Lagi-lagi

29 12 1
                                    

"Hhh..." helaan tafas berat Bu Tata terdengar lagi. Ini sudah ke-5 kalinya Dae membuat Bu Tata tak puas dengan jawaban yang dilontarkan Dae. Bu Tata sudah bingung harus bersikap apalagi kepada  Dae.

Wanita dengan sedikit garis-garis keriput diwajah itu melihat kearah siswi cantik dihadapannya. Siswi cantik itu tampak menundukan wajahnya.

Bu Tata mencoba menenangkan diri. Berusaha agar siswi dihadapannya menjawab jujur pertanyaannya.

"Kamu yang ngelakuin itu kan?"

Dae menggeleng.

"Ibu tanya sekali lagi.. kalau kamu enggak mau jujur terpaksa ibu langsung ambil keputusan."

Dae mengangguk.

Lagi-lagi wanita dengar keriput diwajahnya itu menghela nafas berat.
"Kamu yang nyoret-nyoret nggak jelas  didinding sekolah SMA 2?"

Dae menggelengkan kepala. Beberapa detik hening hingga didetik berikutnya Dae angkat bicara.

"Maaf bu,, aku enggak tau sekolah SMA 2 letaknya dimana. Aku juga enggak pernah kesana. Terus apa hubungannya itu sama kasus aku bu?" Dae berani menatap persis ke mata elangnya Bu Tata. Nampaknya wanita itu sedikit kesal terhadap tuduhan itu.

"SMA 2 di jl. Rawasari selatan Dae.."

"..hubungannya sama kasus kamu. Kamu ngacungin jari tengah kamu ke wakil ketos itu kan? Kalau kamu berani gitu ke anak SMASH bahkan ke kakak kelas,, ada kemungkinan kamu berani juga kesekolah lain. Itu bisa aja dilakukan oleh kamu. Karena kamu enggak pandang siapa dia. Ada kemungkinan kamu ada perselisihan sama siswa/siswi disana?" Bu Tata memperjelas maksudnya kepada gadis dihadapannya.

"Maaf,, itu sama sekali enggak bener!"

Bu Tata sudah sedikit bersabar tadi. Dan didetik ini ia kehilangan kesabarannya.
"Ibu sudah ambil keputusan. Karena kamu enggak jawab jujur kepada ibu.. Dae,," bu Tata meninggalkan Dae yang termenung duduk diatas kursi.

Kini giliran pak Iqbal yang duduk dihadapan Dae. Pak Iqbal terkenal dengan guru BK yang menghibur dan bersahabat tengan anak-anak yang  "bermasalah" . Tapi raut wajahnya kini tak bersahabat dengan siswi  dihadapannya.

Ia sedikit menyimpan surat-suratnya tidak ramah keatas meja dihadapannya. Dae memejamkan matanya karena prilaku pak Iqbal tadi.

"Duuh.. ini tuh betul bukan kamu?" Tanya pak Iqbal dengan gaya bicaranya yang seperti biasa ia lontarkan saat becanda dengan siswa/siswi. Pak Iqbal mencoba mengontrol intonasi suaranya setenang mungkin. Tapi hatinya lain,, seperti yang kalian tau. Permasalahan antar sekolah tidak bagus. Sangat tidak bagus. Terutama dalam kasus ini,, SMASH yang di judge.

Dae hanya mengangguk.

"Nihh coba atuh liat lagi,, takutnya kamu lupa pernah begini tehh.." pria dengan kumis baplang itu menyodorkan sebuah foto. Dan itu adalah foto tembok yang diperkirakan dicoret  oleh Dae.

Dae melihat kearah foto itu. Ia sama sekali tak mau menyentuh foto itu.. bahkan untuk melihatnya Dae hanya seperlunya.

Yaa.. sesuai dengan pikiran Dae,, tembok itu dicoreti ancaman mengerikan bahkan terdapat tulisan SMAN 2 yang dicoreti tanda silang diatasnya, terdapat logo SMASH meski tak terlalu jelas, dan.. yaahh pantas saja.. pasti ini yang memperkuat argumen sangkaan kepada Dae,, fuck fingger?

Sekarang Dae paham akan pemikiran mereka.

Berita ini sempat trending topik disekolahan SMASH dan juga di SMA 2,, bahkan sekolah-sekolah lain ada yang kecipratan gosip ini. Dari situ sekolah SMASH dipandang buruk oleh sekolah yang mengetahui tentang ini.

Isu-nya ada yang bilang karena SMASH benci dengan penetapan 'Negri' nya SMA 2 (SMAN 2). Disitu pihak guru terdiam,, mencoba untuk menemukan siapa guru pelakunya. Tapi ada isu lain yang mengabarkan bahwa karena ekskul pramuka SMASH tidak terima SMA 2 lebih unggul dievent pramuka Jakarta. Tapi para anak ekskul pramuka memiliki alibi bahwa mereka sudah pasti mengamalkan DASADARMA pramuka.

Permasalahan itu tertunda beberapa hari,, tak ada yang datang dari pihak SMA 2 lagi ke SMASH. Pihak SMASH juga sudah meminta maaf kepada pihak SMA 2. Dan pihak SMASH berjanji akan menklarifikasi, menyuruh pelakunya berhadapan dengan pihak penting disekolah SMA 2 sesuai dengan permintaan kepala sekolah SMA 2.

Dan pada saat ini, dihari ini, jam ini, menit ini, detik ini.. seseorang melaporkan siswi yang sudah sering dipanggil ke dalam ruang BK. Membuka pikiran kepada semua pihak,, jika siswa yang bermasalah kemungkinan bisa saja melakukan itu. Karena jejak keburukan yang telah ada akan mengikuti, untuk membuat jejak berikutnya.

"Saya sama sekali tidak melakukan itu. Saya masih punya otak pak. Nihh pak.. saya enggak punya kenalan ataupun..-" sayang,, Dae tak bisa menyelesaikan ucapannya. Bu Tata datang secara tiba-tiba,, dan bersamaan dengan itu ia mengintruksi.

"Mobil sudah disiapkan,, kita langsung saja ke sekolah SMA 2.. biar hubungan kita membaik dengan mereka"

"Dae siap-siap,, mau tidak mau kamu harus jujur saat disana.."

"..oyahh satu lagi Dae,, ajak satu orang teman kelas kamu. Itu buat perwakilan dari pihak siswanya. Jadi biar ada argumen jelas dari pihak lain.."

Jujur,, kata-kata itu sungguh kasar. Dae bukan seorang dewasa yang pantas menerima ini.

Yaa,, mau apalagi. Wanita itu tinggal mengikuti apa yang pihak atas perintah. Dan goo!! Mobil melaju kearah SMAN 2.

 Dan goo!! Mobil melaju kearah SMAN 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Terkadang masa lalu menjadi acuan seseorang untuk mengambil cepat suatu keputusan" ~Dae

REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang