kepada orangtuanya ia akan selalu kesana.

Menumpahkan segala keluh kesahnya. Menceritakan segala apa yang dipendamnya. Entah mengapa Seongwu selalu merasa jauh lebih baik ketika sudah meluapkan semua disana. Memang tidak ada yang merespon tentu saja, tapi Seongwu selalu merasa beban yang ditanggungya sedikit menghilang.

"Terimasih eomma karena sudah melahirkanku kedunia ini. Aku tahu kalian melihatku dari atas sana, namun jangan bersedih untukku. Aku berjanji akan menemukan kebahagiaanku sendiri" ucapnya sambil bersimpuh didepan makam ibunya.

"Selamat ulang tahun Seongwu—wusshhh" ia meniup lilin diatas cake kecil yg dia bawa kedepan makam kedua orangtuanya, lalu tersenyum dan melangkah pergi.

🌻🌻

Seongwu berjalan sendirian dimalam yang gelap. Dia belum pulang kerumah, Seongwu akan pulang larut ketika bibi dan anak-anaknya sudah terlelap. Ia menuju ketaman dan duduk disana sendiri. Semakin malam udara semakin dingin dan Seongwu hanya memakai kaus tipis. Oh berdoa sajalah agar kau tidak sakit Seongwu.

Sebenarnya Seongwu habis pulang dari panti untuk curhat dengan Sewoon, dia bahkan tadi disuruh untuk menginap namun ia menolaknya karena merasa tidak enak, juga besok ia harus sekolah. Seongwu semakin menggigil lalu tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang tersampir dipundaknya.

Itu adalah jaket. Seongwu menoleh ada pemuda yang tadi sedang tersenyum kearahnya. Nampaknya ia yang memberikan jaket itu untuk Seongwu.

"Hei apa kau lakukan disini, ini sudah malam. Dan hanya memakai pakaian itu saja" katanya.

"Hanya berjalan-jalan sebentar" jawab Seongwu kikuk.

"Tengah malam begini? Sendirian pula" pria itu menggeleng. Seongwu hanya meringis.

"Lalu apa yang kau lakukan disini" tanya Seongwu.

"Biasa sedang mencari udara segar" katanya menerawang.

"Tengah malam begini?" balas Seongwu. Lalu mereka terkekeh.

Mereka lalu duduk dibangku taman dan sesekali mengobrol ringan. Ternyata dia asik juga batin Seongwu dan orang itu pun merasakan hal yang sama.

"Oh ya dari tadi sudah bicara panjang lebar tapi aku belum tahu namamu" kata pria itu. Seongwu terdiam dan mengulurkan tanganya.

"Namaku Ong Seongwu kau bisa memanggilku Seongwu" kata Seongwu tersenyum manis. Pria itu tertegun sebentar lalu mejabat tanganya.

"Kang Daniel. Kau bisa memanggilku Daniel" kata Daniel dan mereka tertawa. Malam semakin larut dan Seongwu pamit akan segera pulang.

"Biarkan aku mengantarmu Seongwu" kata Daniel. Seongwu terperangah dengan cepat ia menjawab.

"Tidak perlu Daniel, lagi pula rumahku dekat dari sini. Kau pulang sajalah" jawab Seongwu tak enak.

"Eh tidak baik membiarkan anak gadis berjalan sendiri. Tengah malam pula, ayo cepat ku antar" paksa Daniel. Dan Seongwu pun pasrah. Mereka berjalan beriringan.

Sebenarnya Daniel membawa mobil tapi tadi Seongwu bilang rumahnya dekat, hanya melewati tiga gang dari sini maka Daniel memutuskan untuk mengikutinya jalan kaki saja.

Mereka sudah sampai, lampu rumah Seongwu sudah padam tentu saja sekarang sudah pukul 11 malam. Lalu Seongwu berdiri canggung dan mengembalikan jaketnya.

"Eum makasih sudah mengantarku sampai rumah Daniel" kata Seongwu.

"Oke sama-sama" jawab Daniel. Lalu Seongwu masuk ke dalam rumah. Setelah mengucapkan kata hati-hati diajalan kepada Daniel.

Daniel sebenarnya tadi sedang menjenguk bibinya disana. Karena dapat telvon jika keponakannya Lee Wojin kangen padanya. Beruntung hari ini hari minggu Daniel pergi kerumah bibinya main sepuasnya dengan Wojin. Karena rumah bibinya jauh dari kota.

Tapi ketika akan pulang, Daniel tidak sengaja melihat seseorang sedang duduk ditaman tak jauh darinya. Karena merasa seperti pernah melihatnya dia menepikan mobilnya dan turun menghampirinya.

"Apa yang dilakukanya sendirian tengah malam begini" monolognya.

Daniel juga melihat dia menggigil, dan dengan cepat menyampirkan jaketnya untuknya. Dia pun menoleh. Dan dengan berakhir mengantarkanya sampai kerumahnya. Ketika dirumah Daniel tersenyum sendiri.

"Dia sangat manis" katanya sambil terus membayangkan senyum Seongwu hingga terlelap.

Seongwu pun sama didalam kamarnya terus terbayang wajah Daniel. Dia benar-benar baik gumamnya. Bahkan wangi parfum Daniel masih menempel dibajunya.

"Seongwu berhentilah memikirkanya. Ayo cepatlah tidur" katanya pada diri sendiri.

Muat Ulang🌻
Kamis 7-5-2020🌻
FEY1014🌻

[GS] Accident | OngNiel (Complete 2019) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang