8.

178 69 17
                                    

Kim Minseok menjambak rambut gadis itu kasar, menyeretnya tanpa rasa iba hingga beberapa rambutnya rontok. Gadis itu meringis saat tubuhnya terbentur dinding tembok yang dingin, Minseok membawanya menuju sebuah ujung jalan yang sepi.

"Ugh!!" pekik sang gadis, "Apa masalahmu denganku?!"

Minseok hanya menyeringai, perlahan ia mendekat lalu berjongkok menghadap gadis tersebut, "Kau membuat baju Sehunku menjadi kotor! aku menunggu permintaan maafmu, tapi kau malah pergi begitu saja! tidak sopan!!"

"Kau mempeributkan hal sepele seperti itu?! kau gila, ya?"

"Setidaknya kau tahu etika, bodoh!!"

Tangan Minseok yang masih menjambak rambut gadis itu, dengan kasar membantingnya pada dinding. Berulang-ulang hingga menimbulkan puncratan darah dari kepalanya.

"HENTIKAN!! AKH, SAKIT!! HENTIKAN!!"

"Sampai sekarang pun kau enggan mengucapkan maaf, hah!"

"AKU TAK SUDI!"

Pergerakan Minseok terhenti, menatap tajam pada gadis itu. Minseok lalu menarik kepala itu ke atas, mendorongnya dengan keras hingga tersungkur ke pojok jalan. Gadis itu tertunduk, kepalanya sangat pening hingga membuat penglihatannya sedikit kabur. 

Minseok kemudian mengambil ranting kering juga sebuah tongkat besi yang sudah berkarat. Gadis itu pun mulai ketakutan, keringat bercampur darah mengalir membasahi rambut juga separuh bajunya.

"Kau tahu, jika malaikat maut akan menjemputmu?"

"TAHU APA KAU TENTANG KEMATIAN!! PRIA GILA!"

"Kau satu-satunya orang yang berani padaku, menentangku tanpa takut. Sepertinya kau akan mati mengerikan"

"PERSETAN!!"

"Ucapkan maaf, maka aku akan membiarkan tubuhmu utuh"

"APA HAKMU MENYURUHKU SEPERTI ITU!!"

Minseok mengerucutkan bibirnya, bertemu dengan seorang penentang seperti gadis ini sepertinya membuat hasrat membunuhnya semakin tinggi. Gairah untuk menyiksa semakin menjadi.

Minseok menyeringai,

Menjilat bibir bawahnya,

Membuka dua kancing kemejanya,

Rambut setengah basah yang menutupi dahinya,

"Kau gadis tak tahu diri, beraninya membentakku seperti itu. Akan kubuat tubuhmu berserakan sepanjang jalan" Minseok mengambil sarung tangan di dalam sakunya, memakainya lalu kembali memfokuskan pandangannya pada gadis di bawahnya.

.

.

Aku menarik lengan gadis itu, meletakkan kepalanya di dada bidangku. Aku tertawa saat dia membalas pelukanku, dasar gadis murahan! aku mengecup puncak kepalanya, lalu-

"Ugh!" dia meringis, mengangkat kepalanya dengan terpaksa. Aku menjambaknya sangat keras, bibirku mengukir senyum saat mata kami bertatapan.

"Kau cantik, tapi etikamu sangat buruk" Aku mengelus bahunya dengan tanganku yang bebas, menyusuri lengan, lalu menelintirnya dengan sangat kasar.

Dia menjerit, aku tersenyum senang.

Bunyi tulang patah terdengar jelas, ia melotot dengan bibir yang terbuka. Air mata mengalir membasahi pipinya, ku pikir ia sedang menahan sakit yang bukan main.

"SAKITTT!!!"

Oh! jeritan itu sangat membuatku bahagia.

Aku sedikit membungkuk, menyamakan tinggi badan kami. Ku kecup bibirnya sekilas, sebelum akhirnya menggigit sampai berdarah.

Crazy II ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang