Kamu..

30 11 1
                                    

"Aku tau,, tak sedikit orang yang gugur didekat seseorang yang sedang berada dilumpur keterpurukan. Dan kamuu.. ada bersamaku" ~Dae

***
"Inget Dae,, kamu harus bicara jujur disana.." bu Tata lagi-lagi memperingati Dae. Dae hanya diam, tak menjawab. Pria disamping kanan Dae melihat kearah Dae, dan 2 detik kemudian ia mengembalikan pandangannya kedepan.

Mobil ASTRO berwarna putih melaju sedang,, menembus polusi-polusi jahat diibu kota. Berbaur dengan kendaraan yang berhenti karena lampu merah. Menunggu. Dan dihitungan terahir lampu merah, mobil itu kembali melaju.

Bising keadaan diluar sana. Tapi lain lagi dengan keadaan didalam mobil. Sunyi dan sedikit tegang. Terutama bagi wanita yang posisi duduknya diapit oleh dua lelaki. Ia memikirkan bagaimana ia bersikap dalam posisi gentir ini. Sempat terpikir olehnya.. ia akan jujur kepada pihak SMAN 2, bahwa ia bukan pelakunya. Tapi setelah dipikir-pikir itu akan menimbulkan masalah yang panjang,, bukan hanya tentang dirinya.. tapi pastinya menyangkut almamater.

Dan ia memutuskan untuk bersandiwara saat disana.

Terkadang seseorang memilih jalan aman demi terhindarnya dari keadaan gentir. Meski jalan yang aman itu salah.

Ternyata benar,, jujur itu memang menyakitkan dinegeri ini..

"..tenang,, aku pasti bakal bantu kok" seseorang berbisik didekat telinga Dae. Suaranya hampir tak terdengar. Tapi untungnya gadis itu bisa mendengar jelas kalimat itu. Dae menoleh kearah kanan. Mendapati pria yang sedang menatapnya.

Aku bisa mendengar kamu berbisik resah dihati. Apa salahnya jika aku sebagai obat resahmu itu.
***

SMAN 2

Mobil itu terparkir rapih didekat gerbang sekolah.

Hati Dae gelisah. Apa yang harus ia lakukan? Ia sudah didalam sekolah angker yang dari tadi ia bayangkan. Ini baru tahap awal. Tahap selanjutnya,, ia akan menemui kepala sekolah SMAN 2 dan beberapa pihak penting lainnya.

Ayunan langkah terus dilakukan. Tinggal beberapa detik lagi langkah Dae tiba diruang yang dijanjikan.

Tenang Dae. Kamu harus tenang. Jalani saja alur pahit mu saat ini!

Beberapa siswa yang masih berkegiatan disekolah selepas pulang sekolah melihat kearah Dae dan beberapa pihak SMASH lainnya. Tentu saja tatapan mereka sinis. Mungkin mereka tau logo sekolah yang ada dibaju putih Dae.

Dae tiba didepan ruangan yang telah dijanjikan menjadi tempat ia akan diintrogasi.

Kepala sekolah dan beberapa guru BK SMASH masuk kedalam ruangan itu, sedangkan Dae dan pria itu menunggu dikursi yang telah disediakan. Keduanya menunggu para orang dewasa yang berada didalam menyelesaikan pembicaraan.
***

"Dae ingat pesan ibu tadi,, kamu harus berbicara jujur didalam. Kamu tinggal melakoni bagianmu" kalimat itu yang pertama kali bu Tata lontarkan kepada Dae saat keluar dari sebuah ruangan. Dae tak menjawab,, bahkan dengan anggukan dan gelengan. Dae tak tau harus berbuat apa.

Kini bagian Dae yang menemui pihak SMAN 2 didalam ruangan. Dae berdiri dari tempat duduknya. Dae mulai melangkah.

"Biar aku dulu.." ucap Zulfan. Langkah Dae terhenti,, pria itu mendahului Dae. Berada didepan Dae. Entahlah.. apa yang ada dipikirannya. Menjadi pelindung Dae?

Melangkah.. melangkah dan melangkah. Dae mengikuti pria itu dibelakang. Kini pria itu membuka pintu yang beberapa detik lalu telah ditutup oleh pak Iqbal.

Dae terus menunduk. Rasa takutnya kembali muncul,, padahal beberapa detik sebelum masuk keruangan ini.. rasa takutnya hilang. Entah mengapa,, entah hanya sugesti.

Dae terus menunduk. Hanya beberapa detik saja Dae melihat kearah mereka yang duduk berjejer, layaknya diruang interview calon anggota perusahaan. Dae terus berpikir hal yang tidak-tidak. Mereka yang duduk berjejer pasti telah mengenal dirinya karena obrolan singkat tadi antara dua belah pihak.

"Kamu kenal dengan pria yang berada ditengah? Dia teman ayah mu?"

Dae melihat lebih jeli kepada pria dengan seragam guru itu. Memastikan apa yang dikatakan pria didekatnya.

Om Danil?!

Dae menatap kearah Zulfan.

Kenapa pria ini bisa tau?

Zulfan tersenyum simpul. Ia mengajak Dae segera sadar. Keduanya berjalan kearah pihak SMAN 2 yang duduk rapih,, membungkuk hormat. Hingga akhirnya mereka dipersilahkan duduk.
***

Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Aku malu... aku tidak salah.. aku harus bagaimana?

"Hhh... kamu harus tau. Dari tadi aku capek denger kamu ngeluh!" Bisik pria itu dalam hati.

Aku harus gimana ini?? Ini bentar lagi lohh buat buka pintu.. dan masuk kedalaam? Aku harus gimana? Kabur?? Gimana inii??

"Biar aku dulu.." ucap Zulfan lalu memegang tangan Dae. Zulfan bisa merasakan ketakutan Dae. Telapak tangan gadis itu terasa begitu dingin. Saking besarnya rasa takut itu,, mungkin gadis itu tak sadar bahwa sekarang mereka sedang berpegangan tangan?

Pria itu membuka pintu perlahan, bersamaan dengan itu ia melepaskan genggaman tangan dengan gadis dibelakangnya. Keduanya masuk kedalam ruangan, dan pintu kembali ditutup oleh Zulfan.

Zulfan langsung membaca tentang orang-orang yang duduk berjejer itu.

Supriadi,, umur 23 tahun, guru baru di BK. Lulusan fakultas BK diTurki. Masih tahap penyesuaiaan dengan lingkungan sekolah.

Hendra,, umur 41 tahun, sekarang hari ulangtahunnya. Punya pengalaman banyak seputar penanganan siswa yang bermasalah. Sering diundang dalam seminar-seminar pembentukan karakter anak muda yang berkualitas.

Danil,, umur 39 tahun. Punya pengalaman banyak menjadi guru. Rajin,, pengaplikasian sesuai buku panduan,, kepala sekolah diSMAN 2. Kenal dengan bapak Kris. Ayah Dae,,

"Kamu kenal dengan pria yang berada ditengah? Dia teman ayah mu?"

Wanita itu melihat lebih jeli kepada pria dengan seragam guru itu.

Om Danil?!

Gadis itu menatap kearah Zulfan.

Kenapa pria ini bisa tau?

Zulfan tersenyum simpul.

Karena aku bisa baca semuanya. Sudah itu saja,, tidak lebih.
***

Kau tau,, ada yang mengatakan daun yang terbang akan terus mengikuti arah angin yang membawanya. Begitupun aku,, perasaanku.. mengikuti apa yang kamu lakukan kepadaku,,
~Dae

REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang