Ada kerinduan yang mendalam untuk kembali menyapa
Namun lama tak bersua akhirnya membuatku enggan
Bukan benci, bukan pula angkuh
Hanya saja aku takut bahwa kau lebih memilih acuh padaku
Walaupun sebagian hidupmu dulu pernah ada dalam goresan ceritakuSiapa tahu waktu mengubahmu menjadi seseorang yang baru(?)
Mungkin kau lupa bahwa aku menggenggam erat sebuah janji
Tabiatku ini mustahil berubah bahkan sampai aku matiMaka beri tahu aku sesuatu..
Mengapa sekasar itu caramu menghancurkan sebuah janji?
Janji untuk tetap menjadi seorang sahabat, memintaku untuk tetap setia
Janji yang seharusnya tak pernah terikrar, tak peduli secengeng apa kau memaksaAku bersalah pada diri sendiri
Dan pula kau berdosa pada seorang bekas sahabatmu ini
Aku mencoba lupa atas sebuah pengkhianatan lama
Dan kau sibuk menampik rasa bersalah yang terpampang nyataTapi..haruskah kita menjadi musuh abadi??
Hari-hari mendung sudah selesai kemarin
Hari-hari cerah terasa terlalu sepi sendiri
Sekarang ayo kembali menatap masa depan sambil berimajenasiSatu yang harus kau ingat, janji tetap janji
Ayo kembali berdiri bersama, berbincang perihal dunia yang fana
Lupakan tentang dendam yang dihasut setan
Ayo sama-sama memberi maaf, bukankah Tuhan saja Maha Pemaaf??Kita masih terlalu muda untuk saling membenci
Sudahlah.. Jika berat, biar aku yang mengalah
Mari kembali, ayo tertawa lagi
Jangan gengsi dan jangan buat aku terus bercerita dalam puisi
Kita munafik jika menampik sudah tidak rindu satu sama lainAku masih persis sepert dulu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengakar Dalam Puisi
Poetrysebuah kumpulan puisi . . . sebuah bentuk "pelampiasan" dalam bentuk tulisan. . . . Mereka mengakar kuat menumbuhkan dedaunan yang rindang ㅡ puisi.