Love?

34 11 2
                                    

"Cinta atau bukan..? Aku tak tau! Aku tak ingin menggubrisnya. Mungkin aku hanya kehilangan kasih sayang dari sosok yang seharusnya menyayangiku,, kelelahan membuatku berpaling.."
~Dae
***

Disepanjang jalan Dae dan Zulfan hanya saling diam. Entah karena saling canggung atau tak ada topik yang harus dibahas.

Ini kali pertama gw dibonceng cowok!! U re the first!

Desiran halus dihati Dae kembali berperan. Dae tak tau apa artinya ini. Yang jelas ia menolak keras jika ia memiliki rasa pada pria yang sedang memboncengnya sekarang.

"Rumah lu masuk gang Dae?" Tanya Zulfan.

"Enggak Fan,, itu dideket lampu jalan itu.." jawab Dae, jari telunjuknya ia arahkan kelampu jalan depan rumahnya. Meskipun Zulfan diprediksi tak melihat tunjukan tangannya.

"Ohh iy,,"

Motor itu berhenti didepan rumah pagar berwarna hitam. Jika dilihat dari interior rumahnya,, terlihat sangat estetik.

"Ini?" Tanya Zulfan,, matanya memandang rumah mewah itu.

"Emm,,"
Dae mengangguk. Lalu ia turun dari motor Zulfan dan berdiri disamping Zulfan yang sedang membuka helm. Mereka saling tersenyum. Entah apa,, keduanya tampak memiliki telepati?

Suasana canggung beberapa detik.

"Lu .."

"Lu.."

Keduanya berusaha berkutik. Dan alhasil,, mereka berbicara bersamaan.. dan keduanya pula segera memilih diam.

Dae memainkan jarinya gugup.

"Lu lucu.. hh" perkataan Zulfan sontak membuat Dae membelalakan mata. Dae mencoba menahan malu. Mukanya terlihat merah,, ia berusaha menyembunyikan mukanya.

"Maksud lu.. haha?"

"Dae yang gw kenal.. kejam bener. Baru 2 hari gw kenal lu.. gw dah ikut tersered kedalem permasalahan lu,,"

"Terus lu nggak rela bantuin gw? Kenapa lu yang jadi perwakilan dari temen gw? Kok enggak yang lain?" Dae mulai menyerang Zulfan dengan kata-katanya. Perasaannya kepada Zulfan ia usir jauh-jauh.

"Rela kok. Berapa kalipun lu repotin gw,, gw tetep rela. Hhe.."

Hening,,

"Kenapa gw yang jadi perwakilan? Karena.. enggak ada yang mau selain gw,,"

"Lebay luu! Banyak kok yang pingin. Kepengen tenarnya.."

"Hmm,, iya deh terserah." Jawab Zulfan.

".. Dae yang gw kenal,, ternyata enggak separah itu. Lu baik,,"

Plisss .. hati aye mau digimanain ini bang!!

"Lebay lu,, sana pulang.. udah malem..." Dae mengalihkan pembicaraan.

Zulfan mengangguk. Ia tersenyum. Pria itu kembali memakai helm-nya.

"Lu dulu masuk kedalem,," titah Zulfan yang sudah memasang helmnya.

"Loh kok gw.. ? Lu yang tamu ny,, lu aja dulu.."

"Gw nganterin lu kesini buat ini tujuannya. Lu aman sampai dalem rumah,,"

Tak ada yang bisa menang jika berdebat dengan Zulfan. Ia selalu menang.

Dae mengangguk. Ia mulai memutarkan badannya.. membelakangi Zulfa.. dan mulai melangkah kedalam rumahnya.

"Dae.." Zulfan memanggil wanita itu.

Lhaa??! Adegan apalagi ini? Kayak didrama aja dahh! Ntarr.. ntar.. apa gw lupa ngembaliin helm kayak difilm 'Radio Galau'? Enggak.. enggak.. gw enggak pake helm kesini. Terus apa??

Dae membalikin badan.

"Lu enggak lupa buat ngucapin sesuatu? Sesuatu yang biasanya orang ucapin buat seseorang yang udah nge-bantuin..?" Zulfan ingin sedikit bermain dengan Dae. Zulfan memasang senyum jail. Ia berharap wanita didepannya malu atau.. salah tingkah atau semacamnya.

"Hmmm,, motor lu keren ya,, tapi enggak sekeren dan semahal punya nya bang Amin Andrianto.. " Dae tersenyum menang. Ia menolak mentah rencana usil pria itu. Dan iapun pergi menuju rumahnya. Meninggalkan Zulfan yang tersenyum geli.

Nggak sesuai bayangan gw. Enggak semudah itu ternyata gombalin dia..?

"Siapa lagi bang Andri itu? Se-trendy itu kah? Nanti search aja dah ke internet.. hha.. otaknya beneran aneh dah. Lagi sedih enggak tau kondisi. Hahhaaa.. "

Pria itu merasa terhibur dengan wanita itu. Ia bertambah yakin terhadap keputusannya.
***

"Makasih Zulfan,,"

"Sama-sama Dae,,"

Aku masih bisa mendengar suara hati mu. Meski dari jarak yang jauh,,
~Zulfan
***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang