24 Mei

28 7 2
                                    

Terus berdoa dan tetap bersama. Itu yang mereka lakukan. Nimas mengikuti cara Vina yang selamat karena pergi keluar kota. Akankah dia juga turut selamat?

Nimas memutuskan untuk keluar dari pulau Jawa menuju Sumatra, tempat neneknya berada. Bersama Nova dan Nada yang duduk di kursi kiri dan kanannya, Nimas merasa aman. Pukul 08.00 WIB sehari sebelum ulang tahun Nimas, mereka mendarat. Mereka memutuskan untuk menginap di hotel kecuali Nimas. Nimas akan menginap di rumah sakit tempat neneknya dirawat bersama saudaranya.

Siapa sangka dengan meninggalkan Nimas bersama neneknya di rumah sakit tetap saja mengundang bahaya bagi Nimas?

Pukul 00.00 WIT di hari ulang tahun Nimas. Nimas terlelap di sofa kamar neneknya dirawat. Ia tidak mengunci kamar neneknya karena dirasa akan aman-aman saja.

Kriet...
Pintu kamar Nenek Nimas terbuka. Sesosok asing berdiri menghalangi pintu.

Wanita berjubah hitam.

Agar tak berisik, saat Nimas membuka matanya, si jubah hitam menyuntikkan obat bius melalui leher Nimas. Beruntung tak tepat di urat nadinya. Nimas yang sempat membuka mata pun terpejam kembali.

Kali ini rencana si gaun putih berbeda. Karena lokasinya di runah sakit, tak memungkinkan untuk membiarkan Nimas berteriak. Justru nanti ia akan mudah tertangkap sebelum misinya selesai.

Si gaun ini cerdik. Ia memastikan semua aliran listrik terputus. Hingga tak ada lampu yang menyala ataupun CCTV yang merekam.

Kertas salinan adegan gore untuk Nimas telah ia siapkan. Dalam hati ia merasa kasihan karena ia tak membiarkan Nimas mendengar ucapan selamat ulang tahun.

Si gaun memasukkan benang panjang ke dalam lubang jarum. Telaten, ia menjahit bibir ranum Nimas. Belum puas dengan prosesi menjahit, mata Nimas pun turut ia jahit.

Byur!

Seember air diguyurkan di atas Nimas agar terbangun. Nimas merasa tersiksa dengan mata dan bibir yang amat perih dan tak bisa dibuka. Nimas terus meronta sambil bergumam yang mungkin artinya 'lepaskan' berulanga-ulang.

Jika saja bibirnya tidak dijahit mungkin ia akan mengumpat sejadi-jadinya.

Ujung jarum digoreskan di lengan kanan Nimas bertukiskan 'HAPPY' secara vertikal. Kemudian di lengan kiri dengan tulisan 'BIRTHDAY'  secara vertikal juga.

Dengan pisau bedah yang sangat tajam, Si gaun menggesekkannya ke nadi Nimas kasar berulang kali hingga gumaman Nimas berhenti. Berhenti untuk selamanya.

Puas.

Si gaun meninggalkan mayat Nimas di kamar mandi dengan keran yang terus menyala agar seseorang mampu menemukan mayat Nimas.

***

Menyesal.

Saling menyalahkan satu sama lain. Kecewa dengan diri mereka sendiri. Persahabatan mahasiswa itu...

Kehilangan satu anggota lagi.

Saling menuduh dalam hati. Namun tak satupun sanggup mengungkapkan sang tersangka sesuai hipotesa mereka.

Hopeless Birthdie (END)Where stories live. Discover now