Sinb melihat sebuah mobil terparkir sempurna di halaman depan, dan itu bukanlah milik keluarganya. "Astaga orang itu lagi" ucapnya menghela nafas setelah melihat siapa yang ada di balik kemudi, guru barunya.
Jungkook keluar dari mobil dan mencegat langkah Sinb yang sepertinya akan pergi lebih jauh, dengan berdiri di depannya dan menutupi jalan yang akan dilalui Sinb. Ketika gadis itu ke kiri maka Jungkook pun melakukan hal yang sama.
"Ada apa denganmu?" Omelnya, "kau hanya perlu berangkat ke sekolah dengan gurumu ini"
"Ne? Maaf saja, aku tidak pergi dengan sembarangan orang"
"Sembarangan orang? Hmm.. padalah aku mendapat ijin penuh atas dirimu" Jungkook menunjukkan sebuah lembaran yang isinya tepat seperti dengan perkataannya. Dan itu di paraf langsung oleh kepala sekolah juga guru konseling.
Menepuk kening, Sinb akhirnya sudah duduk santai di dalam mobil. "Pakai sabukmu" pinta Jungkook, "kau sangat cerewet untuk seorang guru pria"
"Kau yang membuatku sejauh ini" Jungkook membungkuk, mendekati Sinb dan memakaikan sabuk pengaman di sekitat tubuh siswi di kelasnya tersebut.
Sinb memahan nafas dan terdiam dengan tingkah wali kelasnya itu, sikapnya sudah cukup jauh untuk sekedar guru baru dan ia tidak suka itu. Sangat tidak suka, bersikap sok baik di hadapannya.
Kedua mata Sinb masih menatap Jungkook dengan tajam, hingga si pengemudi menoleh dengan wajah polosnya. "Saem.. kau suka padaku?" Tanya Sinb, "aku akan menjelaskan ini, sepertinya kau sudah salah paham dengan ini... aku hanya....."
"Kalau begitu hentikkan mobil ini"
"Aku akan menghentikkannya saat kita sampai" Tolak Jungkook, "baiklah, kalau begitu aku akan menganggapmu menyukaiku"
"Terserah apa katamu"
"YAK!"
Yak? Kau mulia bersikap tidak sopan padaku?" Jungkook mulai kesal dibuatnya, "kau yang lebih dulu tidak sopan padaku! Sekarang hentikkan mobil ini atau aku..."
"Atau apa? Atau kau akan apa Hwang Eunbi?" Tantang Jungkook mengurangi kecepatan, bersiap untuk melihat hal gila apa yang akan di lakukan anak itu.
Sinb masih diam dengan tangan yang mengepal, dengan cepat mungkin tidak terlihat jelas. Kedua tangannya terangkat tepat menuju wajah Jungkook, kejadian 10 detik yang tidak akan mereka lupakan.
Mobil terhenti tepat di dekat halte bus, Sinb keluar mobil dan menghentikkan bus yang melintas dengan wajah penuh amarah. Sementara Jungkook masih tidak percaya dengana apa yang baru saja ia dapatkan.
Seperti sebuah mimpi semua terjadi begitu saja, Bus yang ditumpangi Sinb sudah berjalan menjauh. Jungkook mulai sadar ketika ponselnya berdering dan menunjukkan nama kepala sekolah yang sangat ia hormati.
Sinb menancapkan headset ke lubang pendengarannya dengan mengusap bibir beberapa kali, dengan bodohnya ia memberikkan ciuman pertamanya pada guru barunya dan itu ia lakukan dengan rasa amarah. "Aku memang sudah gila" gumamnya memutar musik dengan volume keras.
Setelah turun dari bus, ia sudah melihat sebuah tempat dimana ada Moonbin di dalam sana. Bangunan yang cukup besar, ini kedua kalinya ia menginjakkan kaki di tempat itu. Karena kejadia pagi tadi rasanya sangat malas untuk sekolah atau bertemu guru itu.
Ia mengedarkan pandangan, mencari sosok yang akan nenemaninya. Seperti biasa, tasnya mendarat tepat di wajah Moonbin. "Kenapa kau kemari?" Moonbin menjeda gamenya, "ingin bolos"
"Bolos kemari? Ini aneh, apa yang terjadi..."
"Jangan banyak tanya, ayo temani aku ke karaoke" ajak Sinb yang lebih tepatnya memaksa,"aku masih bermain? Tidak lihat? Pergi sendiri sana"