10.

143 60 26
                                    

"Sialan!" pekik Chanyeol, ia melempar pukulan tangannya ke udara. Menahan amarah yang seketika memuncak, "BAGAIMANA BISA DIA MENGETAHUI KEBERADAAN KITA, JONG!!"

Jongin hanya mengedikkan bahunya, ia masih memandang takut tulisan Minseok pada tembok dinding di sana.

Chanyeol lalu menoleh pada mayat pria yang tergantung di atasnya. "Sebaiknya kita urus mayat pria ini dulu, Jong. Baru setelahnya kita cari sibrengsek itu!!" titah Chanyeol.

"Baik, Hyung."

Setelah tugas mereka selesai, memanggil pihak rumah sakit untuk segera mengotopsi mayat pria yang bernama Jun itu, Chanyeol beserta Jongin kemudian bergegas meninggalkan tempat kejadian.

Chanyeol melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, pikirannya terfokus pada rumah Minseok yang tadi sempat ia datangi. Pikirnya, Minseok pasti kembali ke rumahnya.

"Hyung, kita mau kemana?"

"Ke rumahnya!"

"Kau yakin dia akan kesana?"

"Aku yakin! sekalipun salah, kita bisa meminta bantuan Sehun untuk mengetahui keberadaan Kim Minseok sekarang" ucap Chanyeol yang tetap fokus pada kemudinya.

Jongin mengangguk paham, ia kemudian mengeratkan pegangannya pada jok mobil.

Setelah sampai, Chanyeol segera turun lalu berjalan cepat menuju pintu utama rumah Minseok. Mengetuk pintu itu dengan tidak sabar. Tidak ada satu menit, pria jangkung itu pun mulai tak bisa menahan kesabaran. Hingga memutuskan untuk mendobrak pintu itu sangat keras.

brakk!!

Pintu itu pun berhasil terbuka, dengan hati-hati mereka berjalan menelusuri setiap sudut ruangan. Namun kosong, tidak ada tanda-tanda penghuni disana.

"Dia tidak ada disini, Hyung" ucap Jongin.

"Kemana perginya si brengsek itu!! rupanya dia ingin mengajakku bermain."

"Kita harus lebih berhati-hati lagi, Hyung. Dia orang yang berbahaya."

Chanyeol hanya mengangguk, ia masih berjalan menelusuri semua ruangan di rumah itu. Sampai tiba di dalam sebuah ruangan yang mereka yakini adalah kamar Minseok. Ruangan yang tertata dengan sangat rapih dan bersih, terdapat dua bingkai foto yang terpajang disana. Chanyeol mendekat, mengamati setiap foto tersebut.

"Rasanya aku pernah melihat kedua orang ini, Jong. Tapi dimana ya? apa kau ingat?"

Jongin mulai mendekat, memperhatikan salah satu foto itu dengan serius. "Bukankah mereka adalah mayat yang kita temukan saat penangkapannya dulu, Hyung?"

"Apa kau yakin?"

"Aku yakin."

"Lalu apa sebenarnya hubungan kedua orang ini dengan Kim Minseok?"

"Mungkin mereka orang terdekatnya, dan mungkin juga ini adalah alasan mengapa ia bisa tumbuh menjadi seorang pembunuh sadis dan keji" ucap Jongin. "Bisa jadi ia menyaksikan saat kedua orang ini terbunuh? kemudian menjadi trauma dan mencoba membalaskan dendamnya pada siapapun manusia tak berdosa?"

"Mungkin dugaanmu benar, kita tidak bisa membiarkan dia berkeliaran seperti ini! akan semakin banyak manusia-manusia lain yang akan menjadi korbannya!"

Jongin mengangguk, ia pun kemudian berbalik hendak meninggalkan tempat itu, namun tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan keluarnya sebuah benda kecil dari bawah tempat tidur. Seperti menggelinding.

Jongin mengernyit, karena penasaran ia memberanikan untuk mendekat lalu berjongkok untuk melihat apa yang ada di dalam sana.

"Ada apa, Jong?" tanya Chanyeol.

"Barusan aku melihat benda kecil bergelinding dari dalam sini, Hyung".

"Aku tidak melihat apa-apa."

Jongin tak menjawab, fokusnya hanya tertuju pada sesuatu di sana. "WOAH!!" Jongin memekik ketakutan, tubuhnya ia bawa kebelakang dengan cepat dengan nafas yang kini berderu kencang. "Hyu-hyung, ada mayat disana."

Chanyeol memandang tak percaya, dengan segera ia pun menghampiri Jongin lalu ikut berjongkok di depan tempat tidur tersebut. "Oh Tuhan!" ucapnya dengan telapak tangan yang menutup mulutnya.

"Demi Tuhan, terkutuk kau Kim!!" wajah Chanyeol berubah memerah, raut emosi kian terpancar. "Cepat kita keluarkan mayat itu, Jong!"

Jongin mengangguk.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka mengeluarkan mayat tersebut. Mayat seorang laki-laki dengan beberapa luka tusukan di tubuhnya, dan mulut yang dirobek hingga ke tulang pipinya. Satu bola matanya hilang dan satunya hampir terputus, juga sebuah pisau yang tertancap di dalam mulutnya.

"Kurasa benda yang kau lihat tadi itu adalah bola matanya, lihatlah! satunya juga hampir terlepas, Jong."

"Tidak! tidak, Hyung. Aku tidak sanggup melihatnya. Cepat kau tutupi wajahnya dengan kain."

Chanyeol menurut. "Aku akan memanggil pihak rumah sakit."

"Hyung, lihatlah! ada kertas di dalam saku celananya." ucap Jongin sambil menunjuk.

"Dimana? aku tidak melihatnya."

"Aku bilang celana! kenapa kau terus melihat dadanya sih!"

"Ah ... ini ya." ucap Chanyeol sambil membawa sebuah kertas di dalam saku celananya. Dahinya mengernyit saat membaca apa tulisan disana, lagi-lagi ditulis dengan menggunakan darah.

"Berhenti mengikutiku atau semakin banyak mayat mengerikan yang akan kalian temui!" ucap Chanyeol. Dengan kasar ia meremat kertas tersebut lalu melemparkannya ke sembarang arah. "SIAL!! KAU PIKIR AKU AKAN TAKUT PADAMU, HUH!!! TIDAK AKAN KU MAAFKAN!"

Chanyeol kemudian berdiri lalu mengambil ponsel di dalam saku celananya, merasa jika benda kotak itu bergetar. Satu pesan masuk dan tertera sebuah nama yang membuatnya kembali mengernyitkan dahi.

'Tuan Park, tolong aku. Minseok hyung ada disini dan mencoba akan membunuh noonaku. Kumohon cepat kemari.'

"Jong, aku tahu dimana pembunuh Kim itu! tapi lebih baik, kita harus mencari apa yang menjadi kelemahannya. Aku yakin kita pasti berhasil!".

TBC.

pendek ya? tau kok tau 😌😌
ayo hujat aku 🙃🙃🙃

info ya, mungkin satu atau dua chapter lagi bakalan end.

kira-kira Minseok bakalan berhasil kabur lagi atau malah ketangkap nih??? 🤔🤔

semoga bisa update cepet yaa.. 🙇🙇

Crazy II ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang