4% - pegangan bukan ojek.

455 66 6
                                    

[ © bulancalista ]

Aku tidak tahu apa hal yang tepat untuk aku lakukan, jadi aku mendongak dan melihat reaksi Gizka.

Ini diluar dugaan, nyatanya Gizka diam saja sambil menyeruput jus mangga. Dia melihat ku tapi dengan ekspresi yang biasa saja, oh aku kira dia akan marah dan cerewet tidak jelas.

"Kamu ngapain?" Lamunanku buyar, Gizka bertanya sambil menatapku.

"Aku? Nggak ngapa ngapain sih.." jujur aku sangat bingung mau menjawab dengan kalimat apa.

"ooh, kenalin ini kak Senja sepupuku kelas 12 IPA-2. Kak Senja ini Fajar, pacarku" aku kaget sebenarnya, tapi aku tidak mungkin menunjukkan ekspresi ku yang kaget itu. Jadi itu sebabnya dia bersikap biasa-biasa saja?

"Aku kenal kok," balasku juga menatap Gizka, gadis mengerutkan dahi. "Kenal darimana?" Tanyanya langsung, "enggak sengaja ketemu di kedai kopi, kenapa?" Ekspresi ku berusaha untuk tidak panik.

"nggak kenapa kenapa, aku seneng kalian ternyata udah saling kenal" Senja hanya membalas senyum Gizka, Aku tidak tahu posisiku harus bagaimana, satu sisi aku penasaran dengan senja tapi di sisi yang lain aku juga tidak mau menyakiti Gizka, bagaimana.

"Tapi aku jarang- eh nggak pernah lihat kamu sebelumnya?" Aku bertanya kepada Senja, Gizka melotot. "Kamu nih! Kak senja, pake kak!" dia memukul kepalaku dengan sendok, tapi tidak begitu sakit.

"Oh iya, maaf, nona Senja. hehe" apa yang bisa aku lakukan? Hanya mengeluarkan senyum kotak seperti orang bodoh.

"Um? Tidak apa," dia terkekeh pelan lalu melanjutkan omongannya. "Alasan kenapa aku jarang kelihatan? Hmm aku memang tidak famous, apalagi kamu famous banget ya? Pasti jarang notice aku hahaha. Aku juga cuman aktif di OSIS" senyumnya sangat manis, percayalah.

"Cih! Kakak emang mager keluar kelas, makanya temennya sedikit" sembur Gizka. "Eh kakak punya temen, tuh temen kakak duduk disamping kamu!" Senja menunjuk gadis putih yang duduk disebelah Gizka, atau gadis yang duduk di depanku dan sedari tadi hanya terdiam.

"Emang kak Irene mau temenan sama kak Senja?!" tanya Gizka pada gadis bernama Irene itu. "Iya lah dek, hahaha" gadis itu hanya menjawab dengan kekehan.

Senja menjulurkan lidahnya ke bawah "jadi siapa yang sebenernya nggak punya temen!" Senja memasang wajah kesal, hatinya bersorak sorak penuh kemenangan, sementara lawan bicaranya hanya memajukan bibir.

"Aku punya temen tau! Gara-gara kakak aja aku datengnya kepagian, jadi temenku belom pada dateng!" sungut Gizka tak kalah ngotot.

"Ck, udah udah!" Ya aku melerai keduanya.

"Ah pajar mau kemanaaaaa, pajar ikut donggggg huaaaaaa!" Gizka berteriak saat aku memilih untuk pergi dari kantin.

Sekarang aku di rooftop, sekedar menenangkan pikiran. Nggak nyangka sih kalau Senja itu kakak sepupunya Gizka. Pusing. Selalu aja terhambat kayak begini.

Kulempar tubuhku ke sofa yang kotor, entahlah toh nanti akan di cuci.

"Woi"

Sedikit terkejut aku langsung menengok.

"Emang elo" sialan batinku.

SENJA DAN FAJARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang