10 (Big day)

132K 8.5K 212
                                    

Sherly Auristela POV

Malam kini sudah berganti pagi. Hari pernikahanku akhirnya datang juga. Sebenarnya tadi malem, aku cuman bisa tidur dua jam. Dan sisanya aku gunakan untuk shalat sunnah agar diberi ketenangan hati.

Jam sudah menunjukkan pukul 05:30 dan aku sudah duduk di depan meja rias dan lampu lampu yang menghiasi meja itu. Membiarkan wajahku di rias oleh MUA yang sudah datang semenjak pagi tadi. Untuk akad, aku tidak ingin yang heboh, cukup makeup natural saja yang membuat muka ku terlihat lebih fresh.

Setelah makeup, waktunya berganti baju yang membuatku lebih tegang lagi. Kebaya putih bersih dengan rok batik yang menjuntai kini sudah terpasang di tubuhku dan juga dengan kain brokat putih di atas rambutku.

Mengapa waktu begitu cepat.. 15 menit lagi menuju akad nikah dan aku sudah terduduk di kamar atas dengan seluruh badan yang tampak kaku dan tegang plus tangan dinginku. Semua sahabatku kini sudah di sebelahku.

"Sher minum dulu yuk air putihnya," bujuk Safira yang melihatku daritadi tampak gelisah tak karuan.

Test.. Test..

Suara microphone dari bawah sudah terdengar menjelema rumah ini. Sudah tampak papa yang duduk di seberang mas Raka. Wajah dingin dan tegangnya tampak jelas di layar monitor yang terpasang di kamarku. Apakah ijab qobul akan segera dimulai? Huwaaa.. Dag dig dug.. Jantungku makin tak karuan berdetak sangat kencang..

"Ananda Raka Rafardhan Bratadikara bin Edwin Prambudi Bratadikara, Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama Sherly Auristela Adhitama kepada engkau dengan mas kawin 31.010.019 dan seperangkat alat solat dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Sherly Auristela Adhitama binti Friyadi Arion Adhitama dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" Suara lantang mas Raka mulai terdengar dalam satu hembusan nafas.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah!"

Mataku membuka sempurna setelah memejamkan mata tadi. Kata 'sah' yang terdengar dari kedua saksi di bawah sana menandakan bahwa aku sudah resmi melepas masa lajangku. Selanjutnya, dilanjutkan dengan berdoa dan aku pun mulai menyatukan kedua telapak tanganku di atas paha sambil menundukan kepala.

"Ayo Sher kita kebawah, udah di tunggu suami tuh,"

"Aaa ciee manggilnya udah jadi suami," goda teman temanku yang membuat aku tersenyum malu.

Aku pun didampingi teman teman tersayangku menuruni anak tangga satu per satu. Dibawah sudah tampak ramai dan semua pasang mata kini memusatkan pandangannya ke arahku.

Author POV

Sherly yang sudah tampak cantik dan anggun mulai menuruni tangga dan jalan menuju meja tempat ijab qabul itu dilaksanakan. Suasana rumah mempelai wanita sudah di sulap menjadi tampak cantik dengan nuansa warm white dan juga bunga bunga vintage.

Raka yang sudah menunggu, bangkit dari kursinya. Terdapat suara lembut wanita paruh baya yang terdengar lewat microphone.

"Wah cantik sekali mempelai wanitanya.. Sekarang Raka boleh menyematkan cincin di jari manis istrinya."

"Nah, sekarang dek Sherly yang pasang cincin ke suaminya. Boleh dicium punggung tangan suaminya." Sherly dengan malu malu memegang tangan besar Raka dan menempelkan bibirnya ke punggung tangan lelaki yang sudah sah menjadi suaminya tersebut.

"Sekarang waktunya mempelai pria mencium kening istrinya," Sherly yang mendengar itu kaget dan hanya bisa pasrah saja. Terasa sentuhan hangat di keningnya yang membuat dirinya merasa nyaman.

Notre Destin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang