part 11

3K 162 20
                                    

malam ini Freya tidak memperdulikan makhluk gila yang sedang menguasai tempat tidurnya yang sekarang sudah acak adul. tragis. uminya membereskan tempat tidurnya hanya untuk ditiduri bukan untuk diberantaki dengan tingkah yang makhluk itupun tidak sadar pastinya. pasti ketika dia bangun nanti bakal dibiarin seolah - olah seperti tak terjadi apa - apa. pikir Freya. tatapan Freya kali ini menatap miris kasur yang sudah menemani dia kali ini sambil bergumam 'yang sabar ya sur'. matanya menyipit sambil menggertakkan giginya, Freya tak dapat berbuat apa -apa, pasalnya tugas dihadapannya kali ini lebih penting ketimbang harus mengomeli atau bahkan membangunkan pria itu. akan membuang - buang waktu pastinya. lebih baik dia membalik badan menghadapi kenyataan yang sungguh miris di malam pertamanya. mengerjakan tugas kuliah.

jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi itu artinya dia sudah melewati tengah malam dan tangannya masih saja mengetik maupun menulis laporan yang harus ia kerjakan agar tak telat deadline. kalau bisa sebelum tanggal yang ditentukan tugas ini harus selesai dan dikumpulkan pada pria yang kini sedang tertidur pulas bak putri raja. tugas kampusnya bukan dari dosennya yang ini saja. masih banyak tugas dan laporan dari dosen lain yang harus dia kerjakan belum lagi tugas kelompok yang mengharuskan bertemu agar lebih mudah berkomunikasi dan tidak terjadi salah paham.

"lagi apa?" tubuh Freya menegang bukan karena suara pria tersebut lagi, melainkan kini tubuhnya belakangnya tengah berhadapan dengan tubuh depan pria tersebut. mirip seorang laki - laki yang tengah memeluk kekasihnya dari belakang. namun ini sedikit berbeda tubuhnya tak langsung bersentuhan karena ada peyangga dari kursinya tersebut. suara itu terdengar seperti orang yang sedang mengantuk, lambat dan seakan setiap katanya diseret perlahan. sudah dipastikan dia -pria yang tengah tertidur- tadi bangun dan langsung menghampiri Freya kali ini.

ketikan dari tangannya pun berhenti tepat di huruf A dan J, suhu tubuhnya meningkat seketika dan jemari tangannya dilanda rasa dingin seperti es. disisi sebelah tangannya sudah mendarat pasangan telapak tangan yang menyentuh di meja tepat bersebelahan dengan sisi laptop yang sudah berada di hadapan freya. menambah frekuensi kedekatan mereka malam ini. 

"hhhmm.. lagi apa?" suara tersebut menyadarkan lamunan Freya seketika

"haa.. eehhmmm.. mmm.. yaa, ngerjain tugasnya bapak lah. kalau ngasih tugas itu jangan banyak - banyak. saya selaku mewakili teman teman saya ingin mengutarakan maksud supaya tugas jangan diberi banyak  - banyak karena tugas bukan dari anda saja." jelas Freya mencoba untuk sedikit melawan agar terhindar dari rasa gugup ini

"yaa.. salah siapa, telat. kamu sebagai mahasiswa harus tau kebijakan dari masing - masing dosen dong" sarkas Bintang.

'yaa.. itu memang kesalahan saya, tapi untuk tugas yang lain, ini sama saja membuat mahasiswa tidak bisa tidur 8 jam penuh sesuai anjuran" bela Freya.

"siapa bilang, kalau kalian tidak memolor - molorkan waktu, kalian pasti bisa tidur 8 jam sehari. saya tahu mahasiswa kampus ini suka sekali nongkrong di tempat makan dan kadang suka berbelanja di mall dekat dengan kampus itu kan?" jawab Bintang yang kini sudah memposisikan dirinya duduk disebelah Freya. kali iniFreya bisa lebih lega.

"yaaa.. kan, itu semua untuk merefresh kan otak mereka setelah di genjot dengan mata kuliah yang full harus di lab terus" bela Freya

hhmmm.. sepertinya pasangan ini suka sekali berdebat.

"kalau sudah tau kerja di lab itu butuh tenaga lebih, kenapa masih harus menghabiskan tenaga lagi untuk sekedar jalan jalan unfaedah begitu" jelas Bintang tegas.

yaa tapi kaann....." ucapan Freya berhenti kala pipinya kini sudah didaratkan oleh kecupan dari Bintang suaminya sendiri. dan sukses memberhentikan pendapat Freya kali ini.

"sudah yaa.. aku masih ngantuk, kalau mau nugas dan susah jangan bangunin saya, bangunin kalau sudah subuh aja. dan kalau mau nanya - nanya seputar tugas individu kamu itu besok saja. ada untungnya juga kamu nikah sama dosen kamu sendiri" jelas Bintang yang sekarang tanpa dosa berlalu dari Freya dan menidurkan kembali badannya dikasur empuk Freya.

1

2

3

"PAK BINTAAAANNGGGGG..." Freya berteriak cukup keras sambil merutuki Bintang yang sudah sengaja melakukan hal tersebut kepada Freya. beruntung uminya tidur tidak dapat terbangun cepat hanya karena teriakan saja. tapi, untuk keluarganya yang lain Freya tidak tahu. ada sebagian keluarga Freya yang pulang dan ada yang menginap di rumah uminya saat ini., besok baru mereka akan pulang karena rumah mereka yang berada di luar kota.

diam - diam dibalik bantal, Bintang tengah tersenyum sambil matanya terpejam. rasanya dia seperti memenangkan suatu hal.

--PAGI--

diawali dengan suara ketukan kamar Freya yang berasal dari luar. membuat sang pemilik kamar berjalan santai kearah depan pintu dan membuka perlahan. 

"iyaa umi" wanita paruh baya yang sedang berdiri dengan pakaian rapi dan jilbab syar'i yang menutupi hingga seluruh bagian depannya tengah tersenyum lebar manakala menyaksikan pasangan yang tengah berdiri didepannya ditambah tangan Bintang yang sudah dengan apik memeluk bahu Freya dari samping. entah sejak kapan Bintang datang dan memeluk freya seenaknya.

"sarapan dulu yuk. umi tau kalian akan berangkat sepagi ini, jadi umi sudah siapin makanan yang ringan buat kalian berdua. yuk" ajak umi kepada pasangan suami istri tersebut. senyum umi tak pernah luntur sejak pertemuannya dengan anak dan menantunya tersebut. mengingatkan akan dirinya dan abi Freya beberapa puluh tahun lalu.

suara dentingan sendok dan garpu menambah kesan ramai dalam sarapan pagi ini. ditambah lagi saudara - saudara dari luar kota yang rencananya akan berangkat pagi ini ke kota masing - masing. sungguh pengalaman yang langka bagi Freya. karena selain lebaran mana bisa dia sarapan seramai ini.

posisi duduk Freya dan Bintang memisah, Freya duduk bersama dengan uminya sedangkan Bintang duduk bersama dengan saudara dan keponakan Freya yang masih beurumur sekitar 5 tahun. entah apa yang sedang dibicarakan Bintang kepada keponakannya tersebut yang terpenting kegiatan Bintang saat  ini sedang disaksikan oleh sepasang mata yang sedang mengulas senyum tiba - tiba.

"ehhmm..." deheman dan senggolan pelan lengan umi menyadarkan lamunan dan pandangan Freya. "kalau dilihat terus gak dosa kok Frey" kata umi sambil menyuap satu sendok kemulutnya.

"ihhh.. apaan sih mi, orang Freya lagi liatin dina" sergah Freya sambil menahan senyum dan mengalihkan pandangannya kearah manapun yang terpenting tidak kearah umi dan Bintang.

umi Freya tau apa yang sedang dirasakan oleh anak semata wayangnya ini. beruntung uminya kali ini tak salah pilih Freya berhak dapat kebahagiaan seperti ini. 

'semoga selalu bahagia ya nak' ucap umi dalam hati. memandang renyah Freya yang saat ini lebih fokus dengan makanan yang ada dipiringnya.

--- parkiran kampus---

'duhhh gimana nih, kalau ketahuan teman - teman bakal mati  berdiri disini' ucap Freya dalam hati sambil menundukkan kepala. saat ini dirinya tengah berjalan beriringan dengan Bintang namun dia masih berada di belakang Bintang dan membuat Bintang risih lalu langsung menarik tangan Freya dan terus menggenggamnya.

"bapak.. apa apaan sih" tolak Freya sambil mengusahakan diri untuk terus melepaskan tangannya dari genggaman Bintang. 

"kenapa emang" jawab Bintang santai. belagunya keluar.

"kalau tau teman -  teman saya bisa kacau nanti. saya malu tau.." genggaman Bintang terus mengerat hingga Freya menyerah dan mengikuti kemauan Bintang kali ini. jika diteruskan nantinya akan berdampak buruk dengan pergelangan tangannya. toh jam segini kampus masih sepi.

"selamat pagi pak Bintang" gerombolan wanita penyuka Dosen Bintang kini sudah berada tepat dihadapan Freya dan Bintang.

'duhh!!kenapa geng kampret buntelan kentut ini ada dikampus sih... biasanya juga mereka bakalan datang siang - siang' gelisah Freya dalam hati. 

"loh pak Ardhit kok sama Freya sih, dan tangannya kok genggaman sih" ucap Maria salah satu member dan geng kampret ini.

"ehhhmmm.. permisi saya pergi dulu. Assalamualaikum" sergah Freya dan pergi meninggalkan mereka beramai - ramai tanpa menunggu jawaban salam.

BERSAAMBUNG

Yes You, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang