Fajar membawa Senja berjalan-jalan di mall, bahkan sampai mengajak gadis itu untuk berbelanja walau sudah dipastikan Senja menolak.
Sekarang mereka sedang berjalan membawa minuman chatime masing masing ditangannya, tujuannya ketempat bermain. Maksud dan tujuan Fajar ingin menaikkan mood Senja yang sepertinya tadi terlanjur turun.
Dan tentu menaikkan mood nya sendiri.
"kak punya kartu buat main funworld nggak?" tanyanya saat sudah sampai didepan area bermain sembari membolak-balik dompetnya dan merogoh sesuatu.
Senja ikut ikutan membuka tas lalu mengambil dompetnya dan mencari kartu ajaib itu. "kemana kayaknya punya deh" masih membolak-balik dompetnya, bahkan mengacak-acak isi tasnya.
"kemana sih, perasaan waktu itu gua taro disini seriusan" ucap Fajar lagi dan mengecek satu satu isi dompet itu.
Mungkin sudah sepuluh menit mencari Fajar pasrah, beli sajalah. Toh harganya masih murah, demi membuat gadis disampingnya tersenyum.
menaruh dompetnya kembali di kantong, dan meraih lengan mungil milik senja. "yaudah kak kita beli aja deh, gue yang bayar sans" lontar fajar dengan senyum kotak khasnya.
Senja mengangguk-anggukan kepalanya, dan berlari menuju area permainan dengan senyum mengembang layaknya anak kecil yang dibelikan es krim favoritnya.
"pelan pelan kak jalannya, nanti jatoh lecet!" teriak fajar.
Fajar membeli kartu untuk bermain sementara Senja disampingnya. Senja jengah melihat si petugas kasir perempuan yang melihat Fajar seperti kehausan, dengan mata berbinar.
"nih mbak uangnya" Fajar memberikan dua lembar uang bewarna merah.
Penjaga kasir itu menerima dan memberikan kartu yang sudah Fajar beli. "iya mas, mas ganteng deh mirip artis tapi siapa ya?" Fajar hanya tersenyum saja menanggapinya.
"mas mas ini adeknya?" kurang ajar, batin Senja. Kenapa juga penjaga kasir ini bertanya-tanya, bukan urusannya. Fajar melirik Senja yang memasang muka masam dia terkekeh sebentar "ini pacar saya, emang kenapa mbak?"
Senja melongo, begitu pula mbak mbak penjaga kasir. "Ah kirain bukan pacarnya, abisnya mas ganteng banget terus pacarnya nggak begitu cantik" hey! bisa bisanya dia berkata seperti itu.
Si gadis menarik nafas panjang panjang "mbak! bisa nggak sih nggak usah banding bandingkan saya dengan pacar saya? emang mbaknya cantik, begitu?" Senja memandang remeh penjaga kasir tersebut, oh sebenarnya Senja tak akan melakukan ini jika saja mbak mbak itu tidak melecehkan harga dirinya.
Tanpa diduga oleh Senja maupun Fajar, mbak mbak penjaga kasir tersebut langsung meraih rambut Senja—menjambak "kurang ajar ya, anak mana sih lo!" ucap penjaga kasir itu tidak terima. Senja terlihat kesakitan, Fajar juga segera melepaskan tangan penjaga kasir itu dari rambut Senja.
"mbak apa apaan sih! pacar saya benar mbak, mbak juga seharusnya tau diri!" ucap Fajar nyalang, rahangnya mengeras tertahan dan mata elangnya sudah keluar. apa apaan ini?
"mbak lepasin rambut saya! mbak mau saya laporin ke atasannya?!" teriak Senja tak henti-hentinya. Sampai pengunjung di sana memperhatikan kegaduhan itu, bahkan tak segan segan merekam kejadian itu secara terang-terangan. Sebagian ingin membatu tapi tak tahu bagaimana caranya, sebagian lagi tertawa atau bahkan ada yang sama sekali tidak peduli.
Gibran dan Raka yang tidak sengaja lewat langsung melangkah kearah mereka. Jujur, Gibran menatap Fajar seperti bingung kenapa laki-laki dan perempuan ini bisa bersama. Sementara Raka tidak begitu peduli. "Mbak lepasin temen saya tolong!" Raka menghempas tangan penjaga kasir itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA DAN FAJAR
Ficção AdolescenteHIATUS " Aku memuja Senja sama seperti aku menganggumi hujan. Aku mencintainya lebih dari sajak sajak yang aku pernah tulis. Langit seolah adalah saksi bisu antara kisah aku dan gadis itu di masa-masa yang paling indah. Namun seperti apa yang orang...