Sinb sudah duduk santai di bangkunya, tak lama berselang Jungkook masuk ke dalam kelas dengan tumpukkan kertas ditangannya. Seperti biasa Moonbin masih asik dengan ponsel dengan wajah serius, hanya untuk sebuah game.
Setelah memberi salam, akhirnya Jungkook menyapa dan mulai menjelaskan lembaran apa yang ia bawa dari ruang konseling. "Besok akan ada karya wisata dan kalian wajib datang, kalaupun ada halangan silahkan lapor kepada ketua kelas beserta surat dan tanda tangan orang tua.." Jungkook meminta barisan paling depan untuk menyebarkannya.
Moonbin yang mendapati kertas itu langsung melipat jadi dua dan menjaganya tetap aman di dalam tas, Sinb tidak pernah hadir dalam acara seperti ini bahkan sejak Sekolah Dasar. Waktu senggang itu ia habiskan seharian dirumah.
Begitupun kali ini, kemungkinan besar ia tidak akan ikut. Karena akan ada banyak persiapan, para siswa mendapat waktu pulang lebih cepat dari biasanya. Moonbin adalah orang pertama yang bersorak penuh kemenangan, dan itu karena game yang ia pesan sudah menunggu dirumah.
"Maaf tidak bisa mengantarmu" ledeknya mencubit pipi Sinb, "ck! Dasar anak itu" decaknya bergegas meninggalkan kelas.
Eunseo berlari ke arahnya dan membicarakan karya wisata, walaupun gadis cantik itu sudah tau jawaban Sinb tetap saja harapannya agar ia bisa ikut. Apalagi acara kali ini akan sedikit berbeda, banyak permainan dan hal menarik yang tertera.
"Ayolahhh..." rayu Eunseo agar Sahabatnya itu mau ikut, tapi pendirian Sinb cukup kuat. Ia sudah mempersiapkan surat ijin memohon dispensasi, dan membuatnya sangatlah mudah.
Jungkook terlihat di parkiran yang sepertinya akan bersiap juga untuk acara besok, ntah sejak kapan ia memperhatikkan mobil itu sampai menghilang dari pandangannya. Dan ketika sadar, Sinb hanya memukul pipinya sendiri. "Jangan bersikap bodoh lagi!" Gumamnya.
Mereka berpisah saat di halte, karena berbeda arah maka bus yang mereka tumpangi juga berbeda. Sinb menunggu dengan headset yang telah mengalunkan musik big bang, idolanya sejak lama. Mimpinya saat dulu adalah menjadi kekasih G-dragon. Mengingatnya saja sudah membuat kedua sudut bibir Sinb terangkat.
Pandangannya memperhatikkan jalanan, mengamati setiap kendaraan dan objek yang ia lalui selama perjalanan pulang. Ada saatnya ia merasa iri dengan teman sekolahnya yang mendapat perhatian lebih dari orang tua.
Dan jika saat itu tiba ia merasa menjadi orang yang paling menyedihkan, meski hidup nyaman dengan harta melimpah tak pernah membuatnya bahagia. Ia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali tertawa lepas.
Salah satu headsetnya terlepas dan kepalanya menoleh cepat, menyadari bahwa Moonbin sudah duduk di sebelahnya dengan wajah yang sangat menyebalkan. Tersenyum di bibir juga dimatanya, sebenarnya inilah yang ia butuhkan.
Seseorang yang ada untuknya ketika perasaan menyedihkan itu datang, dan selama ini hanya Moonbin yang melakukan itu. "Aku akan tidur, kalau sudah sampai bangunkan aku" ucapnya dengan melipat kedua tangan. "Bukannya ada game yang baru kau beli?"
"Ada nenek sihir itu dirumah, aku ingin di luar lebih lama. Sekaligus mengantarmu pulang"
"Motormu?"
"Kutitipkan di rumah Eunwoo" jawabnya santai, dengan begitu maka Moonbin harus menghabiskan ongkos juga biaya dua kali lipat karena kediaman teman sepermainannya itu berada di dekat area sekolah. "Ahh.. begitu?"
"Kau akan ikut acara itu?" Tanya Moonbin, "tidak"
"Aku akan ikut"
"Aku bahkan tidak bertanya dan tidak mau tau" ketus Sinb, "aku akan ikut karena firasatku mengatakan bahwa kau juga akan ikut kali ini" Moonbin membuka matanya dan melirik Sinb yang hanya diam.