82

16 0 0
                                    

kami berdua sama-sama sibuk memandang orang-orang yang berusaha menerobos hujan tanpa berteduh. sesekali, aku melihat A menengadahkan tangannya menampung air. tetap didalam keheningan, dipadu suara deru hujan dan lalu lalang.

tiba-tiba saja, aku ingin bertanya sesuatu pada A. ''Jatuh cinta versi laki-laki itu gimana sih?'' Tanyaku dengan membesarkan sedikit suara ku agar tidak dapat dikalahkan oleh suara hujan.

masih terlihat memainkan air di hadapannya, ''simple aja sih.''

''yang gimana?''

''iya, gitu. gak ada yang aneh-aneh. cuma ada 3 fase, '' A menarik nafas , ''suka, sayang, nyaman. jatuh cinta versi cowok hanya sebatas 3 kata. eh, tepatnya versi aku sih'' ucap A.

aku mengangguk kecil. tapi, apa semuanya didasari atas 3 kata saja. maksudku, perihal khianat mengkhianati. bohong membohongi, apa bisa didasari atas 3 kata?

A menggesek-gesek telapak tangannya bertujuan menghangatkan tubuh. lalu, diambilnya kedua telapak tanganku dan melakukan hal serupa. setelahnya, dia bertanya, ''kenapa kau lebih suka mencintai orang yang tidak mencintaimu?''

"entahlah, mungkin aku memang tidak dapat melawan takdir dan garis tuhan''

dia menggeleng, ''tidak, bukan begitu. aku tau jauh di dalam lubuk hatimu, kau lebih suka kesendirian daripada kebersamaan. mungkin ada sesuatu yang ada pada dirimu yang takut dengan memulai sebuah kebersamaan, namun disatu sisi manusia pun juga memiliki kebutuhan untuk jatuh cinta. '' katanya.

aku balas berdecak, "kau selalu saja membuatku tersudut padahal aku lah yang ingin menyudutkan mu.''

''oke oke. tapi, pernah gak sih kamu mikir, T? bahwa disaat kamu merasa hampa, kosong, dan menyadari bahwa sesuatu yang besar telah hilang dari hidupmu, kau akan merasa kehilangan dirimu sendiri?''

''mungkin,''

''sumpah, memang iya. coba perhatiin deh, ketika kamu mengenal seseorang, lalu seiring waktu kamu mempercayainya, ngerasa kayak udah klop banget, ditambah rasa kepedulian dan kasih-sayang. ketika kau merasa nyaman saat kalian berdekatan dan menghabiskan waktu bersama. kau bertahap-tahap akan menyerupai dirinya. nada bicara mu sama sepertinya, hobimu perlahan sama, cara mu berpikir menjadi mirip, pilihan-pilihan menjadi mirip, tempat yang kau senangi menjadi mirip. intinya, kesenangan kalian menjadi serupa setelah berjalannya kebersamaan yang kalian lalui. iya gak sih? transformasi mengubah mu menjadi mirip dengannya dan pada titik tertentu kau merasa sebenarnya kau dan dia  adalah satu sosok yang berbagi menjadi dua tubuh.'' A menoleh ke arahku

''lanjut''

''mungkin, itu mengapa, ketika suatu hari mereka berpisah, mereka pergi, akan menjadi saat-saat yang menyulitkan. karena faktanya, yang kau rasakan ketika orang itu pergi adalah kau seperti kehilangan dirimu sendiri''




DeretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang