새빨간 핑계 뒤에 숨어

970 50 16
                                    

[Author POV]

Matahari sudah tenggelam dari tempat di mana ia biasa bekerja. Cahayanya hanya tinggal temaram, bersiap menyinari bagian lain bumi dan membiarkan orang-orang di tempat itu mulai melupakan kegiatan rutin untuk beristirahat.

Pria itu, Hyuk, dia akhirnya bisa meluruskan punggungnya yang kaku karena berjam-jam telah duduk dan mengomentari deretan skripsi mahasiswa. Menjadi dosen bukanlah hal yang ia tuju apalagi inginkan, tetapi sebagai seorang pria, dia harus menjalani pekerjaannya secara professional, meskipun minim dedikasi.

Ia melewatkan makan siang untuk kesekian kalinya. Jika segelas air putih bisa dihitung sebagai makan siang, maka itu adalah santapannya hari ini. Selain karena pekerjaannya yang menumpuk, dia memang tidak bernafsu untuk mengunyah apapun. Pekerjaan sialan itu menyita waktunya. Dan sama sekali tidak ada masa-masa di mana ia senang menjalaninya.

Hm, tetapi, itu tidak sepenuhnya benar. Dia sempat merasa senang menjalani pekerjaan ini. Hanya ketika dia bisa melampiaskan nafsunya pada seorang mahasiswi. Haha. Bodoh. Professionalitas yang ia junjung tinggi sangat mudah diruntuhkan oleh tubuh wanita. 

Tiba-tiba saja pria itu ingat dengan mahasiswi menyebalkan yang memberinya banyak beban pikiran--sekaligus kesenangan duniawi itu. Kim Heeyoung. Dia tidak muncul untuk konsultasi hari ini. Padahal pagi tadi dia hadir di kelasnya.

Hm, Hyuk langsung saja memikirkan satu alasan pasti yang membuat gadis itu tidak datang hari ini. Perilakunya yang murahan itu sebenarnya sangat ia benci. Tetapi gadis itu juga tidak bisa dengan mudah ia lepaskan. Sedikit saja gadis itu angkat bicara, dia bisa kehilangan pekerjaannya untuk kedua kali.

Hyuk kemudian meraih ponselnya yang terlupakan selama beberapa jam terakhir. Seharusnya dia bersiap untuk pulang, tetapi ia masih ingin meluruskan punggung di kursinya. Sambil memeriksa notifikasi, dia hanya berdiam di sana beberapa menit.

Sialan. Di antara semua notifikasi yang masuk, terselip saja nama gadis itu di sana. Nama asing yang segera dia identifikasi sebagai si mahasiswi sialan yang ia tiduri. Ia bahkan tidak ingat kapan ia menyimpan kontak gadis itu di ponselnya. Apalagi dengan nama kontak semacam 'Heeyoung Cantik'.

.

Heeyoung Cantik

Oppa~~ hari ini aku tidak datang, ya? Jangan tunggu aku 

.

Entah mengapa ia kesal. Dia tidak bisa mengindentifikasi bagian mana dari gadis itu yang membuatnya merasa naik pitam. Hanya memandangi pesan itu saja, dia ingin meremukkan ponselnya. Pengaruh rasa cemburu, kah? Tidak. Dia tidak seamatir itu.

Hanya ada sedikit rasa amarah ketika ia diabaikan akibat orang lain. Padahal tidak ada hubungan istimewa antara dirinya dengan gadis itu. Ia hanya tidak suka saat gadis itu memilih orang lain ketimbang dirinya. Bagaimana dia tau? Dia yakin seratus persen kalau gadis itu pergi bersama pemuda yang tadi terlihat begitu akrab dengannya.

Huh~ moodnya semakin buruk. Tanpa pikir panjang ia menghubungi gadis itu.

Dentuman tanda panggilan masuk itu membuatnya tidak sabar, jarinya mengetuk-ngetuk si ponsel dengan tempo cepat sambil terus menahan mulut untuk tidak mengumpat. "Bitch, pick up."

Ketika dentuman itu akhirnya berubah oleh sebuah suara tanda panggilan diterima, punggung Hyuk otomatis tegak dan ia sudah siap melayangkan cacian.

"Oppa~?"

Hyuk seketika melumer, suara mendayu itu menggelitik telinganya.

"Ada ap--apa?"

Namun tensinya tidak pergi jauh. Ketika si gadis terdengar gagap dan bernapas terengah, ia kembali murka.

Bonnie & Clyde | DEAN 18🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang