Chapter 19. Penyesalan

924 135 25
                                    

🌻Cerita ini hanyalah fiksi tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata para tokoh!

🌻Happy Reading🍂










🌻🌻🌻

Sudah dua minggu sejak kejadian itu, Brian juga sudah dipenjara karena kasus narkobanya. Ternyata kepindahanya ke Korea karena dia kabur dari pusat rehabilitsi di Kanada. Seongwu masih malu mengingat kejadian hot mereka malam itu. Untung sekarang dia sudah terbiasa. Tapi kalau sedang berdua dengan Daniel saja dia mendadak salting sendiri.

Sekarang ini mereka sedang upacara, tapi entah mengapa Seongwu merasa kepalanya sangat pusing. Pandanganya juga mulai berkunang-kunang ia sudah tidak kuat untuk berdiri lalu semuanya menjadi gelap. Seongwu pingsan, dia langsung dibawa ke uks.

"Eh sudah bangun? Masih pusing dek?" Tanya kakak kelasnya sebut saja Ha Sungwoon.

"Sudah mendingan hehe terimakasih sudah menemani saya kak"

"Iya, lagian sudah kewajiban saya. Mau kekelas? Bisa sendiri?" Tanyanya lembut sambil membantu Songwu berdiri.

"Ndee. Duluan ya kak" pamit Songwu lalu menuju kekelasnya.

Belum sampai kelas Seongwu merasa sangat mual pada perutnya. Dia berbelok menuju ke toilet lalu mengeluarkan semua isi perutnya, namun tak ada yg keluar. Seongwu lalu membasuh mukanya yang pucat agar terlihat lebih fresh. Mungkin cuma masuk angin saja pikir Seongwu ia mengabaikanya dan langsung menuju kekelas.

Hari ini Seongwu kelihatan pucat sekali. Mendadak nafsu makanya juga hilang. Daniel memaksa buat mengantarkan Seongwu pulang saja tapi dia terus menolak. Tanggung hari ini ada ulangan. Dia kan paling anti ngulang apalagi pelajarannya nenek sihir.

"Wu beneran nggak papa?" Bisik Minhyun yg duduk disebelahnya.

"Nggak papa kok Hyun" Mereka sedang ulangan namun Minhyun beberapa kali melihat Seongwu memegang kepalanya.

Kalau orang lain pikir, biasanya memang orang pintar akan memegang kepalanya tanda ia sedang berpikir. Apalagi mereka sedang ulangan. Tapi kali ini Minhyun yakin bahwa Seongwu itu sedang menahan sakitnya. Soalnya muka Seongwu masih kelihatan pucat.

"Tapi Wu—"

"Ekhmmmm!" Deheman nenek sihir menahan Minhyun untuk bertanya lebih ke Seongwu. Karena nenek sihir itu sedang ngelihatin mereka berdua dengan tatapannya yg tajam setajam silet.

"Wu beneran nggak mau aku anterin pulang aja?" Mereka sudah selesai ulangan Minhyun menawarkan untuk mengantar Seongwu agar pulang saja.

"Nggak usah Hyun, nanggung nunggu pulang sekalian aja" Seongwu menjawab lesu sambil menaruh kepalanya dimeja.

"Tapi kamu udah pucat banget. Nanti malah kenapa-napa gimana?" Minhyun yg khawatir meriksa kepala Seongwu. Dia terkejut suhunya panas banget.

"Hehe...aku nggak papa kok. Paling cuma kecapean aja. Bangunin aku kalo guru dateng ya Hyun"

"Iya...tapi...," Minhyun menyerah karena melihat Seongwu sedang memejamkan matanya. Memang Seongwu itu paling keras kepala kalau sudah menyangkut pelajaran.

🌻🌻

Seongwu sedang belajar dikamarnya. Tapi lagi-lagi dia merasa mual dan langsung lari ke kamar mandi buat muntahin semuanya. Tapi percuma nggak ada yg keluar. Kakak sepupunya yg denger Seongwu muntah-muntah mandang dia jijik.

"Kenapa kamu hah? Hamil?" Deg! Seongwu tercekat dengan perkataanya barusan.

"Heh! Malah bengong. Nggak usah kesekolah besok. Pergi ke dokter sana! Nanti kalau sakit nyusahin kita malah!" Suruhnya lalu sibuk dengan acara tv mengabaikan raut keterkejutan Seongwu.

Seongwu lalu masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Sekarang pikiranya dipenuhi hal macam-macam. Apa jangan-jangan benar dia hamil? Nggak! Nggak mungkin! Dia kan baru satu kali ngelakuin itu sama Daniel. Nggak mungkin bisa langsung jadi.

Tunggu! Seongwu langsung mengecek kalender dan matanya langsung melotot. Dia sudah melewatkan tanggal haidnya. Harusnya kemarin sudah waktunya. Nggak! Seongwu terus menggeleng. Bisa jadi memang masa haidnya nggak teratur. Semalaman Seongwu tidak bisa tidur karena memikirkan hal aneh itu.

Seongwu mengirimkan pesan ke Minhyun, untuk menjijinkan dia untuk tidak masuk hari ini. Teman-temanya sempat khawatir dan menanyakan dia kenapa. Bahkan Daniel sempat mau membolos untuk menemani Seongwu ke dokter, tapi Seongwu bilang dia nggak papa cuma butuh waktu untuk istirahat saja.

Seongwu sekarang sedang berada dirumah sakit untuk memastikan itu semua. Seongwu terus berdoa dalam hati bahwa semuanya akan baik-baik saja. Seongwu makin merasa tak karuan ketika dokter memberitahukan hasilnya.

"Kamu baik-baik saja Seongwu-ssi" Seongwu lalu bernafas lega, dokter itu lalu melanjutkan.

"Hanya saja kamu sedang mengandung, selamat..." Seongwu sangat syok dengan perkataan dokter dihadapanya.

"Yang benar dok?" Seongwu menatap tak percaya. Dokter itu mengangguk.

"Sudah dua minggu" sang dokter menyerahkan hasil keterangan kehamilanya.

Bodoh! Satu kata diotak Seongwu saat ini. Kenapa dia bodoh sekali waktu itu. Bagaimana nasibnya selanjutnya? Dia pasti akan dicap jalang oleh bibinya. Bagaimana juga dengan masa depanya? Seongwu berjalan dengan otak kosong sekarang. Apa yg harus dia perbuat setelah ini. Apa dia akan merelakan masa depanya? Dia sudah berjuang sendiri dari kecil dan sekarang apakah semuanya harus sia-sia?

Memang benar semua itu kesalahanya. Kenapa dia tidak bisa mengontrol hawa nafsunya sendiri. Sekarang semua penyesalanya pun tidak berarti. Seongwu menangis didepan makam kedua orang tuanya. Dia mencurahkan semuanya kepada dua batu nisan didepanya.

"Appa...eomma...maafkan Seongwu. Apa yg harus Seongwu lakukan sekarang hiks...hiks..."

"Seongwu minta maaf karena sudah mengecewakan kalian...hiks" Hujan turun dengan deras, bahkan Seongwu sudah tak peduli bahwa dia kehujanan dan kemungkinan akan lebih sakit. Dia bahkan tak bergeming dari sana.

"Aku harus bilang semuanya ke Daniel!" Mantap Seongwu dan langsung menuju ke rumah Daniel.

Seongwu mengirimi pesan kepada Daniel bahwa dia akan ke rumahnya. Daniel disebrang sana khawatir karena Seongwu sedang sakit dan menawarkan akan menjemputnya. Namun Seongwu bilang dia sedang dalam perjalanan.

Disinilah Seongwu sekarang. Didepan gerbang rumah Daniel. Dia membayangkan bagaimana reaksi Daniel nanti. Apa dia akan senang? Terkejut? Atau bahkan marah? Seongwu dengan gugup memantapkan langkahnya memencet bel pintu rumah Daniel.

Ting! Tong!







Muat Ulang🌻
Minggu 17-5-2020🌻
FEY1014🌻

[GS] Accident | OngNiel (Complete 2019) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang