(5) 🌻 vergan

34 5 0
                                    

" Mau masuk atau mbolos" tanya vergan

"Kalau masuk lewat mana?" Tanya Desti

" Ikut gue" vergan pun menarik tangan Desti tanpa meminta persetujuan Desti

"Ngapain ke tembok belakang" tanya Desti

" Udah naik aja" ujar vergan sambil membungkuk

" Gue cewek Lo cowok"

" Terus kenape kalo gue cowok?"

" Ya Lo kan pakek celana" ucap Desti sambil memalingkan wajahnya

" Udah naik aja"

" Nggak nanti Lo cari kesempatan dalam kesempitan"

" Naik atau gua tinggal nih"

" Nggak"

" Naik!" Ujar vergan

" Iya iya, jangan ngintip ver"

" Iya iya Des"

Desti pun naik ke pundak vergan

" Cepetan tolol Lo berat!"

" Iya nih udah Sampek" ujar Desti

" Wah indah banget disini ya ver" ucap Desti sambil menengok kanan dan kiri

" Indah apanya orang sebelah Lo aja tong sampah" Desti pun gelagapan karena dia tidak melihat kearah belakang yang pasti disana tempat pembuangan sampah

" Hehe gue kagak liat " ujar Desti

" Ver setelah ni gue harus lompat ?" Tanya Desti

" Iya"

" Sini tangan Lo, nanti jatoh bareng bareng ya" ujar vergan

" Iya ayok. Hitungan ke 3 lompat

1

2

3

Happpp

"Hadeh. ayok masuk kelas gue anterin" ujar vergan

" Nanti kalo Lo ketahuan gimana?"

" Nggak, kalo ketahuan kita dihukum lah gitu aja susah" Desti pun menghela nafas karena jawaban dari vergan tidak yang ada dalam pikirannya. Tak terasa tangan vergan masih memanjakan tangan Desti. Desti pun masih setia menggenggam tangan vergan

" Yaudah sana masuk" ucap vergan

" Iyaudah gue masuk dulu"

"ver..."

" Iya "

" Tangan Lo" ucap Desti dan membuat vergan gelagapan sendiri

" Yaudah gue tinggal"

Desti masuk dengan bersenandung dan duduk disebelah Ita

" Lo dari mana tong jam segini baru Dateng?" Tanya Ita

" Biasa abis jalan jalan ma Abang tercintah" ucap Desti

" Heleh macam tai lu" ucap Rohim yang sedang meminjam kaca didekat Ita

" Wahh Lo tuh ya ni kaca gue tong!" Bentak Ita kepada Rohim

" Yeilah minjam doang mpret" Rohim pun menyaut kaca yang dipegang Ita

" Kalian nggak usah ngebacot deh ni ada pr! Jamnya pak Naufal lo mau dijemur dilapangan cuma nggak mengerjakan pr?" Cerocos rya karena dia tidak fokus sama sekali pada materi nya pak Naufal

" Iya neng" ucap Desti dengan mengelus dadanya

***

Kantin

" Mau pesen apa?" Tanya khotim

" Samain aja " ucap Ita dan diangguki yang lain

Wah wah ada ketos tuh ya Allah nikmat mu sungguh indah

Wahh Bayu ganteng banget

Chimon ganteng banget ya Allah

Aaaaa my baby Bayu

Gila! Gata ganteng banget

Ciptaan mana yang engkau dustakan!

Hp hp Ig Ig post

Cowok SMA merah putih numpang lewat

Begitulah yang terucap dari kaum hawa di SMA merah putih
Mereka selalu mengidolakan bayu and the geng karena hidung yang mancung bibir yang sexy alis yang tebal tubuh yang tegap dan tangan yang di masukkan ke dalam saku membuat nya tambah coo tampan

" Paan sih nggak jelas sumpah! Cuma liat ketos sombong itu aja kayak liat Justin Bieber" gumam Desti

" Lo ngomongin gue!" Ujar Bayu yang sudah berada di dekat Desti

" Paan sih ge-er Lo!"

" E e eh ngapain Lo itu makanan gue!" Saut Desti mengambil lagi makanannya dan alhasil mereka pada rebutan bakso yang di pesan Desti

" Lo udah berani sama gue. Jadi makanan Lo jadi milik gue!" Ujar Bayu

" Lo jangan gitu dong yu kasian Desti nya" bela Riski karena kasian dengan Desti

" Gue nggak ada urusan sama Lo!" Ketus Bayu

" Siniin nggak!" Desti pun memasang wajah judes nya kembali

" Nggak" tolak bayu

" SINI BAYU!!!!!!!" teriak Desti

Pyarrr

" Bakso gue"

" Yah pecah Des" ujar khotim memasang wajah yang tidak merelakan makanan itu jatuh

" Bayuuuuu!!!!" Teriak Desti menggelegar di penjuru kantin

" Cabut!!!!

" Dasar cowok gila!" Ucap Desti sambil melepaskan sepatunya. Dan dilempar tepat di kepala Bayu
Bayu pun hanya melirik Dengan tatapan tajamnya dan pergi meninggalkan kerumunan.

***
Desti duduk di halte menunggu jemputan dari sopirnya, Ntah pergi kemana sopir nya sudah jam 4 sore dan hampir mau huja tapi tidak datang datang

Tiba tiba ada seseorang menghampiri Desti dan memberikan nya jaket

"Vergan ngapain Lo" ucap Desti

" Bernapas " balas vergan sambil menghembuskan nafas, buang dan diulang ulang

" Ihhh paan sih ver"

" Ayo pulang udah mau hujan" ajak vergan

" Tapi..." Belum sempat melanjutkan perkataannya vergan pun sudah memotongnya

" Udah ayok" vergan menarik tangan Desti dan menggenggamnya

" Desss...." Panggil vergan

" Hmm "
****

Next

CERTAIN REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang