Eunseo melambaikan tangan dengan wajah yang menyebalkan dan hampir saja Sinb mengumpat karena tingkahnya itu, hal yang sama juga terjadi pada Jungkook. Mingyu mengantar Eunseo pulang dengan mobilnya, sementara mereka hanya menatap mobil Sinb yang masih terparkir.
Mingyu dan Eunseo, dua pasangan itu berhasil mengerjai mereka. Mengerjai dalam arti lain, mereka melalukan itu dengan harapan hubungan yang lebih baik antara Sinb dan Jungkook.
"Aku akan pulang naik taxi" Jungkook buka suara, "ini sudah malam, sangat sulit mendapatkan taxi"
"Kalau begitu aku akan..."
"Naik saja ke mobilku" Sinb bicara tanpa melirik sedikitpun pada Jungkook. Mulai menyalakan mesin tapi Jungkook masih diluar dan hanya berdiri di depan mobilnya, Sinb menurunkan kaca dan memanggilnya.
"Anyyeonghasseo, Jeon Jungkook imnida" Sinb mengedipkan mata beberapa kali terkejut dengan sikap tiba-tiba Jungkook yang membungkuk memperkenalkan diri sembari menjulurkan tangan. "Saem.."
"Kita mulai dari awal" ujarnya menggoyangkan tangan isyarat agar Sinb menerimanya. Sinb menghela nafas, mematikkan mesin mobil dan meneliti wajah Jungkook baik-baik.
"Apa ada sesuatu di wajahku?"
"Mau mampir ke apartemenku lagi?".
Sinb tidak bisa menunjukkan wajahnya di depan Jungkook setelah apa yang ia lakukan beberapa menit lalu, ucapan Eunseo sangat berpengaruh besar padanya. Ia terus bergumam tak jelas berharap bisa mengulang waktu.
Berbeda dengan Jungkook yang hanya tersenyum sejak mengemudikan mobil Sinb, kalimat singkat itu terus terngiang di telinganya seperti musik romantis yang menenangkan. Bahkan telinganya sampai memerah.
Mobil telah terhenti sempurna di basement, Sinb keluar dengan membisu begitupun Jungkook yang berjalan di belakangnya. Sampai di dalam Lift pun tidak ada yang bicara sama sekali.
Hingga dua pasangan suami istri ikut masuk ke dalam lift, "wah anak muda yang kemarin" Sinb dan Jungkook hanya membungkuk, "kalian pengantin muda? Cocok sekali, wajah kalian mirip.. aku jadi ingat masa lalu"
"Maafkan istriku ini ya, sudahlah jangan ganggu mereka"
"Kami bukan pasangan" bantah Sinb yang membuat Jungkook berdesis, "jangan malu, ini malam pertama kalian kan?"
"NE?" Jungkook dan Sinb kompak, "aku mencium aroma soju, berhati-hatilah"
"Yoebo! Jangan menggoda mereka" Sinb hanya menutup wajahnya yang memanas, tapi Jungkook sepertinya menikmati moment ini. Ia suka dengan reaksi Sinb yang manis seperti ini.
"Kau boleh pergi setelah minum ini" kata Sinb menyajikan air madu untuk menghilangkan mabuk, "kau mengusirku?"
"Bukan begitu maksudku.."
"Aku suka.."
"Ne?"
"Aku suka seperti ini" Jungkook tersenyum mendekati Sinb dan memberikan kecupan singkat di keningnya, "saem..."
"Aku bukan gurumu, dan kau bukan muridku.. kau bisa memanggilku oppa" Jungkook tersenyum lagi dan sedikit menurukan kepalanya, menyelipak tangannya di sela-sela leher Sinb.
(AHHH GAK KUAT NULISNYA MAAPKAN AKOHH😭😭)
*beberapa jam lalu
"Mereka bermalam bersama?" Tanya Eunseo tak percaya dengan apa yang di dengarnya, "tidak kusangka temanmu itu sangat agresif"
"Sekali lagi bicara begitu aku akan memukulmu"
"Hahaha.. aku tidak menyangka kali ini akan berhasil" ucap Mingyu saat mobil Sinb mulai meninggalkan rumah makan, "aku senang jika Sinb senang"
"Kau mau melakukan hal yang sama?"
"Jangan berpikiran macam-macam dan cepat antar aku pulang" pinta Eunseo, "apa kau tidak bisa bicara sedikit lembut? Aku kan sudah menbantumu"
"Oppa, kau tau bahwa aku hanya akan bicara lembut saat di depan mereka. Tapi saat di belakang mereka, kau hanya tetanggaku" Eunseo memperjelas dengan nada yang ditekankan, "baiklah, kita lihat apa perkataanmu itu akan berlaku untuk dua bulan kedepan?"
"Ada apa dengan dua bulan ke depan?"
"Rahasia" Mingyu menginjak pedal gas dan mendapat pukulan telak di lengannya. Dan itu cukup sakit, Eunseo adalah orang yang cukup kuat dibalik wajah manisnya.
...
Jungkook membuka mata dan beranjak dari posisinya, menatap wanita yang kini sedang tertidur di atas tempat tidur. Menyentuh hidung bangir itu dengan telunjuk berkali-kali, "bangunlah, tidak usah pura-pura.. kau malu?" Tanya Jungkook dengan suara seraknya yang habis bangun tidur, Sinb membuka mata dan berlari memasuki kamar mandi.
"Gwiyowo, astaga! Dia membuat pagiku berdebar!" Jungkook terus tersenyum girang.
"Apa ini? Ramen? Kau hanya makan mie selama ini?" Jungkook memeriksa dapur Sinb, "aku hanya bisa masak itu"
"Dasar nakal, mulai hari ini aku akan membuat makanan layak untukmu" Jungkook mulai menyiapkan sarapan sesuai bahan yang ada, "weo?"
"Kau harus belanja nanti?"
"Kenapa kau mengaturku?"
"Kau mau aku membahas soal semalam?" Jungkook masih ingin menggoda Sinb, "saem!!"
"Mworagu?"
"Ah.. opp.. oppa"
"Astaga manisnya" Jungkook mencubit pipi Sinb, "berhenti melakukan itu!".
...
Jungkook mengenakkan dasi dan mulai merapikan penampilannya disebuah cermin, "aku tidak melakukan apapun"
"Aku bahkan belum bertanya" kata Mingyu, "aku mengerti maksud tatapanmu itu"
"Jadi kau pikir aku akan percaya kau tidak melakukan apa-apa?"
"Aku tidur di sofa, puas?" Jungkook menyalakan penghangat ruangan, "sepertinya aku perlu meminta bayaran"
"Bayaran apa lagi?"
"Bayaran karena aku sudah membantumu" Mingyu menunjukkan lagi wajah menyebalkannya, "aku bingung kenapa harus punya teman sepertimu" Jungkook hanya menggeleng.
...
Eunseo meneguk americanonya, "semua berjalan lancar sesuai rencanamu" ujarnya, "baguslah"
"Tapi kau yakin tidak apa-apa?"
"Aku memang ditakdirkan mendapat peran ini, sebagai teman yang selalu membuatnya tertawa meski dengan cara yang berbeda. Aku bukanlah orang yang diciptakan untuk mengisi hatinya, yah.. selagi pria itu bisa membuatnya bahagia, kenapa tidak?"
"Geotjimal, jawaban klasik"
"Lalu aku harus apa? Memaksanya menyukaiku? Jika aku melakukannya maka ia akan menjauh secara perlahan, menjadi teman tidak masalah asalkan tetap bisa melihatnya"
"Wahh.. Moonbin sudah dewasa, kau dapat kata-kata itu dari mana?" Eunseo bertepuk tangan, dan Moonbin hanya menunjukkan senyum terpaksanya.
Dalang dibalik rencana selama ini sebenarnya adalah Moonbin, ia dengan rapi meminta Eunseo untuk mengenalkannya pada Mingyu. Kebetulan yang sangat manis untuk menciptakan sebuah kejadian seakan tidak disengaja.
Moonbin tau jelas bahwa Mingyu tinggal di daerah yang sama dengan Eunseo, termasuk pekerjaan yang ada di perusahaan Jungkook. Semua berjalan mulus tanpa hambatan meski butuh waktu lama, bahkan kontrak perjanjian adalah ide Moonbin.
Ialah yang meminya Mingyu untuk mengenalkan proyek kerja sama pada Park Jimin, salah satu orang yang di percaya Jungkook. Meski hasil yang ia inginkan sangat menyakitkan.
.
.
.
.
.
.
.
End