#BAG10

609 26 2
                                    

Rani menatap kertas yang berada di genggamannya dengan perasaan yang tidak menentu. Dia merasa bersalah karena membiarkan Alvin memiliki penyakit ini. Alvin harus benar-benar mendapatkan donor jantung, karena jantungnya semakin tidak berfungsi. Rani akan selalu menunggu seseorang yang dengan murah hati memberikan salah satu pusat hidupnya untuk Alvin, tapi semakin lama Alvin tidak bisa menunggu. Rani menangis.

Dan Rio melihatnya.

"Rio.. Alvin, ayo makan" Teriak Rani sambil menata makanan di meja makan.
Mendengar teriakan ibunya Alvin dan Rio berjalan menuruni tangga.
Rani tersenyum memandang kedua anaknya.

"Makan yang banyak.." Ujar Rani sambil memberikan lauk ke piring keduanya.

"Mami, kenapa?" Tanya Alvin.

Rani tersenyum "tidak apa-apa, mami cuma kangen aja sama kalian. Tau, kalian tuh sibuk banget sejak sekolah"

"Mami juga kerja terus" sanggah Alvin

Rani terkekeh. Rio hanya diam memperhatikan obrolan mereka. Karena Rio tahu, ibunya sedang mencari ketenangan untuk membantunya mempercayai bahwa Alvin baik-baik saja.

***

Akhirnya turnamen yang sering dibicarakan itu tiba. Karena ini turnamen yang besar, seperti lomba persahabatan antar berbagai SMA jadi jam pembelajaran tidak berjalan sesuai jadwalnya. Hari ini jadwal pertandingan Basket, Volly dan Futsal, semua pertandingan itu di adakan di sekolah mereka. Jadilah saat ini sekolah yang biasanya tidak seramai ini jadi gaduh banyak dari siswa berbagai sekolah datang.

"Semuanya ayo, 5 menit lagi dimuali" teriak pak Duta.

Pertandingan basket akan dimulai sebentar lagi, Sivia, Ify dan Alvin serta siswa yang lain berada di tribun untuk menonton mereka. Ify tersenyum kearah Rio, selalu seperti itu.

Teriakan-teriakan siswa mulai begemuruh ketika peluit dibunyikan pertanda pertandingan dimulai. Pertandingan kali ini berjalan sangat bagus dan sangat seru.

"Gab!" Teriak Cakka sambil melempar bola kearah Gabriel. Gabriel dengan tanggap menerima bola tersebut dan memasukkannya ke dalam ring.

"YES!" Gabriel dan yang lain bersorak, babak pertama selesai. Dan sekolah mereka unggul 2 poin.

Rio meneguk minumnya agresif, begitu pula anggota yang lain.
"Permainan oke! Pertahanin. Jangan sampai cidera" ujar Rio sebelum pertandingan babak sel jutnya dimulai.

Pertandingan kali ini lebih seru, karena skor yang keduanya raih saling mengejar satu sama lain.

"Aw"

"Gabriel" teriak Cakka lalu berlari ke arah temannya itu. Gabriel jatuh karena sengaja di dorong oleh pemain lawan.

"Kalau mau menang gak pakek curang!" Ucap Rio kepada Debo, si salah satu pemain lawan.

"Dia aja gak ati-ati!" Ujarnya.

Mereka memanas, Sivia, Alvin dan Ify yang melihatnya menatap mereka khawatir.

Irsyad teman satu tim Rio memisahkan mereka, begitu pula sang Wasit.
Gabriel di bantu Cakka untuk beristirahat. Dan mereka melanjutkan pertandingan hingga selesai, sekolah mereka kalah 1 poin.

"Lo gakpapa gab?" Tanya Rio setelah pertandingan berakhir.

Gabriel menggeleng "gakpapa memar dikit doang"

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang