part 13

1.2K 98 4
                                    

Bintang kini tengah merutuki dirinya sendiri didalam ruang kerjanya. Menepuk nepuk dahinya seakan dahinya yang sedang melakukan kesalahan. Sambil terus mengumpat kata 'bego' entah sampai kapan ia akan terus seperti itu. Mengingat jam mengajarnya yang sudah didepan mata. Ia akhirnya menyudahi aktivitas tersebut dan lebih memilih untuk membuka slide yang akan ia presentasikan di kelas A2 dimana itu adalah kelas freya, istrinya. Mengingat kejadian itu dan ditambah ia akan bertemu dengan freya untuk dua jam mata kuliahnya.

FLASHBACK

Hal yang dilakukan oleh bintang sungguh diluar dugaan bintang apalagi freya yang saat ini telapak tangan freya tengah digenggam kuat oleh bintang. Yang tadinya freya duduk manis kini berdiri tegang dibalik punggung bintang. Seakan akan bintang tidak ingin ada yang melihat istrinya tersebut. Freya dibikin pusing kepalang karena suami alias dosennya alias si bintang kecil meninggikan suaranya didepan mas anu. "Berhenti ganggu ISTRI SAYA" menekankan kata yang bercapslock. Freya merinding dibuatnya.

Mas anu yang notabennya belum tau apa apa hanya menatap nanar dan bingung kepada bintang saat ini. Dan meminta penjelasan lewat tatapannya kepada freya saat itu. Benar saja, selama mereka berdua mengobrol dikantin freya lupa mengatakan bahwa ia sudah menikah dengan dosen yang juga mengajar dikampusnya. Terlalu tidak penting bagi freya untuk menceritakannya. Cerita masa kecil mereka lebih penting dan berfaedah untuk diperbincangkan.

"Hhhmm. Ituu.. mas anuu.. hhmm" saat ini freya angkat bicara untuk menjelaskan situasi yang tiba tiba genting seperti ini. "Dia adalah.." belum sempat freya melanjutkan penjelasannya. Bintang sudah terlebih dahulu mengangkat bicara.

"Saya suami SAH freya" lagi lagi ia menekankan kata bercapslock. Mata freya melotot bukan main. Bukankah mereka sudah sepakat untuk tidak mengungkit hal ini diarea kampus. Terlebih ini adalah tempat umum yang siapa saja pasti bisa mendengar ucapan bintang kala itu. Jemari freya tidak tinggal diam. Freya mempergunakan jemarinya untuk meremas telapak bintang.

"Apasih frey.. kamu seneng sama ini orang?" Kali ini tatapannya teralihkan memandang freya yang sudah pucat pasi dibuatnya.

"Mas.. eehhmm.. pak bintang. Maksud bapak apa?" Freya tetap ingin melanjutkan sandiwara mereka namun bintang sudah merusaknya dihari pertama mereka masuk kampus.

Keringat mengucur setetes di dahi bintang menandakan bahwa apa yang sedang ia lakukan sekarang adalah hal terburuk dalam hidupnya. Bagaimana bisa ia lupa bahwa ia harus merahasiakan hal ini. Beruntungnya kantin kampus masih sepi dan hanya mahasiswa lalu lalang yang menatap acuh dihadapan tiga anak manusia tersebut. Ia mulai sadar dengan kesalahannya.

"Hhhmmm.. mending pak bintang duduk dulu biar aku cerita siapa mas anu dan siapa pak bintang oke" bintang pun mengikuti arahan freya yang saat itu sedang menjelma menjadi moderator sekaligus penyaji disaat bersamaan.

Setelah menceritakan siapa mas anu dan siapa bintang. Muka bintang berubah pucat namun ia masih bisa menanggulangi kepucatannya dengan berkata "ohh.. hmm.. kalau begitu saya harus mengajar. Jadwal saya cukup padat hari ini. Frey, kamu harus belajar mengingat tugas yang saya kasih ke kamu cukup banyak, saya tidak ingin mahasiswa saya dikampus hanya bercanda saja"

'Diihhh.. alibi' umpat freya dalam hati.

Bintang beranjak dari duduk manisnya meninggalkan kedua manusia tersebut dan dijalan mencoba untuk meredam kepucatannya dengan berjalan sambik sedikit berlari.

Mengingat freya masih ada urusan dengan bintang mengenai tugasnya ia akhirnya berpamitan dengan Anu "mas, duluan yaa.. dosen galak nih.." ketika akan mengikuti bintang freya lupa sesuatu "oh iyaa.. mas pinjem buku kimia organiknya bentar yaa, nanti aku kembaliin oke" sepuluh jemarinya menggenggam buku pinjaman dari anu. Dan berlalu sambil mengucapkan salam "assalamualaikum mas, nanti aku hubungi lagi oke" sambil mengacungkan jempol kearah anu.

"Waalaikumsalam" membalas acungan jempol freya sambil tersenyum. Perlahan senyumnya menghilang berbarengan dengan hilangnya freya yang saat itu sedang mengejar bintang. Anu menghembuskan nafas berat menandakan bahwa ia sedang melepaskan sesuatu yang tidak seharusnya ia genggam. Sejak pertemuannya dengan freya di perpus tadi, anu mengira freya tetaplah freya gadis masa kecilnya yang selalu ia jaga ketika freya diganggu oleh jagoan kampung mereka dulu. Namun, saat ini freya tidak lagi membutuhkannya karena freya sudah memiliki orang lain untuk melindunginya. Yang pasti bukan lagi anu. Bintang adalah orang yang tepat. Suami sah dari freya. Ia harus melepaskan orang tersayangnya yang sangat sekali ia sayangi melebihi sayang seorang kakak kepada adik atau sahabat atau saudara. Anu menginginkan lebih dari itu. Tapi ia tak dapat berbuat apa apa selain mendoakan agar freya bahagia dengan pria pilihannya.

Y Y P

"Mas cemburu?" Pertanyaan yang sukses membuat bintang untuk berhenti dari kejar kejarannya dengan freya.

"Maksud kamu apa?" Tanya bintang sok gak ngerti

"Hhmmm.. giliran gini sok sok dilupain, giliran tadi mas anu dibentak bentak kek emak ngebentak anaknya yang jatuh di got" sisi sompral freya mulai sedikit terbuka. Mengingat ia tidak akan terus terusan bersikap anggun nan manis didepan bintang yang notabennya akan melihat tumbuh kembangnya.

"Eee.. ennggaakk.. siapa yang cemburu coba" raut wajahnya mengatakan iya. "Tadi itu cuma aku takut kamu diculik" pernyataan apalagi ini. Mana ada yang mau nyulik bocah menuju dewasa ini.

"Hahahha.. haaahaha.. bentar bentarr izinin aku untuk tertawa" sambil terpingkal pingkal freya tetap berusaha untuk menyelaraskan langkah bintang.

"Silahkan" padat dan jelas terdengar ditelinga freya. Menambah tertawa yang tadinya berkurang mulai parah.

"Permisi pak ardhit" jangan ditanya siapa yang memanggil bintang dengan sebutan ardhit hanya mahasiswanya dan orang orang yang tidak sepenuhnya mengenal bintang. Dan jangan ditanya pula siapa yang berani menyapa dosen dingin ini selain Friska ketua geng kampret.

Freya sadar diri dan melarikan diri dihadapan bintang dan friska "eh..hhmm saya permisi dulu pak" belum mendapat jawaban dari bintang, freya sudah terlebih dahulu melenggang pergi meninggalkan mereka berdua.

FLASHBACK OFF

Y Y P

"Pukul 11 pagi" lagi lagi freya berbicara sendiri dihadapan jam tangan miliknya.

"Freeyyyy.." suara cempreng khas perempuan yang setia berdua dengan freya terdengar. Fasha sudah mulai mensejajarkan dirinya disamping freya yang kini tengah berjalan perlahan menuju kelas mereka.

"Tugas kita udah kamu bawa kan sha? Aku gak mau kalau sampai pak ardhit tau kita gak bawa tugasnya dan malah keluar dan sia sia ke kampus" oceh freya pada fasha yang kini sedang senyum senyum melihat kawannya ngomel.

"Bawa dong" dengan giat fasha menjawab freya. "Lagian gak bawa juga gak papa. Kan ada kamu"

Freya gak maksud dengan kata kata fasha. Dengan cepat membentuk lipatan di tengah tengah alisnya "maksudnya?"

"Hhhiihhh.. gak usah sok gitu deh frey, pak ardhit juga gak bakal ngeluarin kita apalagi kamu. Kan kamu istrinya dia" dengan sedikit lantang fasha mengucapkan perkataannya.

Tangan freya sudah membungkam mulut ember fasha. "Apa apaan sih.." sambil terus mengedarkan pandangan seakan akan ia akan membawa fasha di gudang kampus dan memutilasinya.

"Hhihhhh.. takut atuh frey.." perkataan fasha hanya dibalas lengosan oleh freya.

Jam perkuliahan sudah mulai dibarengi dengan bintang yang mengajar sangat serius di kelasnya. Kali ini ia sudah tidak merasa malu atau gimana kepada freya. Dia sudah mulai membiasakan diri. Tohh.. freya pun tidak mengedarkan pandangan kebencian atau permusuhan setelah mereka berpandangan saat bintang mulai mengabsen satu persatu mahasiswanya. Mungkin baginya bukan saatnya kuliah freya malah menganggunya. Mungkin nanti setelah perkuliahan ini selesai. Freya akan memulai aksinya meledek bintang.

Bersambung...

Yes You, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang