Sudah 5 tahun Jungkook harus menghabiskan harinya di Canada untuk keperluan perusahaan, dan tepat pada hari ini ia kembali ke negara asalnya. Merasakan musim dingin di pertengahan Januari, aroma khas itu membuatnya mengembangkan senyuman.Seseorang mendekatinya dan meambaikan tangan, Jungkook melepaskan kacamata hitamnya lalu memeluk orang itu. "Wahh badanmu semakin lebar saja" ledeknya, "hyung bagaimana kabarmu?"
"Tentu saja baik, sebaiknya kau traktir aku minum" kata Jimin, "aku baru sampai, lain kali saja"
"Ah.. besok kau sudah harus kembali ke kantor kan? Mau berangkat bersama?" Ajak Jimin membantu membawa koper Jungkook. "Eoh, dan aku sudah menerima berkas hari ini"
"Pekerjaanmu sudah menunggu, jadi bersiaplah. Aku selalu menggantikkan posisimu untuk bertemu investor" jelas Jimin memutar radio, "sepertinya semua berjalan lancar"
"Sangat lancar, tapi ada beberapa investor yang sangat menyebalkan.. kau harus ikut dan lihat sendiri besok" Eluh Jimin, "aku sudah sangat sibuk, percepat lajunya.. aku lelah"
"Kau mulai berani padaku ya" Jimin menjitak Jungkook.
Apartemen yang sama, tidak ada yang berubah sama sekali. Jungkook telah sampai di kediaman lamanya, menyingkirkan kain putih yang menutupi beberapa prabotan agar tetap bersih. Meski ada orang yang akan datang untuk sekedar merapikan barang.
Jungkook duduk di sofa dan menyalakan penghangat ruangan, bola matanya terus memperhatikkan sekitar dan tertuju pada sebuah kotak kecil di atas meja. Sejak ia meninggalkan Korea sampai kembali lagi setelah 5 tahun, kotak itu masih disana.
Ia melangkah perlahan dan membukanya, melihat sepasang cincin yang masih tersusun rapi. Membuatnya teringat pada seorang gadis, bukan si pemilik cincin tapi siswinya beberapa tahun lalu.
"Bogoshippeo" gumamnya meletakkan kembali kotak tersebut dan membenahi barang, bersiap untuk berangkat besok pagi. Kehidupan nyatanya akan benar-benar terjadi, menjadi direktur perusahaan besar.
...
Dari pukul 8 pagi, Jungkook di sambut dengan tumpukkan berkas di atas mejanya menunggu tanda persetujuan. Wanita berkaki jenjang membawa teh hangat dan kudapan ringan, sekretaris barunya.
Jungkook hanya mengangguk dengan padangan fokus menatap berkas dengan jeli, ia harus memeriksa secara detail berkas yang akan ia tanda tangani. Jam makan siang tiba.
Ponselnya tertera nama Jimin yang memintanya untuk bertemu salah satu investor, mengingat cerita kemarin saja berhasil.membuat Jungkook tersenyum singkat. Setelah membalas dan merapikan meja, ia meraih jas yang tergantung di dekat jendela.
Langkah lebarnya melewati karyawan yang menunduk hormat, keadaan ini belum biasa untuknya. Menjadi seorang direktur membuatnya canggung, terlebih perlakuan pegawai yang bersikap berbeda dari sebelumnya.
Jungkook mengetuk pintu dan memamerkan gigi kelincinya, mendekati meja Jimin yang masih bersiap. "Kenapa rapi sekali?" Tanya Jungkook memakan permen di dekat papan nama Jimin, "aku selalu seperti ini jika bertemu investor"
"Aku penasaran dengan orangnya"
"Kau pasti ingin langsung keluar jika bertemu nanti" Jimin keluar lebih dulu dari ruangan.
Jungkook memperhatikkan gedung pencakar langit, ada beberapa bangunan yang berubah. Ia hampir tidak mengenali jalanan Seoul yany semakin padat, lirikan matanya kini tertuju pada Jimin yang terlihat tegang.
"Mana Jimin hyung yang percaya diri?" Ejek Jungkook, "jangan mengangguku" Jimin menunjukkan wajah datarnya.
Mereka terhenti di sebuah cafe, tempat yang tidak berubah di ingatan Jungkool yang langsung terdiam membayangkan kenangan beberapa waktu lampau. Terasa seperti kebetulan ia bisa mendatangi tempat itu lagi.