Sinb menata rambutnya untuk terlihat lebih rapi, tidak lupa ia mematut diri di depan cermin sembari komat-kamit menghafal materi sebelum ujian akhir dimulai. Sebentar lagi ia akan jadi senior dan harus segera memutuskan perguruan tinggi.
Di atas meja sudah ada angket dengan tanda tangannya, data yang harus ia isi sebagai bahan konseling dan setelah beberapa tahun menjadi siswa ia akhirnya menentukkan pilihan.
Kali ini tidak ada mobil Jungkook di depan rumahnya, hanya ada Moonbin yang menunggu dengan gaya sok kerennya di dekat gerbang. Sejak semalam komunikasinya dengan Jungkook sedikit terhambat, berbeda dari biasanya.
"Morning"sapa Moonbin melemparkan helm, "jangan bersikap manis seperti itu di depanku"
"Jadi aku manis?" Moonbin menunjukkan aegyeonya, "jangan membuatku memukulmu, ini masih pagi"
"Gwenchana?" Tanya Moonbin dengan nada yang berbeda, "kenapa dengan pertanyaanmu itu"
"Geunyang, hanya ingin memasikan"
"Aku baik-baik saja asalkan kau tidak banyak tingkah hari ini, cepat jalan" perintah Sinb sudah duduk manis di belakang Moonbin.
Sesampainya di area sekolah, Moonbin menahan tangan Sinb yang berniat masuk ke gedung utama dan itu lagsung membuatnya melayangkan pukulan di kening Moonbin. "Mau lewat belakang?" Tawarnya, "sebenarnya ada apa denganmu hari ini?"
"Aku belum sarapan, jadi belikan aku makanan di kantin" pintanya, "sejak kapan aku peduli pada hal itu?"
"Kalau begitu temani aku, hanya temani aku sarapan.. eoh?" Moonbin menarik Sinb mendekati pintu belakang yang hanya dilewati beberapa siswa. "Aneh, apa yang kau sembunyikan"
"Opseoyo, memanya aneh kalau aku minta di temani?" Komen Moonbin telah memegang dua roti, "sudah kan? Ayo ke kelas".
Ujian dimulai, Sinb dengan percaya diri mengisi lembar jawaban sesuai apa yang ia ingat. Sementara Moonbin memerhatikannya dari jauh dan beralih pada sosok Jungkook di depan kelas sebagai pengawas.
Ia menghela nafas ketika mengingat apa yang terjadi semalam, ketika mereka Moonbin datang menghampiri apartemen Jungkook.
Flashback on
"Apa berbohong sangat menyenangkan?"
"Ini sudah malam kenapa kemari?" Jungkook mengusap wajahnya yang lesu efek dari minuman, "saem.. kau sungguh menyukai Sinb? Apa kalian berkencan diam-diam?" Serangan Moonbin berhasil membungkam Jungkook yang mulai memikirkan jawaban apa yang tepat.
Lorong apartemen menjadi hening dan saat itu Moonbin hanya tersenyum tipis melihat ekspresi Jungkook, "saem, seorang wanita keluar dari apartemenmu dan kau masih saja mengusik Sinb? Akhir-akhir ini aku menyadari perubahan Sinb.
Dia lebih semangat ke sekolah dan tidak pernah tidur di kelas terutama saat pelajaranmu berlangsung" jelas Mooonbin, "sejelas itu? Sepertinya kau cocok jadi detektif"
"Ini sudah malam dan aku mulai mengantuk, jadi aku akan memperjelasnya. Putuskan Sinb sebelum aku yang menybarkan hubungan kalian di sekolah, karena aku tau tujuan utamamu" Bisik Moonbin meninggalkan Jungkook yang masih terdiam.
Flashback off
Ingatan itu juga masih jelas tergambar di kepala Jungkook, dan ia masih mempersiapkan diri untuk mengakhiri semuanya. Sejak melihat Sinb hari ini ia merasa sangat berat dan jahat karena membuat siswi terjerat dalam perasaannya.
Ia berpikir lebih baik dari awal ia tidak perlu menebar pupuk ketika rasa cintanya pada gadis itu mulai terasa, bisa dibilang Sinb adalah cinta pertamanya. Selama ini meski sudah mengikuti kencan buat tidak ada wanita yang berhasil membuat keringat dinginnya timbul karena gemetar.