44

71K 4.8K 55
                                    

Pemotretan yang dilakukan Sherly dkk baru saja selesai. Mereka sangat puas ketika melihat hasil pemotretan dari kamera.

Foto pertama dengan kebaya dan medali yang mengalung di leher mereka. Foto kedua dengan snelli yang melambangkan resminya mereka menjadi dokter.

Setelah pemotretan keluarga dan yang terakhir dengan sahabat sahabatnya selesai, Sherly dan Raka pamit untuk pulang.

Sherly dkk pun juga pulang disaat yang sama.

Selama diperjalanan pulang, hanya hening yang melingkupi atmosfer mobil. Hingga suara Raka memecah keheningan.

"Sherly.."

"Hm?" Sherly melirik ke arah Raka yang sedang menyetir.

"Kalau nanti malam ada acara, kamu capek gak?" tanya Raka sambil memegang lembut tangan Sherly dengan tangan kirinya yang bebas.

"Enggak kok. Acara apa?" Sherly menatap Raka yang memberi senyum misteriusnya.

"Ada deh." Raka mencubit gemas pipi Sherly.

"Ih sok misterius deh."

"Nanti juga kamu tau."

***

Sherly menatap wajahnya di cermin. Sedikit sedikit ia merapihkan alis dengan spoolie di tangannya. Makeup yang tadi ia gunakan sudah ia hapus karena Sherly merasa berlebihan jika menggunakan makeup itu.

Kali ini ia hanya akan membuat simple seperti biasanya.

Cukup lama berkutat dengan berbagai alat make up nya, Sherly pun akhirnya keluar dari kamar dan menghampiri Raka yang sudah siap dengan kemeja putih yang ia gulung sedikit hingga bawah siku.

Raka yang sedang bermain games melirik ke arah pintu yang terbuka dan segera mematikan handphone-nya.

"Sudah siap?"

"Udah, yuk." Sherly merangkul sebelah tangan Raka dan mereka pun segera menuju mobil yang terparkir di carport.

Butuh waktu satu jam lebih untuk sampai ke tempat yang mereka tuju.

Raka menghentikan mobilnya di depan salah satu gedung pencakar langit di ibu kota. Ia pun turun mengajak Sherly lalu menyerahkan kuncinya kepada petugas valet.

Sherly pun mengikuti saja kemana Raka membawanya. Toh ia sudah bertanya berulang kali namun Raka selalu menjawab 'nanti juga kamu akan tau'.

Raka memasuki lift dan menekan angka 52. Sherly membulatkan matanya ketika melihat lantai mana yang akan ia tuju.

"Mas? Serius?"

Raka mengangguk dan tak melepaskan pegangan tangannya.

"Tinggi banget loh? Ini acara siapa sih?"

Raka tak menjawab hingga suara 'ting' dari lift menandakan bahwa mereka telah sampai di lantai yang mereka tuju.

Pintu lift terbuka perlahan dan menampilkan pemandangan indah yang mampu membuat Sherly ternganga.

"Selamat malam. Apakah anda sudah reservasi sebelumnya?" Seorang pegawai wanita menyambut hangat ke arah Raka dan Sherly. Ia sedikit membungkuk untuk memberi hormat kepada pasutri didepannya.

"Sudah." jawab Raka datar dan tanpa ekspresi.

"Maaf atas nama siapa?"

"Raka." Pegawai wanita itu pun mencari nama Raka di tablet yang ada ditangannya dan segera mengantar Raka juga Sherly ke tempat yang telah dipesan.

Notre Destin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang