31

98.8K 6.3K 226
                                    

Hari ini Sherly dan Raka sedang bersiap siap menuju bandara. Raut wajah Sherly tampak bahagia dan antusias ke tempat yang akan ia tuju dengan sang suami.

Bagaimana tidak antusias, jika hari ini mereka akan pergi ke Korea.

Okay, sebelumnya kalian mungkin penasaran kenapa mereka bisa ke Korea.

Jadi, minggu lalu Sherly baru saja menyelesaikan ujiannya. Ujian yang akan menentukan lulus atau tidaknya ia sebagai dokter.

Sebagai hadiah dan sekaligus refreshing bagi Sherly, Raka memberi hadiah tiket ke korea untuk berdua. Hmm, sekalian honeymoon sih haha.. (ada udang di balik bakwan guys)

Pria itu menepati janjinya memberi kado pada Sherly. Dan Sherly tentu saja senang mendapat hadiah itu. Korea merupakan salah satu negara yang ingin ia kunjungi dari dulu.

Saat ini Sherly dan Raka sedang dalam perjalanan menuju bandara. Mereka berdua diantar oleh Rani, Ayu, dan Friyadi.

Edwin -ayah Raka- absen untuk kali ini. Pria berpangkat jenderal itu sedang ada pekerjaan di luar pulau. Alhasil Edwin hanya menitip salam dan pesan kepada anak dan menantunya.

Sesampainya di bandara, Raka mengeluarkan koper dari mobil.

"Hati hati ya nak, jangan lupa bawa oleh oleh buat kita," ucap Ayu dengan kekehannya.

"Pasti. Nanti Sherly bawain deh skincare buat mama sama bunda haha." Sherly menyampirkan tas sling bagnya ke bahu dan mengeluarkan hanpdhone di dalam tas merah mudanya.

"Nanti kalo ketemu chang wook, mama titip salam ya," canda Ayu. Walaupun umurnya sudah tak muda lagi, Ayu masih sering gaul dengan sosmednya. Bahkan ia memfollow beberapa artis korea. Seperti lee min ho, ji chang wook, sampai lee jong suk.

Jangan tanya Ayu tau darimana. Sudah dipastikan dari anak perempuan satu-satunya.

Bahkan mereka pernah menonton drakor bersama.

"Bunda juga titip salam ke lee min- min- eh siapa sih yang di iklan kopi itu,"

"Lee min ho bun,"

"Nah iya, itu."

"Haha, bunda ada ada aja. Bunda tau emang?"

"Tau lee min ho aja." Mereka bertiga pun tertawa bersama. Sementara Raka yang sudah selesai menurunkan kopernya, menghampiri istri, ibu, dan mertuanya.

"Papa ga ngerti deh kalian ngomong apa." ucap Friyadi yang daritadi hanya menyimak percakapan para wanita.

Raka melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 10 malam. Sebentar lagi, baggage drop penerbangannya akan ditutup.

"Kayaknya Raka sama Sherly udah harus masuk," ucap Raka sambil menarik trolly handle koper miliknya.

"Yaudah, kalian hati hati ya. Semoga selamat sampai tujuan." Friyadi menyampiri Raka dan Raka pun pamit kepada Friyadi, ia mencium punggung tangan sang mertua.

"Aamiin, makasih pa. Raka sama Sherly pamit ya."

"Iya, jangan lupa pulang bawa cucu buat mama papa." bisik Friyadi tepat di telinga Raka. Sementara Raka tersenyum malu mendengarnya.

"Hajar terus jangan kasih libur." lanjut Friyadi dengan kekehannya. Begini begini juga, ia pernah muda.

"Nanti bikin yang banyak, kalo perlu satu pleton."

"Ish, papa kok bisik bisik sih, ada apa?" tanya Sherly dengan tampang penasarannya. Menghancurkan acara bisik bisik papa dengan sang menantu.

"Nggak, nggak kenapa napa. Kamu hati hati ya nak." Friyadi dengan wajah polosnya menghampiri Sherly yang tak tau menau topik pembahasan papa dan Raka.

Notre Destin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang