3% - gambar.

464 70 3
                                    

[ © bulancalista ]

Suara rintik hujan memenuhi pendengaran ku, sialnya hari ini aku lupa bawa headset, dan yah beginilah.

Duduk sendiri di meja paling ujung dekat jendela, menyesap kopi dan menulis sajak. Sungguh tidak ada hal yang akan kupikirkan selain hal yang kulakukan sekarang, karena aku benar benar suka sekali membuat sajak atau puisi.

Aku memperhatikan seluruh penjuru kedai kopi ini, sepertinya saat hujan kedai kopi ini ramai, selain itu konsep suasana di dalam kedai ini kekinian cocok untuk remaja remaja seusia ku.

Sampai pada akhirnya lonceng didepan pintu kedai berbunyi, memperlihatkan seorang gadis mungil yang tampak sedikit basah karena air hujan.

Matanya tertuju pada bangku di depanku yang memang kosong.

Berjalan ke arahku dan berkata "permisi, boleh saya duduk disini?" Tanyanya seraya tersenyum simpul.

Aku memperhatikan semua kursi, ternyata memang kursi di depanku saja yang kosong, aku hanya menjawab dengan anggukan dan gadis yang sedikit basah itu langsung duduk.

Sampai beberapa menit kemudian dia memesan greentea dan mengeluarkan buku gambar serta sebuah pensil, ah aku baru ingat ini gadis yang tak sengaja bertatap denganku kemarin sore di kedai ini.

Lalu tak lama pesanannya datang, dia mengeluarkan ponsel dan mengutak ngatik seperti sedang melihat sesuatu.

Entah aku juga tak begitu peduli, hanya suara hujan yang menyelimuti keheningan di antara aku dan gadis itu.

"Tampan..." Apa? Apakah dia berkata sesuatu, aku tidak yakin karena dia hanya menatap ponselnya saat itu.

"Apa kamu berbicara sesuatu nona?" Aku menatap wajahnya yang sedikit menunduk, dia menggeleng dan menjawab "h-hah? Tidak"

Ah, berarti hanya perasaanku saja mungkin?

Gadis mungil yang aku perhatikan ternyata cantik, dia mulai menggambar sesuatu di atas buku gambarnya, dengan foto yang entah aku tak tahu apa sebagai contoh didalam ponselnya.

Tersenyum, entah kenapa hati ini menghangat saat melihat gadis itu fokus menggambar. Aku hanya menyesap kembali kopi ku dan melanjutkan menulis sajak.

Lalu kemudian ia merobek satu halaman tersebut dan merapihkan barang-barang nya, tidak lupa juga ia habiskan greentea yang ia pesan.

Gadis itu berdiri dan menatapku, tersenyum manis dan berterimakasih "terimakasih Fajar, saya pamit dulu? Permisi" gadis itu segera berlalu dan meninggalkan sobekan kertas dari buku gambar yang ia gambar barusan.

Aku ingin mengambil kertas itu dan mengejarnya, namun sedetik kemudian aku sadar kalau yang ia gambar itu diriku, dan dibawahnya terdapat tulisan "Senja Keana" apakah itu namanya?

Dan bagaimana bisa aku lupa bahwa seragam miliknya dan seragam milikku sama? Apakah aku akan bertemu dengannya besok? Karena rupanya aku dan gadis cantik itu yang ku ketahui bernama Senja, kita bersekolah di sekolah yang sama, ternyata.

Dia manis, aku akan mencari nya esok di sekolah. Sungguh aku penasaran.

[ S e n j a ; dan fajar ]

Setelah hujan mereda Fajar pulang ke rumah, tidak lupa membawa kertas yang berisi gambarnya, teringat gadis itu saja membuat Fajar tersenyum tak henti hentinya.

Entah Fajar sendiri tak tahu apa yang ia rasakan saat ini, yang Fajar tau pasti dia senang dan penasaran bukan main, karena gadis itu cantik dan manis.

Sebelum Fajar benar-benar pulang ia menyempatkan diri mampir ke tukang martabak, hari ini dia pengen membelikan ibunya martabak manis, Fajar hanya ingin memberikan sedikit kesenangan karena Fajar tau dia tidak bisa memberi lebih.

Apalagi dengan ayahnya yang kadang jarang pulang ke rumah, ibunya pasti kesepian, kakaknya juga sudah kuliah dan kampusnya berada di kota Surabaya.

Setelah selesai dengan urusan martabak Fajar segera mengendarai motornya ke arah rumah, kebetulan tukang martabak itu tidak begitu jauh dari rumah.

"Assalamualaikum, ibu Fajar pulang nih" salam Fajar saat ia sampai di dalam rumah.

Ibunya turun dari lantai dua sambil membawa gelas kosong, "eh Fajar, tumben kamu pulang sorean biasanya malem segala bawa martabak lagi" perempuan paruh baya itu hanya tertawa kecil melihat anaknya yang paling kecil itu.

"ih ibu, ini Fajar yang baik hati dan tidak sombong bawain martabak favorit ibu," Jelas Fajar dengan cengiran kotak dan mengangkat kantong kresek martabak tersebut. Fajar juga menarik tangan ibunya agar duduk di sofa bersamanya.

"Ibuuuu" rengek Fajar, sambil memeluk ibunya dari samping.

"Apaan ih?" Ibunya yang sedang menikmati martabak hanya menoleh ke anaknya itu.

"Ibu bikinin Fajar susu coklat hangat ya nanti pas mau tidur, terus temenin Fajar tidur di kamar, Fajar kangen di peluk sama ibu" tatap Fajar memelas, ibunya hanya mencubit pipi Fajar gemas. "Iya nanti ibu temenin kamu di kamar"

Hanya ibunya yang tau sifat manja seorang Fajar, bahkan didepan ayahnya Fajar tidak pernah seperti itu.

Adegan ibu beranak itu berakhir saat Fajar yang tiba-tiba berlari seperti orang dikejar setan, alasannya dia mau mengeluarkan pr matematika yang akan dikumpulkan esok, ibunya hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya yang satu itu.

[ S e n j a ; dan Fajar ]

Pagi sekali Fajar sudah pamit untuk berangkat ke ibunya dengan alasan hari ini ia ada tugas piket, padahal tidak, Fajar ingin mencari si Gadis mungil bernama Senja.

Dia memasuki semua kelas di gedung IPS berharap melihat gadis bernama Senja itu, tapi nihil tidak ada. Lalu Fajar berfikir keras, apakah Gadis itu anak IPA? Kalau iya Fajar bisa meminta bantuan Samudra, teringat anak laki-laki itu yang juga merupakan anak jurusan IPA.

Fajar akan meminta tolong nanti dan ini masih terlalu pagi Fajar berjalan ke kantin, dari radius sekitar 16 meter Fajar melihat gadis mungil berambut cokelat ikal sedang duduk berjalan bersama temannya.

Fajar tau itu si Senja gadis yang sedari tadi ia cari, tanpa basa-basi Fajar langsung berjalan cepat ke arah meja gadis-gadis itu.

"Hai..." Fajar menyungging senyum ke arah Senja, Senja menoleh dan membalas dengan anggukan dan tersenyum.

Gadis-gadis itu kaget sebagian ada yang terkagum karena kedatangan Fajar yang mendadak, jika kalian lupa aku akan ingatkan, bahwa Fajar salah satu Laki-laki tertampan disekolah ini. Jadilah suasana seperti ini.

Fajar duduk disebelah Senja, namun sedetik kemudian ia sadar bahwa ada Gizka yang duduk di serong kirinya.

Walaupun Fajar memang tidak mencintai Gizka, tapi ia juga tidak mau membuat hati gadis itu terluka. Muka Fajar sedikit menunduk berpikir keras apa yang akan ia lakukan.

' tuhan bagaimana ini?!'

[ @ bulancalista ]
Senja ; dan fajar

Hai semuanya, apakabs?
Penasaran gak nih
Betewe aku udah panjangin ini
Chapter nya, 900+ kata wkwk
Iya tau masih sedikit.
Bonjour ! <3

SENJA DAN FAJARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang