Aduhai, sang pujangga tengah bahagia
Senyumnya mengembang mengingat kisah cinta
Nyata adanya, antara dua anak manusiaIzinkan pujangga bercerita
Mengobral kisah cinta dua remajaAlah alahai cinta memabukkan yang muda
Alangkah semerbak harumnya mengalahkan wewangian arab
Mekar hati merekah bak bunga-bunga di negeri belanda
Perihal cinta serasa membawa ke surgaAduhai hati mulai bergetar, si anak manusia beradu tatap
Isyarat lisan tak lagi terdengar
Saatnya bahasa kalbu yang melantun indah
Oh cinta..
Kau buat mereka mabuk kepayang
Bak terbang melayang-layang
Oh cinta, duhai cinta, cinta manusia
Macam tak kenal penjelasan tak harus bermuara dari akal sehat
Cukup merambat dalam perasaan
Dibiarkan mengalir melalui nadi di dalam badan
Dibuktikan dengan sebuah kesetiaan
Lantas kesenduan tergantikan oleh bahagia
Agar dua kekurangan menyempurnakan kesempurnaan
Seperti malam yang gelap diterangi cahaya rembulanBeginilah dikatakan cinta buta, kedua insan dimabuk asmara
Wahai dikau cinta, ternyata kejam pula adanya
Kau buat pujangga bungkam melihat akhir yang masam
Manis rasanya kini tinggal kenangan yang menguras air mata
Berubah cepat, sang kekasih mampu berkhianat
Menduakan, atas nama cinta
Sayang betul sayang
Sempat dibuat melayang, sekarang harus dihempas
Tak punya pilihan, masih cinta tapi sudah dibuang
Dipaksa untuk melupakan, pun atas nama cintaApa maunya manusia?
Suka duka segalanya atas nama cintaCinta, oh cinta, cintanya manusia
Menyuguhkan ketidakpastian, dijamin dengan kebahagiaan
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengakar Dalam Puisi
Poetrysebuah kumpulan puisi . . . sebuah bentuk "pelampiasan" dalam bentuk tulisan. . . . Mereka mengakar kuat menumbuhkan dedaunan yang rindang ㅡ puisi.