Part 12

1.1K 104 4
                                    

suasana kampus memang terbilang cukup sepi pada pagi - pagi seperti ini apalagi ini hari senin. hari senin mata kuliah memang diadakan siang menjelang sore, sampai saat ini masih belum mengerti mengapa diadakan jam seperti itu. terserah kebijakan kampus. Freyapun tidak menghiraukannya, malah lebih enak menurutnya karena mahasiswa yang merantau dan ingin pulang kampung weekend jadi punya waktu lebih untuk dia berkumpul dengan keluarganya.

"pukul 8" Freya menggumam sambil menatap jam tangan polos warna biru melingkar apik di tangan kirinya. Freya berjalan setelah tadi dia cukup berjalan sedikit berlari untuk menghindari pertanyaan absurd dari geng kampret itu. Freya lebih suka menyebut sekumpulan teman perempuannya penyuka dosen dengan sebutan geng kampret. menurutnya seru saja.

kaki jenjang yang dibalut rok hitam Freya kini sudah memasuki area perpustakaan kampus. areanya cukup luas terdapat rak berdiri di setiap sudut ruangan dan berdiri berhadapan, didepannya terdapat meja berbentuk lingkaran yang digunakan untuk lesehan. karena memang tidak menyediakan kursi supaya semua yang masuk bisa kebagian untuk sekedar duduk membaca buku atau bahkan memanfaatkan fasilitas perpustakaan kampus untuk menyejukkan diri sambil bermain game atau menonton drama korea. dan yang membuat mahasiswa betah berlama - lama di perpustakaan kampus adalah wifi yang tersedia di perpustakaan kecepatannya melebihi wifi yang ada di kelas atau di area kampus.

jemari tangan Freya lihai menyapu seluruh pinggiran buku yang ada di rak perpustakaan berharap buku yang dicarinya dapat dia temukan. "tadi katanya di rak sudut kanan ada buku untuk referensi tugas kimia, ini mana gak ada sama sekali" gumam freya kesal, menurutnya buku yang sedang dicarinya atas dasar pengetahuannya tadi menanyakan buku referensi kepada Bintang tidak bisa dia temukan. 

"baiklah.. mungkin pandanganku tadi sedikit kabur. akan kucoba sekali lagi" freyapun kembali menyusuri rak buku yang berada disudut kanan yang bertuliskan label kimia murni. "hhhh... enggak.. ini memang bukan pandanganku yang salah memang bukunya yang gak ada. dasar Bintang kec... il" perkataan Freya sedikit terhenti lalu meneruskan setelah terpampang buku yang dicari sedang berada digenggaman pria yang sepertinya Freya mengenalnya.

"permisi.. bisa pinjam bu..ku.. nyaa" setelah mengetahui buku kimia yang dicarinya berada pada pria tersebut dengan langkah seribu dia menghampiri dan menanyakan buku itu apa bisa freya pinjam.

"Ohh.. kamu mau pinjam buku ini" pandangan pria itu teralihkan menatap freya saat ini. "Tunggu.. kamu.. kamu, Ayla kan?" Mata pria itu saat ini tengah membelalak menatap freya.

Freya tak kalah terbelalak menyaksikan kedua mata yang saat ini lebih mirip mata kolor ijo yang seakan akan memangsanya. Namun, mata freya kembali menyipit, mempertanyakan tau dari mana pria ini namanya. Terlebih itu adalah nama kecilnya "ii..iiyaa, anda siapa ya? Tau dari mana nama kecil saya?"

Pria tersebut melebarkan senyumnya sambil menunjuk nunjuk kearah dadanya menyatakan bahwa 'ini loh dia'. Tapi tetap saja tidak mempan untuk freya mengingat siapa pria yang tengah menggunakan kemeja zebra cross ini. "Aku aldi. Aldianu normana syakhir"

Mata freya yang tadinya menyipit berubah melotot perlahan berbarengan dengan mulutnya yang menganga tanda ia mulai mengingat pria sebayanya itu. "Mas Anu anaknya bu malika kan? Yang dulu tinggal di jalan bango. Yang rumahnya deketan bahkan dempetan sama rumah aku dulu?" Telunjuk freya tak tinggal diam. Ikut menunjuk meyakinkan bahwa pernyataannya itu benar adanya.

"Benar sekali, pinter banget anaknya umi ini hehe" tapi ketawanya berakhir ketika terngiang sebutan freya kepadanya sewaktu mereka kecil dulu "eeittss.. sudah kubilang jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi. Aku menyuruhmu dengan terpaksa untuk memanggilku anu karena kau masih kecil dan susah untuk bilang aldi" raut wajahnya berubah masam.

"Hehe.. yaa monmaap kali mas nu, kan kebiasaan dari dulu tidak dapat dihilangkan begitu saja. Aku kan masih 4 tahun dan mas Anu udah 8 tahun. Mas anu sudah sd aku baru masuk tk" bela freya. Freya tak menyangka dipertemukan kembali dengan kakak setetanggaannya dulu. Mengingat Anu adalah teman tetangga pertama freya saat freya kecil dulu. Dan freya pun pindah pada saat freya masuk sd bertepatan dengan meninggalnya abah pada saat itu.

"Gak nyangka tau. Mas bisa ketemu sama kamu disini. Kamu ngampus disini?" Saat ini mereka tidak lagi dikampus dan memilih untuk duduk di kantin kampus yang notabennya sepi pengunjung akibat jadwal senin yang kebanyakan mengharuskan untuk masuk lebih siang agar memudahkan bagi mereka yang pulang pergi kampung halaman.

"Ay juga gak nyangka ketemu mas anu disini. Ada urusan apa mas anu kesini?" Tanya freya sambil menyesap nikmatnya es teh manis dipagi hari. Freya memang kecil dulu dipanggil ayla karena untuk mengucapkan huruf R saja sudah membuatnya kewalahan pada saat itu.

"Kebetulan mas, jadi dosen baru disini menggantikan ibu ros yang keluar secara mendadak akibat dirinya yang harus menerima beasiswa di london. Dan kampus lagi mencari dosen kimia organik untuk mengisi kekosongan dosen pada saat itu. Tak lama setelah diinterview mas ditelfon untuk datang dan langsung mengajar disini, karena sudah tidak ada waktu lagi. Itulah mengapa mas tadi ke perpustakaan untuk meminjam buku kimia organik ini yang tadi sepertinya kamu juga ingin meminjamnya" katanya seraya mengayunkan buku kimia organik itu keudara dan meletakan kembali disebelahnya.

"Oohhh.."freya manggut manggut mendengar cerita anu tadi. "Jadi mas anu kuliahnya ngambil kimia juga? Sama dong kayak aku" freyapun memasang wajah bahagianya.

"Kebetulan banget kan ya" anu melempar senyum yang dibalas senyuman oleh freya.

Sepasang mata sedang menatap lebih tepatnya mengintip dibalik buku menu mang ujang penjual siomay di kantin kampus. Kadang mang ujang ditayai kenapa harus pakai buku menu segala, padahal hanya menjual siomay yang notabennya isinya juga gitu gitu aja. Jawaban mang ujang adalah supaya menjadi pedagang yang terlihat elit memakai buku menu untuk jualannya. Oke baik mang ujang jawabannya anda masih dapat diterima.

"Siapa laki laki yang sedang bersama freya saat ini? Kenapa mereka terlihat sudah saling kenal? Bukankah pria itu adalah salah satu dosen yang akan mengajar kimia organik menggantikan dosen sebelumnya? Tapi, ada angin apa freya bisa terseyum manis kearah pria yang baru dikenalnya itu? Selama dia menikah dan menjadi suami freya. Freya tidak pernah menunjukkan senyuman itu bahkan tertawa sangat lebar seperti sekarang ini?" Yaa.. sepasang mata itu adalah milik Bintang suami freya, dosen freya dan imam freya yang saat ini tengah memata matai istrinya sendiri. Pertanyaan pertanyaan yang ada dikepalanya hanyalah sebuah pertanyaan belaka bila ia tidak langsung mengatakan kepada freya perihal pertanyaan di kepalanya tersebut.

Langkah Bintang mulai berjalan dan mendekati bangku kedua manusia yang saat ini tengah tertawa satu sama lain.

"Frey..."

"Ohh.. aaa.. pak Bintang? Ada yang bisa saya bantu?"

Saat ini Bintang bingung dia akan menanyakan apa pada freya saat ini. Takutnya dia salah dalam menilai kedua manusia ini sedang melakukan apa di kantin. Salah salah dia akan membuat malu pada dirinya sendiri akibat cemburu butanya. 'Haa? Monmaap sejak kapan aku cemburu?' Pikiran Bintang berjalan jalan hingga jauh dan menggelengkan kepalanya tanda dia akan melenyapkan pikiran aneh itu.

Bersambung...

Yes You, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang