"Apakah kota itu sudah benar-benar aman?"
"Siapa yang akan menjadi temanku di sana?"
"Bagaimana sifat orang-orang di sana?"
Pertanyaan-pertanyaan pesimis pun mulai menghantam isi kepalanya, berkutat dan terus berputar sebagaimana ban mobil yang membawanya.
Seorang gadis berusia 18 tahun, Mehetable Jefferson Parera atau sering di sapa Abel. Ia yang dipaksa keluar dari zona nyamannya dan meninggalkan kehidupan amannya di kota Palu. Saat ayahnya, seorang anggota perwira TNI di pindahkan bertugas kembali di kota Poso. Tempat kelahiran ibu Abel.
Rasa cemas mulai menghampirinya saat ia tahu, ia akan melanjutkan pendidikan SMA-nya di sebuah kota yang di kenal sebagai bekas konflik antar kelompok.
Namun seiring berjalannya waktu, rasa cemas pun hilang secara perlahan. Saat ia mulai beradaptasi dengan kehidupan masyarakat Poso dan berkenalan dengan wajah-wajah baru di kota tersebut.
"Benar saja, kalau media adalah tempat pemungutan sampah." Gumam abel.
Abel merasa bahwa media-medialah yang menciptakan ketakutannya akan kota tersebut. Mempublikasikan berita tak sesuai fakta, namun sesuai pesanan kelompok tertentu. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang lelaki yang bernama Salahuddin Al-Farizzy atau sering di sapa Fariz; teman sekelas Abel di SMA N 1 Poso. Yang banyak mengajarkan makna hidup untuk Abel dan membangkitkan jiwa toleransi di negara yang penuh dengan perbedaan.
Fariz merupakan sosok misterius menurut Abel, sebab cara berpikirnya yang kritis dan dengan gayanya yang sedikit melankolis namun romantis. Latar belakang keluarga Fariz-lah yang memaksa hidupnya menjadi kritis. Sebab Ayah Fariz yang di kenal sebagai seorang aktivis pada saat menjadi mahasiswa dan banyak bergabung dengan organisasi-organisasi ekstra kampus. Hingga mengharuskan Fariz menjadi seorang yang rajin membaca. Ayah Fariz merupakan mantan Kepala Dinas pada salah satu instansi di kota Poso, namun karena peraturan Orde Baru yang tak mengaminkan setiap pekerja bagian pemerintahan memiliki istri lebih dari satu. Hingga akhirnya Ayah Fariz memilih untuk pensiun dini. Fariz merupakan anak dari istri kedua ayahnya.
Semenjak pecahnya konflik Poso di tahun 2000-an, Ayah Fariz menjadi incaran pemerintah. Karena dianggap salah satu anggota gerakan separatis yang ada di Poso. Sampai memasuki tahun 2012, Ayah Fariz resmi di tahan. Namun sebelum ayahnya di giring ke Densus 88 ke mobil patroli, ia sempat berpesan pada Fariz,
"Jangan menjadi seperti Papa, hiduplah seperti manusia lainnya. Dan jaga Sholatmu, Ibumu dan adikmu. Teruslah belajar, sehari minimal habiskan membaca 1 Juz Al-Qur'an dan 100 lembar buku."
Pesan itulah yang selalu di ingat Fariz, hingga ia menjadi seorang yang beda dari teman-teman sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Dua Tuhan [ Wattys2019 ]
Novela Juvenil🎖 8: #renjana (28-04-2019) 🎖 13: #novelcinta (26-04-2019) Blurb: Hidup bukan hanya tentang cinta-cintaan tanpa makna. Cerita cinta antara kedua anak manusia yang tidak terpisah oleh jarak, namun terpisah karena sebuah keyakinan. Memulai sebuah per...