Lately-3

3 0 0
                                    

"Bangsat banget tu cewek"

"Malu deh gue sebagai temen lo" gerald menoyor kepala reinan.

"Lo mau buat alvin tambah marah?" reinan mengusap kepalanya.

"Kenapa sih tu cewek gak ada takutnya sama gue?" gerald mendekati alvin sambil merangkul nya.

"Udah deh lo gak usah pikirin itu dulu, jidat lo obatin dulu"

"Kayaknya tu cewek suka deh sama gue" gerald dan reinan seketika langsung membelalakan mata.

"Eh lo makin aneh aneh aja setelah tu jidat ditendang, pikiran lo ngawur plus sengklek, bikin gue mumet" gerald sangat geram dengan alvin yang semakin ngaco.

"Tapi gue yakin tu cewek gak takut sama gue karena dia tu suka sama gue, secara kan gue ganteng"

"Segoblok goblok nya gue, gue gak bakal mikir tu cewek suka sama lo setelah dia nendang tu jidat!" reinan ikut menambahkan karena pikiran alvin sangat tidak masuk akal.

"Oke gue bakal ngasih dia kesempatan" alvin meninggalkan kedua temannya dan menuju parkiran motornya. Kok ke parkiran bukan ke kelas? Iya karna mereka bakal bolos.

"Kesempatan apaan?, eh alvin tunggu jangan aneh aneh lo! "

"Temen lo tu" gerald langsung bergidik.

"Ih kok kita punya temen garang tapi goblok ya?"

"Yok samperin aja, pusing gue"

......

Ilham menghentikan mobilnya di depan sebuah kantor perusahaan yang bertuliskan AINSOFT. Ia masuk dengan disambut oleh para karyawan yang memberinya hormat dengan berbaris dan membungkukkan badannya. Ilham lalu memberikan senyuman dan membungkukkan badannya juga untuk menghargai hormat yang mereka berikan.

"Om ferdi, kenapa ayah manggil ilham?" ilham berjalan berdampingan dengan sekertaris ayahnya menuju ruangan ayahnya.

"Om juga gak tau ham" mereka memang sudah akrab, ilham sangat baik kepada om ferdi karena dia bisa mendapatkan kabar tentang ayahnya dari om ferdi sekertaris ayahnya sendiri.
Lalu mereka sampai diambang pintu ruangan ayahnya.
Ilham membungkukkan badannya begitu melihat ayahnya duduk di balik meja yang bertuliskan "president" (bukan berarti presiden di negaranya, tapi sebagai pimpinan tertinggi di perusahaannya).

"Duduk" seperti itulah ayahnya, dia sangat dingin dengan tubuh tegap dan rahang yang tegas.

"Kenapa yah?" ilham duduk berhadapan dengan ayahnya.

"Ini undangan acara keberhasilan kerjasama perusahaan ayah dengan perusahaan negara tetangga kita, usahakan kamu dan ata datang menghadiri acara ini"

"Iya ilham usahakan" ilham menghadapi ayahnya dengan kesabaran, karena yang ilham harapkan ketika awal bertemu itu ia ingin mendengar ayahnya menanyakan kabar ia dan ata sebagai anaknya.

"Beli lah pakaian yang pantas dengan uang ini" ayahnya memberikan sebuah cek dengan nilai uang yang tinggi.

"Gak papa yah, ilham sama ata masih punya baju yang pantas dipakai kok"

"Bawa saja untuk bekal kalian, ayah juga sudah mentransfer uang bulanan kalian"

"Kapan ayah akan mengunjungi kami dirumah?"

"Ayah tidak punya waktu, ayah sibuk, sebagai gantinya pergilah bersenang senang bersama adikmu dengan uang itu" sambil menunjuk cek yang hendak ayahnya berikan.

"Ayah! Ini bukan tentang uang, ilham dan ata perlu kebahagian, semua gak bisa dibeli pake uang, kenapa ayah selalu menyangkut pautkan uang dengan kebahagiaan kami? Apakah menurut ayah kebahagiaan kami bisa dibeli dengan uang ayah?"

LatelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang