7% - kita.

343 52 10
                                    

[ play multi media ]
Shawn Mendes - Mercy

Bacanya di hayati ya hehe.

[ SENJA ; dan fajar ]

"Kamu kok tadi datengnya telat banget?" tanya Fajar ke Gizka saat mereka sudah sampai di kafe dekat sekolah langganan Fajar.

"Oh itu ya, tadi aku mesen ojol lama banget, yaudah deh telat" jawabnya sambil memainkan ponsel. "Terus boleh masuk gitu sama satpam?" Tanya Fajar lagi, karena Gizka datang ke sekolah sudah jam 7 lewat.

"Hmm sebenarnya nggak boleh, tapi aku maksa hehe" menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Fajar hanya menggelengkan kepalanya.

Fajar kembali mengeluarkan buku dan pena untuk menulis sajak sedangkan si gadis hanya memperhatikan ponsel dan ternyata diluar mulai hujan. "kamu tumben ngajak aku ke kafe dulu" celetuk Senja tanpa menoleh ke Fajar.

Fajar mengangkat bahu "pengen aja sih" masih dengan tangannya yang menulis sesuatu di bukunya.

"Gizka"

"Fajar" ucapnya berbarengan.

"Kamu duluan aja"

"Hm ladies first "

Gizka yang tadi hanya bermain ponsel sekarang menatap ke Fajar, menatap ke netra yang setajam elang. Memperhatikan lekukan yang terukir indah, sepertinya tuhan menciptakan Fajar sangat niat.

"Jadi.." Gizka menggantungkan kalimatnya, karena ragu. "aku nggak tau harus mulai ngomong darimana.. hubungan kita.." lanjutnya dengan kepala tertunduk, Gizka sedih. Gadis itu tahu tentang perasaan Fajar yang sebenarnya.

Fajar sedikit kaget, karena tiba-tiba Gizka menanyakan hal tersebut. "maaf, tapi.. aku pengen hubungan kita berlanjut aja walaupun menyakiti perasaan kamu" Fajar menarik nafas panjang, ia bingung harus menjawab apa.

"Tapi nggak begini caranya Fajar, aku capek, aku capek berjuang sendiri. Kamu tau kan? aku sayang sama kamu fajar!" Bentak gadis mungil itu, matanya sudah berkaca-kaca. Oh tuhan, salah, gadis itu salah membahas hal ini. Ini membuatnya terlihat lemah, Gizka benci itu.

Fajar merubah posisi duduknya di samping Gizka "Gizka dengerin! Aku juga sayang kamu, sebagai adik! Apa nggak cukup?!" Balasnya tegas sembari menangkup wajah gadisnya, menghapus jejak air mata yang sudah jatuh.

Gadis itu menggeleng kuat. "Yang aku minta bukan rasa sayang Fajar! Aku minta ketulusan kamu ke hubungan kita, aku pengen kamu belajar cinta sama aku Fajar. Aku capek.." lagi, Gadis itu lagi-lagi mengeluarkan air mata, kali ini ia tambah terisak.

Fajar tak tahu lagi harus bagaimana. "Gizka, jangan terlalu perasa. Kamu harusnya jangan berharap dari awal." Kali ini Fajar yang menundukkan kepalanya, kenapa mereka bertengkar seperti ini? Fajar tambah bersalah karena Gizka menangis.

Gizka membawa tasnya "kamu bilang aku perasa?! aku perempuan, dan perlakuan kamu selama ini juga kelamaan buat aku jatuh Fajar! kamu sadar nggak! aku juga punya hati, sekalipun aku memang kurang buat kamu!!" Gizka memukul meja keras membuat seisi kafe memperhatikan mereka, lalu gadis itu membawa tasnya dan berjalan meninggalkan Fajar.

"Gizka! Diluar hujan Gizka! Kamu mau kemana?! dengerin aku, sekarang apapun yang ada di kamu juga punyaku" Fajar menarik tangan Gizka dan membawa gadis itu menagis di dekapannya. Tak peduli lagi jika baju seragamnya akan basah.

Mereka berpelukan di pintu kafe, di iringi lagu yang berputar, dan ditemani oleh hujan.

"tapi aku merasa kamu bukan punyaku jar.." ucap gadis itu nyaris tak terdengar, bahkan kata-kata itu tak sampai ditelinga Fajar.

SENJA DAN FAJARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang