part 3

3K 141 1
                                    

Suasana di kampus cukup ramai untuk jam pagi seperti ini. Mungkin memang jadwal praktikum hari ini sangat padat. Hampir seluruh ruangan laboratorium dipakai dan para dosen dan asisten dosen sibuk. Sama sibuknya seperti pria yang sekarang tengah menyiapkan materi untuk para mahasiswanya yang pagi ini akan melaksanakan praktikum.

Ya.. dia adalah Ardhit Granata Bintang. Dosen baru di Universitas merah putih fakultas Farmasi sebagai dosen kimia Farmasi. Baru beberapa bulan ini dan dia harus memasuki kelas yang dulunya diajar oleh bu rina yang sekarang sedang cuti untuk melahirkan.

#lab Kimia Farmasi
Ardhit POV
Huhhh.. memang hari yang melelahkan meskipun masih pagi seperti ini. Bagaimana tidak, aku harus mengajar di salah satu kelas yang sebelumnya aku belum memasuki kelas tersebut, sebenarnya biasa saja bagiku karena memang harus begitu. Tapi ya sudahlah

Akupun mengawali perkuliahan praktikum ini dengan salam , menyapa mahasiswa yang siap untuk melakukan praktikum.
"Sebelum kalian melakukan titrasi kalian harus membuat larutan baku sekunder terlebih dahulu melakukan titrasi terhadap larutan baku primer yang sudah kalian siapkan. Mengerti?"

"Iyaa pak.."

"Baiklah, jika ada yang masih belum paham, kalian bisa tanya saya"

"Iya pak, terima kasih" jawab mahasiswa serempak

Freya pov

Sebenarnya ini praktikum mudah mudah aja bagiku, karena dulu smk pernah dipraktikin. Tapi entah kenapa larutan yang aku pakai ini sepertinya konsentrasinya agak tinggi, belum dikecilkan konsetrasinya.

Karena aku agak ragu dan takut untuk bertanya, akhirnya aku masukkan aja larutan baku sekunder ke dalam buret, yang otomatis larutan itu mengenai dinding sisi bagian luar dan terkena telapak tanganku.

Setelah aku hanya mengelap larutan tersebut aku memulai untuk melakukan titrasi, dan ditengah tengah praktikum aku merasakan telapak tanganku gatal dan semakin digaruk semakin perih, akhirnya aku cuci tanganku tapi hal tersebut masih tetap saja..

Dosen laki laki iku terus memandangiku , seolah olah dia tau apa yang aku alami. Hingga ada suara berat menanyakan kepadaku

"Kamu kenapa?"

Aku yang masih terus terusan menggaruk sejenak berhenti dari aktivitas tersebut, pandanganku beralih kepada pemilik suara tersebut

"Aa.. ahh.. gak apa apa pak, ini hanya gatal saja" sambil melanjutkan aktivitas menggaruk

"Kamu tadi saya perhatikan ketika memasukkan larutan NaOH tadi mengenai tanganmu, apa kamu menggunakan larutan tersebut pada konsentrasi tinggi?" Suara dia agak mengeras

"Ii..iy..iyaa pak, tadi saya ambil di meja tersebut, langsung saya masukkan saja kedalam buret" jawab aku jujur. Jujur ini sangat gatal dan perih

Tak lama dosen laki laki itu pergi dari meja praktikumku dan melihat botol yang berisi larutan basa tadi dan berjalan cepat kearahku

"Apa tadi kamu tidak mengencerkan larutan pekat tadi? Konsetrasi dari larutan itu 5N dan kamu hanya membutuhkan 0.1 N, ketika larutan 0,1N mengenai tanganmu, tidak akan bereaksi apapun, tapi konsentrasi 5N itu cukup tinggi dan bisa menimbulkan efek samping seperti ini. Apa dari kelompokmu ini tidak ada yang memperhatikan?" Kata dia menjelaskan panjang lebar dan sekali lagi dengan nada yang terkesan keras dan tegas.

Aku agak takut untuk menjawab iya, akhirnya kukumpulkan keberanian untuk menjawab "iya" dan reaksi yang dia timbulkan adalah

"Mari ikut saya, ke unit kesehatan kampus"

Tanpa babibu lagi aku langsung mengikuti dia ke tempat yang dia ucapkan tadi

"Oh ya.. mbak nira saya titipkan praktikum ini ke mbak ya"

"Baik pak"

Mbak nira itu asdos yang bertanggung jawab di lab kimia farmasi itu.

Setelah sampai ditujuan, dosen laki laki itu mengambil salep gatal yang dikhususkan untuk indikasinya.

"Mana tangan kamu"

Dingin, memang itu yang aku rasakan dia kelewat dingin. Bisa dibayangkan dalam satu ruangan ada seorang laki laki dan perempuan. Yaa... meskipun mereka tidak melakukan hal hal yang negatif, taapiii... haahh sudahlah

#kantin
"Eh frey.. tangan kamu gak papa? Aku khawatir tau.. nihhh minum susu yang banyak biar netral" fasa mengodorkan sekotak susu kardus kearahku.

"Makasih ya sa, sumpah yaa.. aku tuh bego bangett, udah tau tu zat kimia efeknya bisa gitu masih aja gak konsen" sambil mencoblos susu dari fasa

"Yaa.. kamu banyak fikiran kali frey, emang ada apa sih.. cerita napah? sama sahabat sendiri juga" kali ini

"Nanti juga kamu bakalan tau sa, aku gak mau mikirin itu dulu. Capek semuanya mikirin itu. Hehe" kataku sambil terkekeh

"Yaudah.. nanti kalau kamu butuh temen curhat, aku rela ngeluangin waktu aku buat kamu.. apasih yang gak buat kamu.." sambil nyatuin jari jempol dan telunjuk lambang love ala ala korea .

Kamipun tertawa, bercerita dan sesekali menceritakan hal lucu yang pastinya ngebuat mood jadi good hehe

Ardhit POV
Gila ya tu anak.. bisa bisanya ceroboh gitu. Untung aja gue tadi langsung liatin gerak geriknya.. kalau gak, bisa tu tangan kenapa kenapa.

Baru masuk ngajar aja gini amat nasib gue. Mau nyantai dikit gak bisa.

Oke kali ini gue laper, kantin saat ini jadi tujuan gue buat ngisi perut.
Baru nyampek kantin gue bingung harus duduk dimana lagi. Ini udah penuh banget. Dan akhirnya gue liat ada box es yang isinya macem macem minuman. Otomatis gue ambil minuman kaleng susu buat netralin gue dari bahan kimia dan dari mahasiswi itu.

Tapi gue sendiri gak boleh nyalahin tu anak terus. Bisa aja dia khilaf gara gara gak liat label yang tertulis. Gue gak boleh nyimpulin itu dari sudut pandang gue aja.

Habis membayar buat susu kaleng. Saat ini gue mau on the way ke kantor buat nyiapin materi siang nanti.

Saat gue mau keluar dari pintu kantin tiba tiba..

"Aaahh.. susu guee..." susu kaleng yang tadinya gue pegang jatuh bersamaan dengan diamnya penghuni kantin yang kali ini menatap horor ke gue.

Gue yang merasa ditatap ribuan orang langsung mencari pelaku dari tragedi jatuhnya susu kaleng gue. Mana tu susu diminum sekali sruput lagi. Kan sayang..

"Maaf"

Bersambung...

Yes You, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang