Chapter 07. Salah Paham

635 172 56
                                    

🌻Cerita ini hanyalah fiksi tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata para tokoh!

🌻Happy Reading🍂








🌻🌻🌻

Seongwu niatnya mau pulang cepat, tapi karena hari ini dia ada jatah piket jadinya telat pulangnya. Sekarang bibinya udah tidak terlalu mementingkan Seongwu mau pulang telat atau tidak, sudah dibiarkan yah karena uang pastinya.

Jadi disinilah Seongwu. Sudah sore dan terjebak hujan malah. Niatnya Seongwu mau menerobos hujan saja, tapi takut nanti malah sakit maka dia terpaksa menunggu sampai hujan reda, disekolah dan sendirian pula. Teman-teman yang piket bersamanya sudah pulang duluan.

Untung Seongwu pemberani, mana sekolah sudah sepi banget dan hari makin sore. Tiba-tiba ada suara seperti benda berjatuhan dari ruang sebelah. Seongwu merinding horor dia memang pemberani tapi kalau dihadapkan dengan situasi seperti ini ya merinding juga. Seongwu memantapkan langkahnya untuk memastikan ada apa diruang sebelah.

Tap Tap Tap Tap Tap

Derap suara langkah kaki Seongwu menuju ke ruangan sebelah sambil memanjatkan doa dalam hatinya, semoga tidak ada apa-apa namun baru saja Seongwu sampai didepan pintu—

"Aaaaaaaaakhhhhhhh setannnnnnn!"

Bukan Seongwu bukan, yang menjerit tapi seseorang. Seongwu malah masih diam mematung disana. Eh kayak kenal sama suara tadi. Batin Seongwu. Berpikir kenapa ia diteriaki setan, Seongwu masih berpikir sambil mengejar yg sedang lari itu.

Bagaimana tidak mau diteriaki setan, rambut panjang Seongwu yg terurai dan sebagian menutupi wajahnya. Dia berdiri disamping lampu yang remang-remang pula. Seongwu terenggah-enggah, ia berhasil meraih anak yang menjerit tadi. Tapi anak itu menutup matanya.

"Setan! Tolong jangan apa-apakan saya, saya masih perawan eh perjaka!" katanya memohon. Lah cowok kok penakut sih, batin Seongwu dalam hatinya dan terkikik geli.

"Eh aku bukan setan!" segah Seongwu.

"Mana ada setan mau ngaku" kata anak didepan Seongwu dan masih menutupi matanya.

"Aku kan napak ini" Seongwu geregetan. Mana makin deras lagi hujanya. Anak didepanya melepaskan tanganya untuk melihat dengan teliti wujud Seongwu itu.

"Ehh iya hehe...Eh Seongwu" ucapnya dan langsung berdiri. Dia mendadak malu karena sudah bertingkah penakut didepan adik kelas manisnya itu.

"Kak Taeyong kok masih disini?" kini mereka duduk didepan ruang kelas biologi dirak sepatu.

"Oh tadi anu, ada yang ketinggalan dikelas makanya balik lagi tau-tau malah kejebak hujan aku parkirnya jauh lagi" jelasnya.

"Ohh gitu" Seongwu manggut-manggut.

"Lah kamu ngapain masih disini dek?" tanya Taeyong.

"Hehe habis piket kak malah kejebak hujan juga" jawab Seongwu sambil senyum. Mereka lalu mengobrol-ngobrol santai sampai hujanya reda sedikit.

"Udah reda nih pulang yuk" ajak Taeyong. Seongwu mengangguk mengikuti.

"Kamu pulangnya gimana?" Mereka sudah diluar gerbang sekolah.

"Nunggu bis dulu kak"

"Udah malem gini aku anter aja ya?" Sekarang memang sudah pukul setengah delapan si.

"Eh nggak usah kak, ngrepotin" tolak Seongwu. Sungguh Seongwu nggak mau ngrepotin kakak kelasnya itu. Karena rumah Seongwu jauh dari kota.

"Udah nggak papa ayuk" Yah Seongwu nggak bisa apa-apa selain menurut.

Seongwu dibonceng oleh Taeyong menuju ke rumahnya. Diperjalanan Taeyong sempat bertanya. Apakah setiap hari Seongwu selalu naik bis?

Diajawab iya oleh Seongwu. Dan Taeyong terus bertanya. Jadi Seongwu selalu bangun lebih awal. Agar tidak ketinggalan bis? Kenapa tidak pindah kekota saja. Dan Seongwu menjawab karena tidak diperbolehkan bibinya.

Taeyong takjub dengan anak seperti Seongwu. Udah cantik, manis, ramah, punya semangat tinggi untuk sekolah lagi. Nggak seperti teman sekelasnya itu udah judes, cerewet, kasar, males banget Taeyong kalau berhadapan denganya, eh tapi tunggu kenapa malah dia sekarang memikirkan rivalnya itu sih.

Akhirnya mereka sampai dirumah Seongwu. Setelah mengucapkan terimakasih Seongwu masuk kerumah dan tidak lupa tersenyum sangat manis untuk Taeyong. Taeyong langsung terperangah. Waah manisnya dalam hati. Lalu bergegas pulang dengan masih membayangkan senyum Seongwu untuk bekal diperjalanan.

"Eh tadi lewat jalan yang mana ya" seru Taeyong menggaruk tengkuknya. Kebanyakan bayangin Seongwu sih. Akhirnya Taeyong pulang kerumah dengan selamat dan tidak nyasar dengan bantuan google maps tentunya.

🌻🌻

Pagi di sekolah seperti biasa. Waktu istirahat, Seongwu sudah dikantin sekarang seperti biasanya ngumpul sama temen-temenya, mereka sudah seperti squad. Tapi yang bikin mengganjal itu nggak ada Daniel yang nyempil disana. Biasanya Daniel akan curi-curi pandang ke Seongwu. Seongwu memang menyadari tapi dia bikin biasa saja. Sudah sekitar satu minggu Daniel nggak makan bareng mereka.

Waktu papasan sama Seongwu saja Daniel malah suka memalingkan wajahnya. Biasanya Daniel akan tersenyum duluan memperlihatkan gigi-gigi kelincinya, tapi sekarang nggak. Hyunbin sama Jaehwan juga, bisanya Hyunbin akan memaksa mereka untuk gabung satu meja, buat caper sama Minhyun. Walaupun masih suka caper sama Minhyun tapi kalau sudah ada Seongwu, Hyunbin bakal bersikap biasa aja. Dan Jaehwan anak yang paling nggak bisa diam itu, kalau Seongwu sudah muncul mendadak diam.

Seongwu jadi merasa aneh. Walau temen-temenya kayak Minhyun, Youngmin, Jisung, Minki, Jonghyun biasa aja nggak terlalu merhatiin, tapi Seongwu merasa ada yang beda. Dan seperti sekarang ini. Daniel malah milih buat duduk jauh sama temen-temennya agar nggak satu meja sama Seongwu. Padahal Hyunbin dan Jaehwan ada disana. Pernah Minki tanya untuk mewakili Seongwu. Mungkin Minki peka sama Seongwu.

"Bin, kok Daniel sekarang jarang gabung sama kalian disini. Kalian ada masalah?" tanyanya ke arah Hyunbin yg masih asik meminum frestea.

"Enggak kok. Kita nggak ada masalah. Tadi kamu liat aku sama Daniel bareng kan kesini"

"Daniel cuma lagi mau ngehindarin seseorang aja" celetuk Jaehwan yang langsung dapet tatapan tajam dari Hyunbin. Itu mulut apa ember bocor si runtuk Hyunbin dalem hati.

"Maksud ku, dia lagi ingin sendiri" ralat Jaehwan. Seakan matanya telepati ke arah Hyunbin bilang sori bro keceplosan.

Mereka mengangguk mengerti. Dan ada satu anak yang masih menundukan wajahya. Iya Seongwu yang menundukan wajahnya. Karena memang yang ditunjuk Jaehwan itu dirinya. Memangnya siapa lagi. Seongwu sedih kenapa Daniel harus menghindarinya? Memang ada apa? Apa Seongwu berbuat salah?

Muat Ulang🌻
Jum'at 8-5-2020🌻
FEY1014🌻

[GS] Accident | OngNiel (Complete 2019) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang