2

178K 11.9K 147
                                    

Langit sudah berwarna orange, yang artinya matahari sudah mulai terbenam. Sherly yang masih di rumah sakit pun bergegas untuk pulang. Untung hari ini dia lagi gak jaga malam, jadi pertemuannya dengan Raka bisa terlaksanakan.

"Sher, udah mau pulang ya?" tanya Nesya yang hanya melihat Sherly sendiri di ruang koass sambil memasuk masukan buku ke dalam tas, sementara teman teman yang lainnya sudah pulang duluan.

"Iya nih, lo kebagian jaga malam ya?"

"Iyaa huhu,"

"Mangatt Sya, gue duluan ya!" ucap Sherly dengan mengepal kedua tangannya dan menggoyangkannya di depan bahu nya untuk menyemangati sahabat nya itu.

Sherly melajukan mobilnya membelah kota Jakarta dengan kecepatan sedang. Tak sampai satu jam, ia sudah sampai di rumah yang cukup besar bernuansa putih dan abu. "Sejam lagi waktu gue buat siap siap," gumam Sherly.

Sherly pun langsung mandi, tak lupa juga untuk shalat Maghrib, dan berdandan se-natural mungkin. Mengoleskan bedak tipis, alis, maskara, sedikit blush on dan juga yang terakhir lip tint berwarna peach yang sangat cocok di mukanya yang putih itu. Baju nya pun dress selutut berwarna mint dengan bunga-bunga sakura yang membuat dirinya terlihat lebih fresh, apalagi dengan tubuh mungilnya dan juga kulitnya yang putih, sangat cocok untuk dirinya. Sedangkan rambutnya hanya di geraikan seperti biasa.

Tok tok tok

"Masuk," jawab Sherly yang sedang menyisir rambutnya.

"Non, mas Raka nya udah dateng sama keluarganya di bawah. Non Sherly disuruh bapa buat kebawah," ucap bi Inem yang merupakan ART di rumahnya.

"Oh iya bi, saya kebawah sekarang."

Sherly pun menuruni tangga dengan hati-hati dan di ruang tamu sudah ada sosok wanita paruh baya dan disebelahnya laki laki yang lebih tua sedikit daripada wanita tersebut. Dan juga sosok pria yang memakai kemeja hitam juga celana yang senada. Mungkin umurnya sekitar 25 tahunan. "tampan" batin Sherly saat melihat pria itu.

"Sher sini," ucap papanya sambil menyuruh Sherly untuk duduk di sebelahnya. Sherly pun duduk diantara mama papa nya dan juga berseberangan dengan Raka.

"Nah win, Ini anak aku Sherly. Sher, ini temen papa, papanya Raka,"

"Wah udah gede aja ya, dulu masih imut-imut sekarang makin cantik aja," Sherly pun hanya tersenyum dan menyalimi teman papa nya itu dan juga istrinya yaitu teman mamanya juga.

"Sherly om."

"Sherly tan."

"Iya, makin cantik aja deh.. Udah kuliah ya? Jurusan apa ,sayang?" tanya bunda Raka

"Jurusan kedokteran tante, sekarang udah lulus dan lagi koass tan,"

"Oalah, sangkain masih kuliah. Awet muda ya,"

"Hehe, makasih tan," jawab Sherly malu-malu

"Oh ya. Raka, itu kenalan dong sama Sherly, jangan diem aja," bunda Raka pun menyenggol halus pinggang putranya.

"Raka Rafardhan Bratadikara. Panggil aja Raka,"

"Sherly Auristela Adhitama. Panggil aja Sherly," mereka pun bersalaman sambil memperkenalkan diri.

Setelah perkenalan, lanjut dengan makan malam di rumahnya. Kesan pertama Sherly melihat calon tunangannya itu sih ganteng, tapi dia agak cuek plus dingin lagi. Padahal tipe pasangannya yang perhatian dan penyayang. Kalau dia liat cowok itu, kayaknya jauh sama kriteria pasangannya.

Makan malam pun selesai, rasanya ini seperti bukan pertemuan keluarga cewek sama cowok, tapi lebih tepatnya pertemuan orang tua mereka. Dari tadi yang ngobrol cuman mama papa nya, sedangkan Raka asyik makan doang, boro boro memulai pembicaraan.

Hingga suara berat Raka keluar didepan pintu sebelum ia pergi. "Minta kontak," ucap Raka dengan dingin sambil memberi handphone nya ke Sherly.

"Lo ngomong ke gue?" tanya Sherly yang tadi ada di belakangnya dan sekarang mereka berhadapan

"Iya," jawab Raka dengan datar

Sherly pun mengambil handphone Raka yang sudah disodorkannya daritadi dan menyimpan nomor handphonenya disana.

Drrtt...drttt

"Itu nomor saya, simpan ya."

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Sherly yang hendak untuk tidur, mengurungkan niatnya setelah melihat kakak nya pulang. Ary yang sudah daritadi di ambang pintu menghampiri adik satu satunya itu.

"Abanggg," teriak Sherly sambil memeluk abangnya yang baru pulang dari luar negri. Kakak nya yang mempunyai perusahaan, baru saja tiba di Jakarta sehabis perjalanan bisnis nya dari London.

"Ihh.. Abang kok kalau pulang gak bilang bilang, kan Sherly bisa jemput ke bandara." Setiap Sherly bersama abangnya, pasti manja nya keluar.

"Kalo abang bilang-bilang namanya bukan surprise dong."

"Oh iya, tadi katanya kamu udah ketemu sama calon tunangan kamu ya dek? Gimana first impression nya?" sambung Ary.

"Ya gitu deh, ganteng sih.. Tapi dia dingin plus cuek.. Bukan tipe Sherly banget bang," jawab Sherly yang masih berpelukan dengan abangnya dan menyenderkan kepalanya ke dada bidang abangnya.

"Eh, jangan salah loh dek. Rata rata cowok yang dingin dan cuek itu cuman diluar doang, aslinya bisa jadi hangat. Siapa tau Raka tipe orang yang diam diam menghanyut.. Who knows?" ucap Ary sambil mengacak-acak rambut adiknya itu. Gak kerasa, adik mungilnya dahulu sekarang berubah menjadi gadis yang cantik, dan sebentar lagi akan mempunyai suami dan tanggung jawabnya sebagai kakak sudah dipindahkan ke suami nya kelak.

"semoga kamu bahagia dengan suami mu nanti, dek" batin Ary yang sedang mengeluskan rambut adik perempuannya itu pelan-pelan.

Notre Destin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang