part 4

2.7K 131 3
                                    

"Aaahh.. susu guee..." susu kaleng yang tadinya gue pegang jatuh bersamaan dengan diamnya penghuni kantin yang kali ini menatap horor ke gue.

Gue yang merasa ditatap ribuan orang langsung mencari pelaku dari tragedi jatuhnya susu kaleng gue. Mana tu susu diminum sekali sruput lagi. Kan sayang..

"Maaf"

"Kamu lagi.. bisa gak? Gak ceroboh kayak gini lagi?" Kali ini gue menatap wanita yang tengah menunduk karena takut.

"Maa..aaf pak, saya tidak sengaja. Tadi saya kurang memperhatikan jalan"

"Baiklah saya maafkan kali ini. Lain kali kamu jika berbuat ceroboh lagi... hhhh... ya sudah lah" gue pun berlalu meninggalkan keadaan kantin yang tengah tegang gara gara tragedi tersebut.

-~-

"Eh.. ke perpus yuk, nyari referensi buat tugas nih" ajak fisa

"Yuk.. udah penuh juga nih perut" sambil nepuk nepuk perut yang udah sedikit buncit

Aku dan fisa pun bercanda sampai tidak lihat jalan. Sangking lucunya fisa bercerita sambil memeragakan gaya stand up yang ada di youtube. Akupun tertawa hingga mata ini sudah sipit dan tidak lihat apapun.

Tiba tiba bahuku menyenggol bahu seseorang hingga ada yang jatuh dan membuat hening hampir seluruh penduduk kantin. Dan menatap kearah kami.

Buru buru aku meminta maaf tanpa melihat siapa yang aku senggol. Sangkin takutnya.

"Maaf" akupun masih menunduk. Kali ini aku benar benar takut setelah mendongak ke atas dan melihat siapa yang aku senggol..

"Mati!!!" kata kata itu langsung mengisi sudut ruang suara hati dan fikiran. "Dosen ini lagi"

"Kamu lagi.. bisa gak? Gak ceroboh kayak gini lagi?" Kali ini nada suara nya agak tinggi dan penuh penekanan.

"Maa..ma.. af pak, saya tidak sengaja" ya benar. Aku sekarang sedang gugup dan bingung harus bagaimana lagi.

Ini bukan tempat sepi dan sunyi. Melainkan kantin dijam siang pula. Habis sudah!. Ribuan tatapan ingin tahu terus mengintimidasi kami. Lebih tepatnya kearahku.

Untung dosen tadi langsung memaafkan ku dan berjalan kearah luar kantin.

Buru buru aku mengelus dada. Dan suasana kantin sudah berubah menjadi sedia kala. Langsung buru buru aku menyeret fisa ke perpustakaan kampus. Udah malu, masih aja tu anak sempet sempet cengo.

-~-

"Assalamualaikum umi..." aku berjalan gontai kearah dapur dan mengambil botol minum dingin. Duduk. Dan menikmati segarnya air putih.

"Waalaikumsalam nak, udah pulang. Umi mau kesupermarket dulu ya.. mau beli bahan makanan dan kue" umi yang sudah rapi langsung cus ke depan.

"Ada pesenan lagi umi? Yahh.. sorry ya mi.. kali ini freya harus ke rumah fisa, tugas akhir lagi numpuk numpuknya mi" kataku sambil menaruh kepala di meja dengan tumpuan lengan kiriku.

"Lohh.. padahal, nanti umi ada acara nak.. gak bisa ditunda gitu" raut wajah umi yang tadinya sumringah berubah menjadi lesu.

"Maaf mi.. gak bisa, beneran deh.. ini aja freya mau izin ke umi. Kalau freya mau nginep di rumah fisa" posisi masih tetap sama

"Fisa gak bisa nginep disini?" Tanya umi

"Maaf mi.. gak bisa, fisa lagi ada orang tuanya. Katanya fisa gak bisa izin, karena orang tua fisa gak ngasih izin" saat ini aku berjalan gontai kearah umi. Dan mengangkat telapak tanganku, tanda aku ingin mencium tangan umi

"Yasudah kalau gitu. Umi izinin" helaan nafas umi berat disertai dengan sambutan tangannya.

-~-

Malam ini aku sudah sampai dan sedang mengerjakan tugas kelompok bersama fasa di rumah fasa. Lebih tepatnya dikamar fasa.

"Sa.. kalau misalnya nih yaa" aku bimbang harus cerita atau tidak kepada fasa perihal umi yang akan menjodohkanku dengan cucu teman nenek

"Misalnya apa frey?" Kini pandangan fasa sudah beralih menatapku

"Gak jadi deh..." pandanganku sudah beralih kearah buku. "Kita lanjut lagi aja ya.. takut malem dan keburu aku ngantuk" jawabku mengalihkan pembicaraan.

Fasapun hanya mengangguk dan kembali menatap buku tugas kami.

"Sebenarnya kamu kenapa sih frey, aku sudah tau kalau kamu dijodohin dengan cucu nenek kamu kan?" Pertanyaan fasa kini sukses membuat ku tegang dan sekaligus menoleh kearah fasa.

"K..kok kamu tau? Aku belum cerita sama sekali deh ke kamu" kini aku menatap kearah fasa bingung dan fasa hanya santai dengan senyum senyum

"Umi kamu pernah cerita ke aku" tatapan fasa kini sudah beralih ke arahku yang sekarang menatapnya dengan tatapan bingung. "Yaa.. aku sih sebagai sahabat setuju setuju aja kalau kamu dijodohin. Aku ikut seneng. Sahabat aku bentar lagi ada yang jagain. Setelah kepergian ayahnya"

Tak terasa air mata ini sudah mengambang. Siap untuk meluncur dengan derasnya "fasaa.. jangan bikin aku nangis dong.."

"Yaahh... kok nangis sih frey.. kan aku cuma ngomong gitu doang" wajah fasa kini sudah berganti dengan kekhawatiran. Dan kini fasa mengambil tisu dan memberikannya ke freya.

"Makasih.." sambil mengusap air mata. " kamu emang sahabat ter ter ter deh.. bersyukur aku punya sahabat kayak kamu" sambil memeluk fasa dan mengusap punggung fasa.

-~-

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam.. wahh.. sudah datang saja, loh kok berdua? Bintang mana?"

"Sebentar lagi nyusul"

"Oh.. ya sudah, masuk masuk. Sudah lama ya kita gak ketemu.. untung waktu itu aku diajarin sama freya bikin facebook. Kalau enggak, mungkin gak bakal ketemu kamu lagi. Makin cantik aja teh" kata umi memulai pembicaraan.

Ya.. sekarang memang waktunya pertemuan antara dua pihak keluarga freya dan bintang.

Tetapi, freya memang tidak dapat menghadiri acara ini. Dan memang belum tau akan ada acara seperti ini. Yang dia tahu dia hanya dijodohkan dengan cucu teman nenek yang rupanya saja freya tidak tahu.

"Iyaa.. ya teh, kalau gak ada facebook mana bisa kita bertemu. Berkat tulisan teman disarankan. Aku pengen tau kok ada foto kamu sama perempuan. Akhirnya aku buka kronologi kamu, ehh.. beneran kamu, langsung aku chat kamu. Untung kamu langsung balas"

" iyaa.. saat itu aku memang lagi online. Hehhe"

Tok tok tok

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam.. eh, kamu udah dateng nak"

Bersambung

Yes You, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang