Mereka menyebutku seks genius.
Bukan karena pengetahuanku tentang seks—no. Katanya, mereka menyebutku karena kemampuanku di atas kasur. Kemampuan yang tidak kuketahui jelasnya.
Aku tak tahu dari mana mereka mendapat ide tersebut. Sejauh pengalamanku, tidak ada seorang pun yang benar-benar tidak bisa berhubungan seks. Selama pasanganmu bisa mencapai orgasme, kemampuan kalian berdua sama. Setidaknya begitulah pemikiranku.
Jackson, di sisi lain, percaya dengan sebutanku. He's been calling me sex genius ever since he knew the words. Idiot.
"Hey, seks genius!" panggil Jackson sambil melambaikan tangannya di udara.
Tanpa malu, aku meresponnya dengan anggukan. Tidak ada yang salah dengan sebutanku, jadi tidak ada yang perlu dipermalukan. Walaupun, harus kuakui, beberapa orang tak setuju dengan sebutan itu. Vulgar, kata mereka.
Jackson berhenti di sampingku. "Pesta di rumah Jae Bum malam ini?"
Alis mataku terangkat. "Jae Bum mengadakan pesta?" kataku sedikit terkejut. Tidak biasanya Jae Bum mengadakan pesta. Ia mungkin suka menghadiri pesta, tapi mengadakannya? Itu hal baru. "Apa yang merasukinya?"
Jackson mengangkat bahu. "Entahlah. Ia bilang ia berusaha mengundang seseorang ke rumahnya."
"Untuk apa? Seks?" tanyaku.
"Sayangnya, tidak," Jackson mengeluarkan ponselnya. "Jae Bum tidak bilang apa-apa soal seks."
"Well, that's weird," kataku. Jae Bum senang berhubungan seks dan kemudian membicarakannya. Ia adalah orang yang sangat sangat terbuka dengan sejarah seksnya. "Ada banyak alasan untuk mengundang seseorang ke rumah tanpa harus mengadakan pesta. Tugas, contohnya?"
Sambil tertawa kecil Jackson berkata, "Itu bisa jadi alasan jika seseorang itu tidak berada di lingkaran Wendy."
Oh adalah responku dalam batin. Tentu saja Jae Bum bersedia mengadakan pesta jika ia berusaha mengundang seseorang dari lingkar pertemanan Wendy. Gadis itu tidak pernah menerima ajakan siapapun—laki-laki tentunya—untuk berkunjung ke rumah mereka kecuali pergi dalam keramaian. I've got to take precaution, katanya ketika kutanya. Precaution for what, i have no idea.
Wendy senang berpikir berbeda. Dia merupakan salah satu yang senang melakukan perbedaan. Being different is good, katanya bangga.
Ketika sebagian besar orang menyebutku seks genius, Wendy menyebutku seks idiot. Ketika sebagian besar orang berlomba-lomba berhubungan seks denganku, Wendy dengan sangat senang hati menceramahiku tentang bahaya seks. Well, paling tidak ketika teman-temannya berakhir di kasur denganku, Wendy tidak pernah berkomentar.
Ia tidak pernah mempertanyakan pilihan teman-temannya. She's a loyal bitch.
"Siapa yang kau maksud?" tanyaku penasaran.
"Irene."
"Irene is easy. Katakan padanya kau ingin seks dan ia akan datang ke rumahmu." Aku tahu ini dari pengalaman. Tidak sulit membujuk Irene untuk datang padamu ketika gadis itu sama menginginkannya.
Jackson mengangkat tangannya. "Itu yang kukatakan pada Jae Bum!" katanya berteriak. "Ia sangat keras kepala. Ia bahkan mengancam akan mengeluarkanku dari tim jika aku bicara tentang seks. Bisakah kau percaya itu?" Jackson berada di tim football sekolah, tim yang sama denganku setahun yanglalu.
Di sisi lain, Jae Bum yang kutahu tidak pernah menolak seks, tapi ia juga tidak pernah mencarinya. Pada dasarnya, ia hanya akan berhubungan seks jika mendapat tawaran. Jadi, jika Jae Bum mengancam Jackson seperti itu, aku tidak akan heran. Jae Bum bukan fanatik seks. Begitupun aku dan Jackson.
KAMU SEDANG MEMBACA
HER [got7; redvelvet]
FanfictionIt takes one moment to create tragedy, And yet, It takes thousand of moments to forget it. Peringatan konten; not recommended for children.