78

30 1 0
                                    

Aku masih saja bertanya-tanya, mengapa setiap kali kau menatap ku ada kebebasan tak terbatas. diam-diam menggelayuti pikiran.

A menghela nafas kasar bahkan mampu memecah keheningan.

''T, mereka bilang hidup itu menakjubkan. menurutku, hal yang menakjubkan dalam hidup adalah bahwa hidup selalu  menakjubkan.''

Aku menoleh, ''Kenapa? bukannya dulu dirimu benci dengan hal-hal seperti itu?''

''Hidup semakin berat, T. belum lagi permasalahan keluarga yang saat ini aku jalani. Aku bingung, kenapa semua orang termasuk orang tua ku memperlakukan ku dengan segala bentuk perbedaan yang nyata.''

''Nyata maksudmu?''

A menghentikan segala aktivitas. Matanya merah berkaca-kaca, entah mengapa kurasa memang beban hidupnya begitu menyakitkan.

''Jadi, semuanya palsu?''

''Ya, aku begitu banyak menyimpan beban. kadang hidup membawa kita ke sebuah ketidak adilan yang menuntut kita untuk memberontak. tetapi malah pemberontakan itu yang dijatuhi hukuman padahal dia sendiri pun awalnya enggan untuk melakukannya.''

''Kau selalu menuntut ku untuk bahagia, sementara kau menyimpan duka?''

Kami lalu hening. Seolah lupa cara bergerak, otak semakin membeku.

''Ada masalah dengan keluargamu?''

Dia mengusap wajahnya kasar, seperti bukan A yang biasanya.

''Ada masalah dengan keluargamu?'' setelahnya, diambil kedua tanganku, kurasa dia butuh kekuatan.

''Aku teringat ibuku. Ada rasa syukur yang tak terbatas karena aku memiliki ibu yang luar biasa hebat. namun, aku masih saja merasakan hal-hal yang berujung pada perbedaan. Aku benci, saudaraku. Ada kecemburuan dan rasa ingin membunuh. Arogan ini menuntut ku untuk membenci nya''

''Jangan benci ibumu, mungkin dia melakukannya di bawah kesadaran. Tidak ada niat untuk seperti itu''

A kembali menatap ku ,''Kau tau? Dari aku hidup hingga aku mati sekarang, aku ingin merasakan kasih sayang yang sama seperti saudaraku. Aku ingin segala keperluanku disiapkan oleh ibuku, layaknya ibuku mempersiapkan segala keperluan saudaraku. Tapi, apa yang dia katakan? Kau bisa melakukannya sendirian, jangan manja. ''

A menjeda kalimatnya sejenak. ''apa itu yang dinamakan keadilan? aku menganggap apapun perlakuan kecil yang dilakukan oleh ibuku, adalah kenangan yang paling berharga. terlebih lagi, sekarang aku mati. aku bahkan belum menemui nya, seperti aku menemui mu sekarang. jaga ibuku, T.''











DeretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang