Prolog

3.5K 82 6
                                    

[Author POV]

"Ya! Kau--sial!"

Pria itu membanting ponselnya ke lantai. Dengan kasar ia mengusap wajahnya, seperti hal itu bisa mengurangi emosi, nyatanya tidak. Ia menendang sudut sofa ukuran kecil itu tanpa alasan. Terlalu keras sampai benda itu berdecit dan tergeser. Ia otomatis merasa ujung jari-jari kaki di balik kaus kakinya itu meradang sakit, tetapi ia sama sekali tidak menghiraukan itu.

Amarahnya memuncak, sampai jika uap itu berwarna maka akan terlihat awan hitam mengepul di atas kepalanya. Rasanya berteriak saja tidak cukup. Hatinya sekarang berada dalam kegelapan. Jangankan untuk melakukan sesuatu. Bernapas saja sudah membuatnya kesal. Dalam keadaan seperti ini, hatinya terasa mati hingga membunuh seseorang pun bisa ia lakukan.

Jika ponsel tidak terbuat dari material keras, maka mungkin benda itu sudah remuk karena ia meremasnya begitu kuat. Bagian tubuh jarinya memerah, sama halnya dengan wajahnya yang kini seperti seekor kepiting yang baru dikeluarkan dari air rebusan: merah dan berasap.

He knows there's always something to calm his anger. But now, he needs some revenge.

.

.

.

.

.

"Kemana kau akan pergi sekarang?"

Pertanyaan melayang dari seorang pria yang tengah duduk di ambang kasur, memasang ekspresi sedih di wajahnya. Mataya terarah pada punggung serta bongkahan lain di bawahnya, disuguhi sebuah pemandangan epik namun tak membangkitkan satupun semangat dalam dirinya.

"Mencari pria lain, tentu saja."

Sebuah balasan terdengar dari si pemilik punggung yang sedang bercermin, memoles dirinya kembali dengan lipstick serta hal lain untuk memperjelas kembali kecantikannya. Meski ia tidak perlu melakukan banyak hal karena riasan itu sudah ia lakukan tadi. Hanya sedikit memudar karena panasnya gairah cinta yang dia adu bersama pria itu.

"Huh..." lenguhan adalah respon terbaik yang bisa pria itu berikan. "....apakah aku tidak cukup bagimu?"

Wanita itu berbalik, gerak tubuhnya sedikit terlalu menggoda ketika rambutnya mengibas dan membelai bagian atas tubuhnya yang masih sangat polos. Ia menaikkan bahunya sesaat, sambil menarikan lipsticknya di udara, dia menatap pria itu.

"Apa yang membuatmu berpikir aku akan setia? Ayolah. Ini bukan yang pertama kali bagimu." ucapnya santai sambil merapikan kembali pemoles bibir yang dipegangnya. "Oppa, let me get this straight," ia menyandarkan pinggulnya di ujung meja, "kita hanya sebatas teman seks. Tidak lebih dari itu."

Tanpa peduli ia berjalan sedikit menggoda, memamerkan indahnya lekukan tubuh itu pada si pria. Jelas pria kikuk itu segera menutupi ujung pahanya yang kembali terasa aktif.

"Aku sangat suka berteman, jadi... Jangan terlalu banyak berkhayal." wanita itu terkekeh, mencubit ujung hidung si pria gemas. Tanpa permisi ia mendudukkan tubuh telanjang itu di atas paha si pria. Lagi-lagi adegan seduktif. "But, since you really into me that much, I will give you bonus."

Suara mendayu menggetarkan telinga juga ujung jari yang bergerak menjalar di dadanya, pria itu mendelik akibat menahan desah.

"Ready for another ride?"

.

.

.

.

.To be continued

Halo^^

Perkenalkan nama saya Yawn dan selamat datang di Bonnie & Clyde bersama soloist DEAN! ♡('ω')♡

Jangan lupa tinggalkan komentar di bawah agar saya bisa terus berkembang ya? (⌒o⌒)(⌒o⌒)

Tapi.... Ssst! Ini ff NC loh. Jadi yang merasa belum pantas, jangan dibaca, ya? Jadilah reader yang bijak, Ok?

Kalau prolognya sudah sepanas ini, kira-kira akan seperti apa kelanjutannya, ya? Hihi (/ω\)

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Even the best can be improve
\(○^ω^○)/\(○^ω^○)/

Ganbarimasu!

Bonnie & Clyde | DEAN 18🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang