7.

225 65 16
                                    

Sehun menantap jam tangan miliknya, ini sudah lebih dari satu jam ia menunggu. Merogoh ponselnya untuk mengirim pesan singkat pada seseorang yang ditunggunya. 

"Sehun.." panggil seseorang di belakang. Sehun menoleh dan tersenyum lebar, "hai, hyung. Kenapa lama sekali?"

Orang itu tersenyum, menepuk bahu Sehun meskipun ia harus sedikit menjinjit. "maaf, ada urusan penting yang harus aku selesaikan?" cengir Minseok.

"Ah, begitu ya? jadi menurutmu aku tidak terlalu penting?"

"Bukan begitu, kau tetap yang utama"

Minseok tersenyum begitu manis, lalu merangkul lengan Sehun mengajaknya ke suatu tempat. Pukul tujuh pagi, Minseok meminta Sehun untuk menemaninya berjalan-jalan. Memang awalnya Sehun mengajak untuk makan malam, namun Minseok menolak, ia malah memaksa ingin berjalan pagi, menurutnya udara pagi sangat baik untuk tubuh.

Setelah selesai dengan jasad Kyungsoo, Minseok terburu-buru pergi menemui Sehun. Semalaman bermain dengan Kyungsoo membuatnya lelah, namun bertemu dengan Sehun adalah hal yang utama.

Mereka duduk disini, di taman pinggir kota ditemani udara yang sejuk. Sehun menatap Minseok penuh puja, tak henti tersenyum dikala Minseok melakukan hal yang mengesankan.

"Hyung?"

Minseok hanya bergumam.

"Apa kau senang kita bertemu kembali?"

"Ya"

"Apa yang kau lakukan setelah ini? apa mungkin kita akan seperti dulu, hyung?"

Minseok menoleh, menatap kemudian tersenyum. "Jadi, kau masih memiliki perasaan yang sama padaku? setelah apa yang telah aku lakukan padamu?"

"Aku tidak mengerti, hyung. Perasaan ini hadir begitu saja, aku ingin kembali padamu"

Minseok tersenyum tipis, lalu kembali memandang ke depan. Matanya terpejam merasakan udara segar yang menyentuh kulitnya. "aku ini seorang pembunuh, baby"

"Hyung~"

cup

Sehun mengecup pipi Minseok hingga membuatnya merona. Minseok tersenyum malu, menundukkan kepalanya enggan melihat pada Sehun.

"Hyung, mau lagi?"

Minseok menoleh cepat, melotot namun terkesan menggemaskan. "Sehun!"

Sehun tertawa, kemudian mengacak lembut surai Minseok. "aih.. kau ini tetap saja menggemaskan, hyung"

"Hyung, aku ingin kita memulai lagi. Entah mengapa perasaan ini sangat menyiksaku, semenjak pertemuan itu, aku-"

Minseok masih menatapnya, menantap netra lembut itu. "aku apa?"

"Aku mencintaimu-

.
.
.

- lagi"

..o0o..

"Detektif Park, ada kiriman paket untukmu" seseorang menyerahkan sebuah kotak berwarna merah tua, berukuran cukup besar dengan sebuah pita hitam di atasnya. Park Chanyeol tersenyum lalu meraih benda itu.

"Terima kasih ya. Wahh!! aku mendapat hadiah" ucapnya kegirangan. Chanyeol dengan tak sabar membuka kotak itu, melepas tali pita dan mengangkat tutup kotaknya.

"Aahh!!!" Chanyeol berteriak dengan melempar kotak itu. Terkejut setelah mendapati isi kotak yang di lihatnya.

Disana.

Crazy II ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang