11% - gemuruh.

270 36 6
                                    

Senja bingung, Fajar menggenggam tangannya terlalu kuat sampai ia merasakan sedikit sakit. Lalu wajah laki-laki itu terlihat marah, urat urat di lehernya hampir terlihat jelas. Senja tahu, Fajar marah.

Mata elang itu berdiam pada satu titik, untuk apa laki-laki itu melihat motor motor di area basement?

Oh bukan. Tentu saja bukan itu. Senja mengikuti arah panda Fajar. Dan apa yang ia lihat? iya, dia melihat Gizka sedang menaiki motor Vernon dan memegang pundaknya.

Senja kembali menatap Fajar, laki-laki itu belum juga mengalihkan pandangannya. "Fajar, kamu gapapa?" tanyanya dengan harap harap cemas. Fajar menoleh sembari tersenyum "ya, gue gapapa kak" mengacungkan jempol nya.

Setelah motor Vernon menghilang dari pandangan mereka, Fajar berjalan ke arah motornya. Mencoba kembali memasang ekspresi wajah tenang seperti biasanya.

Sedangkan si gadis masih saja khawatir. Lagipula kenapa bisa Vernon bersama adik sepupunya itu. Bukannya Vernon tadi bersama Fajar dan laki-laki itu malah pulang duluan?

"jar.. itu Gizka" Senja menggantungkan ucapannya, menarik nafas "kamu tadi lihat?" lanjutnya. Fajar memakai helmnya "oh itu, lihat kok kak. emang kenapa?" menyalakan mesin motornya.

Senja tetap diam ditempat walau Fajar sudah memberi kode untuk naik keatas motornya. "kamu yakin gapapa, tadi kamu keliatannya marah" jujur saja, Senja ragu-ragu mengatakannya.

"ya pasti" ucap Fajar, "nanti diomongin deh, sedikit merasa terduakan. Lagian tadi dia nggak bilang ke gue kalo mau pergi ke mall" finalnya.

Senja juga tahu laki-laki itu malas membahas hal yang tadi mereka lihat, jadilah Senja naik ke motor nya dan berdiam diri saja. Tidak ada percakapan lagi.

Jalan raya yang mereka lintasi terlihat sepi, langit mendung yang kapan saja mungkin bisa mengeluarkan gemuruh dan rintik hujan.

Mungkin cuaca seperti mengikuti perasaan Fajar. Entah apa yang ia rasakan, dia tahu betul bahwa perasaannya ke Gizka tidak lebih dari perasaan sayang ke teman. Lantas, kenapa ia rasanya seperti sedang marah?

Ini tidak benar, batinnya. Ya, memang ini tidak benar. Apalagi saat dia menyadari kalau sebenarnya dia sendiri sedang mendua. Walau Fajar tahu ikatannya dengan Gizka hanya status, tapi terlalu bajingan jika menyakiti perasaannya.

Entah kenapa ia merasa bersalah. Seolah-olah sedang mempermainkan dua orang gadis yang tidak tahu menahu tentang apa-apa. Terlebih lagi mereka berdua masih ada hubungan saudara.

Fajar tidak mau membuat hubungan saudara mereka hancur hanya karena dia.

Apakah ini cinta segitiga? Fajar tersenyum geli masih dengan menyetir motornya, menggelikan. Bahkan Fajar sendiri tidak tahu apa itu maksudnya cinta segitiga.

Yang dia tahu Gizka menyukai dirinya, tentu Fajar tidak bodoh untuk pura pura tidak tahu mengenai hal itu. Kedua, Fajar juga belum yakin apakah dia benar benar menyukai Senja. Ketiga, Senja yang sepertinya biasa saja atau mungkin Senja yang tidak peka dengan sikap Fajar terhadapnya.

Entahlah, Fajar masih belum mengerti. Laki-laki itu malah kepikiran tentang Vernon yang tiba-tiba mengantar Gizka. Seperti teori baru, apakah Vernon menyukai Gizka?

Tapi yang Fajar tahu Vernon itu menyukai Wulan, teman sekelasnya. Fajar juga bingung apa yang Vernon lihat dari Wulan, gadis samsak yang banyak tingkah dan ceriwis. Bagaimana juga dia bisa menyukai gadis seperti itu, walau Fajar akui Wulan memang cantik.

Ah, tapi itu tidak memungkinkan Vernon juga bisa menyukai Gizka kan? Apalagi Vernon sudah di tolak 13 kali oleh gadis samsak alias Wulan.

Wulan memang hits dan cantik di sosial media, tapi dalam kehidupan yang aslinya gadis itu urak-urakan. Seperti orang hutan yang baru keluar dari hutan rimba.

SENJA DAN FAJARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang