12. [END]

305 68 41
                                    

...

"Akh!"

Minseok jatuh tersungkur dengan pundak kanan membentur lantai dengan keras. Saat akan menyerang, Park Chanyeol dengan sigap memukul bagian belakang kepalanya dengan sebilah kayu.

'Brengsek!' Minseok mengumpat dalam hati. Merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya.

Ia kemudian menyeka sedikit darah yang mengalir di pilipisnya. Minseok berbalik dan menatap tajam. "Ow! rupanya ada pahlawan kesiangan? Park Chanyeol... ingin ikut bermain, hm?" Minseok berkata dengan sedikit meringis, luka di kepalanya cukup membuatnya pening.

"Kau takkan bisa kabur lagi, Kim! menyerahlah atau aku akan membunuhmu disini!" Ucap Chanyeol.

Minseok tertawa begitu keras, menggema diruangan hingga membuat Jessica menutup kedua telinganya, ketakutan. "Membunuhku? kau bilang membunuhku?" Ucapnya dengan mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu.

Minseok lalu menunjuk seseorang disamping Chanyeol, tersenyum manis padanya. "Kau... yang mati setelah ini."

Kim Jongin sebagai yang ditunjuk, secara reflek menunjuk dirinya sendiri. Terperanjat. "A-aku? k-kenapa aku? hyung... " Sedikit mengadu pada Chanyeol.

Melihat tingkah Jongin membuat Kim Minseok kembali tertawa, lebih menggema dari yang sebelumnya. "Kau lihat, Park? anak buahmu saja penakut seperti itu?! dasar kucing kampung!!" Minseok meludah, lalu dengan cepat mengambil pisau yang tergeletak di lantai. 

Secepat kilat, Minseok seketika tengah berada di belakang Jessica. Memeluk lehernya dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya menodongkan pisau tepat di leher. "Aku ingin dia mati ... mati dengan darah yang berhamburan! kalian tahu? jika itu sangat menyenangkan?"

"Jangan sentuh, noonaku!!" Sehun melangkah maju, namun Chanyeol melarangnya. "Jangan! dia terlalu berbahaya."

"Tapi dia akan menyakiti noonaku!" Sehun membantah.

"Aku tahu caranya. Bersabarlah."

Minseok menggeleng, menurutnya obrolan mereka membosankan. Ia lalu menekan ujung pisau itu pada ujung dagu Jessica. "AKHHHH!!!!!" gadis itu menjerit pilu, bukan karena sakit, namun rasa trauma yang muncul kembali.

"NOONA!" Sehun berlari ke arah Minseok, berusaha menyelamatkan Jessica yang terus menjerit-jerit. Namun dengan mudah Minseok menendang tepat di dadanya.

bugh!

Sehun terjatuh.

Chanyeol mulai mendekat, tidak terburu-buru.

"Hei, Kim. Kau tahu jika aku memiliki sesuatu yang tak mungkin kau duga sebelumnya?"

Minseok menoleh, "Apa?"

Chanyeol mengeluarkan beberapa lembar kertas di dalam jaketnya. Dua buah foto usang, kemudian menunjukkannya pada Minseok. "Mereka."

Minseok mengernyit, kerutan di dahinya begitu dalam. "Darimana kau mendapatkannya?! kembalikan!!"

Chanyeol tersenyum, "Serahkan gadis itu padaku."

Minseok cemberut, "DIA MILIKKU!!"

"Baiklah, maka aku akan membakar foto ini." Chanyeol bersiap dengan sebuah korek api yang ia rogoh di dalam sakunya. "Satu .."

Minseok terlihat gelisah,

"Dua.."

Minseok semakin gelisah, tahanan tangan kanannya sedikit melemah.

"Jadi kau ingin mereka terbakar?" Chanyeol kembali bertanya.

Minseok menggeleng cepat, "KEMBALIKAN MEREKA!!!! DASAR GILA!"

Crazy II ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang