5

1.1K 146 10
                                    

Sinb menatap perban di lututnya sebelum tidur, sehabis makan malam ia tidak melihat Jungkook sama sekali dan tidak tau sejak kapan ia mulai mencari guru baru itu. Dan anehnya perkataan Jungkook siang tadi terus terngiang di telinganya.

Ia mengubah posisi agar bisa cepat tidur, jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam. Sudah saatnya ia masuk ke dunia mimpi, besok pagi jadwalnya jogging bersama jam 7 pagi.

Tak ada yang bisa ia lakukan karena ponsel dan barang elektronik lain di sita setelah jam 9. Rasa bosannya lebih besar dari rasa kantuk, sepertinya ia punya kelainan. Ketika siang merasakan kantuk yang hebat, tapi saat matahari berganti bintang matanya malah berjaga.

Sinb membuka jendelanya lebar, membiarkan angin malam memasuki ruangan seadanya tersebut. Mengamati sekitar, diam-diam ia duduk di kusen jendela dan bersantai layaknya sedang berlibur. Keadaan sunyi seperti ini adalah kebahagiaan untuknya.

Sebuah cahaya mengenai wajahnya, sontak ia mengalihkan pandangannya mencari sumber cahaya itu. Ada seseorang yang sedang memegang senter besar di tangannya, "seonsaengnim?"

"Suutt" Jungkook meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, "sedang apa kau?"

"Aku yang harusnya bertanya, kenapa duduk di jendela dan tidak pergi tidur?"

"Aku belum mengantuk, bosan di kamar.. " mereka memulai percakapan dengan berbisik, Jungkook mematikkan senter dan berdiri tak jauh dari jendela kamar Sinb. "Tinggal beberapa jam lagi"

"Apanya?"

"Kau tidak hanya buruk dalam pelajaran, ternyata kau juga buruk dalam hal seperti ini" Jungkook menggeleng, sebenarnya Sinb paham maksud perkataan jungkook yang menyinggung jawabannya nanti ketika api unggun besok malam.

Suara jangkrik menemani mereka, menjadi sosok ketiga dari dua sejoli yang sama-sama tengah menatap langit. Tapi kedua bola mata Jungkook beralih pada gadis itu, ia juga tidak mengerti kenapa bisa jatuh hati pada seorang gadis muda yang memiliki perbedaan umur cukup jauh dengannya.

Cahaya dari senter lain mengejutkan mereka, pertanda kehadiran pengawas lain yang mengharuskan Jungkook untuk pergi dari sana. Meski rasanya ia ingin menemani Sinb untuk terjaga, yah.. pikirannya sudah gila saat ini.

"Saemm" panggil Sinb ketika Jungkook keluar dari semak-semak, "hmm?"

"Jaljayo" Sinb menutup jendelanya setelah itu, mengintip keberadaan Jungkook yang sudah tak terlihat lagi di bawah.

Ntah bersembunyi dari apa, Sinb sudah ada di balik selimut menutupi seluruh tubuhnya dengan mulut komat-kamit seperti membaca mantera. Beberapa kali ia mengomel tak jelas karena mengatakan hal singkat itu pada Jungkook.

...

Karena kepikran semalaman, Sinb terbangun dengan wajah lesu dan kantung mata yang terlihat jelas. Hanya dengan melihat perban di lutut, membuatnya kembali teringat pada Jungkook dan itu malah membuatnya jadi salah tingkah.

Para siswa berbaris rapi sesuai kelas, termasuk Sinb yang berdiri di belakang Moonbin. Pemilik bahu lebar itu, ia sengaja memilih posisi itu untuk menghindari tatapan Jungkook.

Peluit dibunyikan sebagai aba-aba, dengan rasa malas yang sama seluruh siswa mulai melangkah meninggalkan area penginapan. Udara masih sangat segar, tidak jarang para guru pengawas berjalan santai sembari mengikuti siswa.

"Mana Jeon seonsaeng?"

"Dia menyusul muridnya"

"Kenapa anak itu jadi bersemangat sekali" ujar para pengawas yang berjalan jauh di belakang rombongan siswa.

My FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang