6

1K 109 4
                                    

Hari berganti, seperti mimpi malam hari sudah 2 hari sejak kejadian di api unggun. Siswa mendapat libur setelah acara kamp dan kembali masuk seperti biasa esok harinya. Sinb masih tidak bisa melupakan apa yang telah ia lakukan.

Pipinya sudah lelah tersenyum, bisa-bisa ia gila karena hal sepele itu. Sinb bahkan berguling beberapa kali untuk mengurangi rasa malunya akan kenangan baru yang telah ia buat dalam hidupnya. Ini adalah cinta pertamanya.

Meski banyak yang mengatakan bahwa cinta pertama tidak akan berhasil, Sinb hanya menganggapnya sebagai omong kosong. Seseorang mengetuk pintunya, Sinb hanya berdiri di depan pintu tanpa membukanya.

"Sinb-yah, eomma akan melakukan perjalanan bisnis.. jaga dirimu baik-baik dan... mianheo" Sinb kembali berbaring di atas tempat tidurnya, mendengar suara deruan mesin mobil yang membuatnya memejamkan mata dengan paksa.

"Selagi pria itu masih bersamanya, dia bukanlah ibuku" gumam Sinb meraih ponselnya, mencoba tetap tenang dan berniat menghubungi seseorang. Baru saja mengetik sebuah nama, panggilan masuk membuatnya terkejut. Dengan wajah bersemu ia mulai berdeham dan menggeser tands hijau.

Mencoba setenang mungkin, jantungnya malah berdetak seperti ia tengah berlari, panggilan berakhur ketika di durasi 1 menit. Dengan cepat ia turun dari tempat tidur dan membuka lemari lebar-lebar.

Memilah pakaian yang ada di dalam, hampir semua isi lemari ia bongkar hanya untuk memastikkan penampilannya manis. Dan itu senua karena Jeon Jungkook, cinta pertamaya.

Mengingat beberapa hari lalu saja selalu membuat Sinb tersenyum merona, "jadi begini rasanya.. aku tidak tau kenapa selalu merasa senang akhir-akhir ini" gumamnya.

Dengan gaya yang lebih manis, Sinb telah duduk rapi menunggu Jungkook. Ketika suara bel cafe terdengar, ia segera mengoleskan pelembap bibir sebagai tambahannya.

"Sudah lama?"

"Ani, Aku juga baru datang" jawabnya, "kau sejak kapan..."

"Ah.. aku memang selalu begini jika keluar rumah hahaha" jawabnya beralasan, "begitukah?"

"Sebaiknya kita pergi" Jungkook berdiri lebih dulu dan berjalan meninggalkan cafe.

Begitupun selanjutnya, Sinb merasa ada yang aneh dengan sikap wali kelasnya tersebut. Terlihat berbeda dari biasanya, malah kali ini seakan-akan Sinblah yang merayunya.

Makan siangpun tiba, Sinb mengamati Jungkook yang sikapnya masih tenang, santai tanpa memikirkan posisinya saat ini. "Aku ke kamar mandi dulu" kata Sinb tanpa di respon oleh Jungkook.

Sinb menatap bayanga dirinya di cermin, tertawa kecil dan segera menghapus seluruh make up yang menutupi wajahnya. Ia sudah berusaha sebaik mungkin agar terlihat manis di kencan pertama mereka, tapi tak ada kata pujian dari Jungkook.

Rasa antusiasnya kini sudah memudar, Sinb mengulum bibir berharap tidak ada tangisan cengeng akibat kejadian hari ini. Sekarang ia paham bagaimana rasanya, "Pantas saja Eunseo tidak ingin kencan lagi" gumamnya.

15 menit di kamar mandi, akhirnya ia keluar dan tepat ketika Jungkook membayar di kasir. Masih bisa terlihat jelas bahwa makanan yang ia pesan utuh belum di sentuh sama sekali, nafsu makannya sudah lenyap. Padahal ia sengaja mengosongkan perut untuk hari ini.

Jungkook memutar radio dan kebetulan lagu yang di putarkan sang DJ adalah lagu yang sesuai dengan perasaan Sinb, kepalanya tetap pada posisi mengabaikan Jungkook dengan kedua bola mata yang mengamati jalanan sore.

Ia melakukan hal yang sama, mengulum bibir berusaha menutupi perasaannya yang makin terasa karena efek lagu itu.

Mobil terhenti, dan mereka belum sampai di rumah Sinb saat ini. Jungkook melepaskan sabuk pengamannya dan menyentuh kedua pipi Sinb, "saem~"

My FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang