#BAG12

657 24 2
                                    

Rio dan Ify berlarian di lorong rumah sakit mencari ruang rawat Alvin.

"Mami" teriak Rio ketika melihat ibunya duduk di luar ruangan.

Mata ibunya memerah, cahayanya redup. Kemudian Rio sadar bahwa kali ini Alvin tidak baik-baik saja.

Rio memeluk ibunya memberikan kekuatan
"Alvin akan baik-baik saja mi"
Ibunya mengangguk meyakinkan diri bahwa anaknya akan baik-baik saja.

Ify termenung kemudian duduk disamping ibunya Rio dalam diam. Dia menyaksikan betapa berartinya Alvin dalam kehidupan orang disampingnya ini. Ify merasa menyesal karena cemburu dengan Alvin.

***

"Permisi"

Rani, sang ibu menoleh ke asal suara.

"Ah, kalian. Ayo masuk"Ujar Rani.

Gabriel,Cakka,Sivia dan Ify masuk kemudian duduk di sofa samping tempat tidur. Rani duduk disamping ranjang dengan menggengam tangan kanan Alvin yang bebas dengan infus.

"Belum sadar ya tante?" Tanya Cakka

"Udah kok tadi pagi, habis minum obat baru aja tidur"

Mereka mengangguk. "Rio kemana tante?"

Kemudian pintu kamar rawat terbuka, muncul Rio membawa makanan.

"Tuh, habis beli makan"

Rio tersenyum menyapa temannya dan kemudian duduk di sebelah Ify. 

"Tante tinggal dulu ya, mau pulang ambil baju" pamit Rani

"Jangan pulang sebelum tante balik lagi" tambahnya dan di beri anggukan oleh semua yang ada disana.

"Hati-hati mi" ujar Rio.

Setelah Rani keluar, mereka diam dengan memandangi Alvin yang badannya penuh dengan alat-alat medis yang mereka tidak paham apa namanya kecuali masker oksigen.

Sivia berdiri kemudian duduk disamping Alvin. Dan menggenggam tangannya. Erat.
Rio menghela nafasnya lelah, kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu Ify.
"Alvin pasti baik-baik aja yo" ujar Ify

Rio menggeleng "kali ini parah, harus cepet dapet donor"

Cakka dan Gabriel menghela nafasnya.
Cakka melirik Gabriel, mengikuti arah pandang Gabriel yang sedang melihat interaksi Sivia pada Alvin yang tertidur. Sivia menggenggam tangan Alvin dengan perasaan khawatir. Gabriel tahu itu.

Gabriel ingin cemburu, tapi ini bukan saatnya. Gabriel harus ngerti dan benar-benar ngerti untuk kali ini.

Cakka menyenggol lengan Gabriel dan membuatnya menoleh.
"Mau cabut?" Bisik Cakka
Gabriel menggeleng.

"Kalian bisik-bisik apa" Ujar Rio

"Ah kepo lu"

Sivia bingung dengan situasi ini, setiap hal ini terjadi pada Alvin. Dia selalu mengalami perasaan yang sama, perasaannya sakit. Rasanya sesak seperti tenggelam. Tapi ketika ditanya apa dia mencintai Alvin, sungguh dia tak bisa menjawab.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang